,
“Bahagiaku
adalah bahagiamu”
Ketika cinta sepenuhnya kau rangkul, begitu kuat kau
genggam tanganku, agar aku tidak mudah terjatuh, dan kau biarkan aku
menangis dipundakmu sebagai sandaran, lalu kemudian tertidur pulas. Ini
bukan sebuah opini agar aku mendapatkan kasih sayang darimu, melainkan ini
adalah bentuk cinta, agar aku selalu berada dalam keluh kesahmu.
Ibu, mama, umi, bunda, mungkin
adalah sebuah panggilan khusus yang tidak pernah berubah sejak manusia
dilahirkan, atau bahkan tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nanti
saat dunia beranjak. Disini aku mulai tersentuh akan sebuah sejarah baginda
rasulullah saw, kala baginda menangis di samping makam ibundanya,
ada haru yang sempat terlupakan dan mulai aku ingat, bahwa baginda Nabi
Saw. adalah sosok insan kamil bahkan lebih dari sempurna yang sejak balita
telah hidup tanpa kedua orang tuanya, bahkan ayah baginda meninggal
sebelum baginda Saw dilahirkan.
Akan ada tangis di ujung senja, saat orang-orang tersayang
beranjak pergi untuk selamanya, begitupun dengan baginda rasulullah
saw, saat beliau berziarah duduk bersandar di samping makam ibundanya
yang terletak di Abwa, beliau menangis sejadinya seperti lazimnya
kanak-kanak yang menangis pada umumnya, air mata baginda yang mubarak mulai
mengalir membasahi janggutnya, ketika itu pula baginda berkata pada para
sahabatnya yang pada saat itu ikut serta bersama beliau: "Aku akan
bermalam disini, disisi ibuku pada malam ini", betapa sangat sayang
rasulullah pada ibundanya, padahal para sahabat telah menyediakan kemah khusus
untuk baginda istirahat dan bermalam disana.
Diceritakan oleh sayyidah Aisyah r.a beliau berkata:
"Rasulullah memimpin kami dalam melaksanakan haji wada', kemudian
baginda mendekat kubur ibunya sambil menangis sedih, maka akupun ikut
menangis karena tangisnya."
Maulana Thariq Jamil berkata:"Aku tidak pernah
menangis berkali-kali menceritakan suatu kisah, melainkan kisah baginda
saw ketika menziarahi makam ibunya siti Aminah r.a pasti aku akan menangis lagi
dan lagi."
“Seorang
anak yang hebat, sebab ada ibu yang lebih hebat”
Terkdang manusia berfikir kehebatan itu terlahir dengan
sendirinya tanpa adanya alaqah antara dia dengan ibunya, padahal berkat
doa seorang ibu yang selalu berkeluh kesah pada tuhannya, tuhanpun memberikan
sesuatu yang lebih pada dirinya. Bahkan terkadang manusia merasa lebih pintar
dari seorang ibu yang telah melahirkannya, ketika pendidikan dan pangkat
seorang anak lebih tinggi dari pada pendidikan dan pangkat ibunya, padahal
dibalik itu semua ada sebuah bibir seorang ibu yang selalu mendoakannya, bahkan
ibu lebih sering berdoa untuk anaknya dari pada berdoa untuk dirinya sendiri.
Di dalam al Quran Allah juga memberi peringatan, agar
seorang anak selalu hormat terhadap kedua orang tuanya, untuk tidak kasar
walaupun hanya dengan sebuah kata "Ah" apalagi sampai menghardiknya.
Firman Allah: "فلا تقل لهما أف".
“Betapa mulianya kedudukan kedua orang tua disisi Allah”
Maka karena usiaku dan usiamu sangatlah terbatas, mungkin
hanya doa yang harus selalu aku panjatkan untuk ayah dan ibu. karena ada banyak
hal yang juga harus dipertanggung jawabkan disisi Allah. Kemudian bagaimana
jika tiba-tiba dunia beranjak, dan beralih kedunia selanjutnya, sedangkan
ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah ada pada murka
kedua orang tua? maka wahai ibu dan ayah, aku titip surgaku padamu.
Oleh: Nafia Zaini