Keramat Abu al-Barakat; Imam Ahmad Dardir
Abu al-Barakat adalah laqab atau
panggilan umum yang disandangkan kepada Imam Ahmad Dardir (1127-1201 H). Beliau
tidak sekedar dikenal sebagai orang Alim, melainkan juga al-Alim ar-Robbani
yang dianugerahkan ilmu dhahir dan batin. Hal itu dikarenakan sanad keilmuan
beliau dikenal jelas dan terhubung langsung kepada cahaya baginda Rasulullah
Saw.
Sementara
itu, aliran fikih Imam Dardir yaitu Malikiyah. Hal ini ditandai keluasaan
beliau terhadap penguasaan madzhab Maliki sehingga memperoleh sematan Malikiyah
al-Syaghir (Maliki kecil) dari para pengikutnya. Di samping juga
karya-karyanya, terutama dalam bidang fikih Maliki, yang banyak dikonsumsi para
pelajar hingga abad modern ini, seperti Syarah Mukhtasar Khalil, Aqrabul
Masalik li Madzhab al-Imam Malik dan lain sebagainya.
Di
pesantren dulu, karya Imam Dardir yang menjadi kajian menarik adalah kitab Isra’ Mikraj. Kitab ini merupakan
kajian tahunan yang dibaca setiap malam Isra Mikraj mulai dari pengantar
(muqaddimah) sampai selesai, yakni dimulai selesai salat Isyak sampai khatam.
Konon,
ada kisah inspiratif yang populer ditelinga para pelajar, termasuk sebagian
kalangan masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir) tentang Imam Dardir bersama
gurunya, Syeh Ali as-Soidi. Semenjak menjadi pelajar, sang guru telah
mengetahui potensi Imam Dardir yang tersambung dengan baginda Rasulullah saw.
Karenanya, sang guru mengirimkan pesan “Salam” melalui Imam Dardir agar
disampai kepada baginda Rasul. Usai disampaikan, Rasulullah menjawab salam
Ali as-Soidi seraya menambahkan, “Kenapa
dia (Ali As-Soidi) tidak mengunjungi saya ke Madinah”. Tanyanya.
Pesan
Rasul ini kemudian disampaikan lagi kepada sang guru dan dengan seketika,
beliau (Ali As-Soidi) menangis deras hingga akhirnya menjawab, “Wahai Dardir !
Mohon sampaikan salam saya kepada Rasulullah bahwa saya tidak mampu mengunjungi
beliau di Madinah”.
Sebagai
mediator yang amanah, Imam Dardir menghantarkan salam sang guru kepada
Rasulullah dan Rasul pun menjawab, “Apabila dia (Ali As-Soidi) ingin
mengunjungi saya, maka temuilah saya di makam (Imam) Syafii setiap hari Jum’at
setelah ashar
sampai fajar hari sabtu”.
Demikian
komunikasi ahli makrifat, guru dan murid sama-sama Alim robbani dan terkoneksi
dengan baginda Rasulullah Saw. Demikian pula jiwa dan raga mereka senantiasa
tersambung dengan baginda Rasulullah Saw.
Karenanya,
Habib Umar bin hafidz pernah berpesan agar kita senantiasa bergaul dan
memandang orang-orang saleh supaya kelak kita dibangkitkan bersama mereka
hingga puncaknya, kita dapat memandang wajah terindah, yaitu cahaya baginda
Rasulullah Saw”.
Sekian
semoga bermanfaat !
_____
Kisah
di atas diperoleh dari sambutan Syeh Emad Khotib Masjid Abul Barakat, Imam
Ahmad Dardir pada acara Haul Imam Dardir.
oleh : Muchtar Makin Yahya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar