Agustus 02, 2023

,


Umat islam berada di jalan yang sama, tidak ada yang lebih mulia di antara umat islam, tidak ada kasta dalam perputaran kehidupan umat islam, semuanya setara kecuali mereka yang lebih Taqwa, maka dia yang dianggap mulia di sisi Allah, bahkan dalam islam memberi hormat kepada nabi secara berlebihan itu tidak di perbolehkan,  semisal hormat sambil berdiri, perbuatan seperti itu nabi tidak suka, begitu pun pada keturunan Nabi, walaupun mereka harus di hormati, namun cukup sekedarnya saja, karena itu merupakan sebuah kehidupan yang semunya mempunyai hak dalam kehidupannya.

islam selalu memberikan konsep yang luar biasa, tidak ada paradigma yang terjadi luar biasa kecuali dalam paradigma keislaman, karena di dalamnya mempunyai banyak tuntunan yang harus di lakukan, dan ini merupakan sebuah konsep yang di bangun oleh pembawa risalahnya sejak 14 abad yang lalu, sehingga mampu bertahan sampai sekarang, dan tidak akan mungkin sebuah pernyataan itu bertahan selama empat belas abad, melainkan sebuah kebenaran, karena itu merupakan sebuah kebenaran yang tidak terbantahkan.

Ada sebuah ungkapan yang mengharumkan umat islam, yang di bawa oleh pemikir Inggris bernama thomas carlyle, dia mengatakan bahwa Nabi muhammad adalah pembawa agama islam yang menjadi lentera dalam kehidupan, dan menjadi sebuah pijakan, yang tidak mungkin pembawanya itu bohong, dan menjadi sebuah pijakan sampai umat islam rela mati demi agamanya, coba kita pikir, mana ada agama lain yang lebih teguh pendiriannya ketimbang umat islam, bahkan mereka rela mati demi agamanya, ini perkataan seorang filsuf Inggris yang mengakui atas kredibilitas nabi muhammad, yang mampu membawa agamanya sampai pemeluknya rela mati dengannya.

Bagaimana mungkin seorang muhammad itu berbohong, sedangkan agama yang di bawanya menjadi lentera selama empat belas abad lamanya, yang tidak akan mungkin bertahan sampai sekarang melainkan dengan kebenaran, karena setiap kebohongan tidak akan melahirkan kebijakan dan keutuhan, walaupun semisal bisa utuh, tapi tidak akan melahirkan sebuah kebijakan.

Umat islam tidak ada yang berbeda, Nabinya selalu menanamkan konsep kesetaraan, sebagaimana Khutbah beliau sebelum meninggal tentang konsep kesetaraan, dia menanamkan tentang kemanusian yang saling membutuhkan, dia menanamkan  bahwa yang kulit putih tidak lebih mulya ketimbang kulit hitam, kulit hitam tidak lebih rendah dari kulit putih, orang arab tidak lebih mulya ketimbang orang yahudi , begitupun sebaliknya, semunya mempunyai kedudukan masing masing, memiliki hak hidup, memiliki hak untuk bisa mengaplikasikan hidupnya, dan setiap orang berhak untuk mengatur hidupnya, lalu apakah ajaran islam ini salah atau justru sebuah kebenaran???.
Nabi di utus pada suatu Kaum, sebab manusia sudah mulai tidak menanamkan konsep kesetaraan, sebagaimana orang romawi yang memperlakukan budaknya seakan barang dagangan, yang bisa di gunakan semaunya, bahkan dicambuk atau tidak di beri makan, memang semua hak budak milik tuannya, bahkan dijadikan bahan pameran sekalipun itu hak tuannya, namun tetap budak itu merupakan manusia, yang mempunyai sebuah kehormatan, dalam agama islam, kalau kehormatan di injak injak, boleh umat islam untuk memerangi dengan alasan menjaga kehormatan.

Dan salah satu tugas Nabi adalah menghilangkan perbudakan, yang mana masyarakat mekkah di zaman jahilah, memiliki kebiasaan melampaui batas dalam menghukum budaknya secara tidak berperikemanusiaan, hal ini terjadi pada bilal bin rabbah, yang di jemur di tengah gurun pasir tandus dan panas, di atas perutnya di letakkan batu besar, sungguh perbuatan tersebut merupakan sebuah ke dhaliman.

Nabi membawa risalah sebagai pemberantas kedhaliman manusia saat itu, sebab konsep kesetaraan tidak terealisasi kan, sehingga manusia tidak mendapati ketenangan dan kedamaian, akibat adanya sebuah perbudakan yang mengakar pada kehidupan sebelum islam, hal itu yang menjadikan Muhammad sebagai sosok nabi saat itu datang dengan proyek besarnya yaitu memberikan ketenteraman dan kedamaian, yang mana hal itu bisa di dapatkan dengan sebuah konsep kesetaraan, karena apabila konsep itu tidak ada, mustahil manusia akan tenteram dan damai, sebab adanya sebuah hak manusia yang tidak  terealisasi kan.

Konsep kesetaraan dan hak asasi yang di gaungkan empat belas abad yang lalu, baru digauangkan oleh PBB pada abad ke sembilan belas, sedangkan hal itu sudah di gaungkan empat belas abad yang lalu oleh  Nabi muhammad SAW. PBB memikirkan manusia yang saat itu tidak mempunyai hak untuk melakukan sesuatu, baik bagi dirinya dan orang lain, dan hal itu lebih dulu sudah di pikirkan oleh nabi besar muhammad SAW. 

Hal tersebut yang menjadikan islam berbeda dengan agama lain, yang memberlakukan konsep kasta seperti umat hindu, yang mana kasta paling tinggi berahma  merupakan kasta yang paling berhak atas sesuatu untuk tuhanya, kasta brahma merupakan kasta yang paling tinggi di agama hindu, kasta yang lain berada di bawah kekuasaanya, sehingga tidak jarang di india kasta yang paling rendah teraniaya.

Di kehidupan agama hindu, kasta brahma bagaikan sebuah kepala dan kasta kesatria ibarat tangannya, yang tugasnya adalah melindungi kasta brahma, dan level yang paling bawah adalah kasta budra, ia bagaikan kaki, yang tugasnya melayani kasta brahma, kehidupannya terserah kasta brahma, bahkan pekerjaannya tidak di bayar dan tidak di permasalahkan. Inilah konsep kehidupan hindu,yang tidak ada jalan untuk hapuskan, sampai sekarang para penguasa di sana memikirkan cara agar konsep kasta segera hilang, namun bagi kaum hindu hal itu tidak akan bisa dihilangkan, sebab mereka menganggap kasta merupakan utusan tuhan.

Mahadma gandi seorang pemikir dari agama hindu, yang sangat kagum terhadap nabi muhammad, dia banyak membaca tentang sejarah nabi muhammad, salah satu yang di kagumi adalah konsep kesataraan dalam risalah muhammad , dia menganggap bahwa }dengan konsep kesataraan manusia bisa hidup berdampingan aman dan damai.
Dia juga ingin menghilangkan konsep kasta yang berada di agama hindu, padahal dia sendiri dari kasta yang tinggi, dengan cara dia menikahkan anak laki lakinya dengan  wanita dari kaum dalit yang tidak berkasta, orang hindu mempercayai bahwa kaum dalit merupakan kaum yang tidak boleh di sentuh karena kaum dalit merupakan kaum yang najis.

Banyak komentar pedas dari para petinggi hindu padanya, mereka mengecam tindakan mahad magandi yang banyak membaca tentang sejarah muhammad, sehingga dia tidak patuh terhadap dewa sendiri, mereka mengacam mahad magandi telah menghinakan tuhan mereka, karena menikahkan anaknya dengan kaum yang najis. 

Islam menjadi  penerang bagi manusia, sehingga orang yang hidup beragama islam merasa tentram dan damai, karena hal itu yang selalu di cari manusia, sedangkan konsep kesetaraan sulit di peroleh di kehidupan sebelum islam. 
Coba kita bandingkan antara kehidupan sebelum islam dengan kehidupan setelah datangnya islam, bagaimana kaum kafir qurais dan kaum romawi sangat bejat terhadap budaknya, bahkan mereka pantas di katakan orang yang dhalim.
Kehidupan sebelum islam di mekah, seakan ada benteng Pemisah antara kehidupan orang kalangan atas dan bawah , tidak ada orang yang  mampu merobohkan benteng itu kecuali nabi muhammad, karena hal itu merupakan tradisi yang mulia menurut mereka, tradisi yang sangat mengakar, apalagi kehidupan arab sebelum islam terkenal dengan orang yang keras kepala, bahasanya yang kasar, mereka tidak bermuka dua, artinya ketika mereka ingin mengatakan sesuatu , pasti mereka mengatakannya walaupun hal itu menyakiti.

Itu sebuah alasan mengapa Nabi muhammad harus hijrah ke Madinah, dakwah beliau di mekah hanya bisa mengislamkan  kurang lebih delapan puluh tiga orang, dalam kurun waktu tiga belas tahun, sedangkan dakwah beliau di Madinah, walaupun hanya sepuluh tahun, tapi penduduk Madinah yang ikut ke agamanya tidak terhitung jumlahnya, dan salah satu faktornya adalah orang madina mayoritas beragama yahudi, yang di dalam kitabnya di jelaskan dengan perinci tentang datangnya agama terakhir.
hal itu menjadi alasan mengapa agama islam di terima setiap golongan, karena dalam konsep dakwah islam adalah konsep kesetaraan, dan dengan konsep kesetaraan, manusia bisa menyampaikan sesuatu yang benar terhadap siapa pun, karena derajat mereka tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah, dan hal itu juga akan menghapus rasa canggung diantara mereka, siapa pun berhak menyampaikan sesuatu yang benar, karena mereka menganggap itu merupakan sebuah keharusan sebagai Umat islam.

Dan coba kita pikirkan, andaikan konsep kesetaraan itu tidak ada dalam agama islam, saya yakin islam tidak akan sejaya seperti sekarang, karena pasti umat islam masih ada rasa ketidakpuasan dalam ajarannya atau rasa kurang pantas dalam dirinya, sehingga untuk menyampaikan sebuah kebenaran masih melihat terhadap kedudukannya.

Seandainya manusia masih melihat kedudukan adalah merupakan sebuah konsekuensi kemunduran atau menjadi sebuah kelenturan yang terdapat dalam sebuah ajaran, karena manhaj dalam kesetaraan akan menghilangkan sebuah kedudukan, maka akan terbentuk sebuah fenomena yang terjadi pada diri manusia, contoh konkretnya adalah bahwa setiap ulama yang wafat, tidak langsung di gantikan anaknya, tetapi terdapat seorang penerus yang keilmuannya hampir sama atau bisa jadi melebihi ulama tersebuat, sehingga umat islam, siapapun bebas dan pantas untuk mengungkapkan sebuah kebenaran, jika orang itu mempuni dalam keilmuannya.

Namun tidak semua pantas dalam mendeklarsikan kebenaran, ada orang tertentu yang memang pantas untuk di jadikan panutan dalam mengungkapkan sebuah kebenaran, sehingga walaupun umat islam ada konsep kesetaraan, tapi tidak bisa menghilangkan sebuah konsep kepantasan dalam menyampaikan, karena hal itu memerlukan sebuah ilmu yang harus dikuasai oleh Penyampai kebenaran.

Follow Us @soratemplates