Tampilkan postingan dengan label Susastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Susastra. Tampilkan semua postingan

Juli 29, 2018

,





Bahagiaku adalah bahagiamu

Ketika cinta sepenuhnya kau rangkul,  begitu kuat kau genggam tanganku, agar aku tidak mudah terjatuh,  dan kau biarkan aku menangis dipundakmu sebagai sandaran, lalu kemudian tertidur pulas.  Ini bukan sebuah opini agar aku mendapatkan kasih sayang darimu, melainkan ini adalah bentuk cinta,  agar aku selalu berada dalam keluh kesahmu.

Ibu,  mama,  umi,  bunda,  mungkin adalah sebuah panggilan khusus yang tidak pernah berubah sejak manusia dilahirkan,  atau bahkan tidak akan pernah terlupakan, bahkan hingga nanti saat dunia beranjak. Disini aku mulai tersentuh akan sebuah sejarah baginda rasulullah saw,  kala baginda menangis di samping makam ibundanya,  ada haru yang sempat terlupakan dan mulai aku ingat,  bahwa baginda Nabi Saw. adalah sosok insan kamil bahkan lebih dari sempurna yang sejak balita telah hidup tanpa kedua orang tuanya,  bahkan ayah baginda meninggal sebelum baginda Saw dilahirkan.

Akan ada tangis di ujung senja, saat orang-orang tersayang beranjak pergi untuk selamanya,  begitupun dengan baginda rasulullah saw,  saat beliau berziarah duduk bersandar di samping makam ibundanya yang terletak di Abwa,  beliau menangis sejadinya seperti lazimnya kanak-kanak yang menangis pada umumnya, air mata baginda yang mubarak mulai mengalir membasahi janggutnya,  ketika itu pula baginda berkata pada para sahabatnya yang pada saat itu ikut serta bersama beliau: "Aku akan bermalam disini,  disisi ibuku pada malam ini", betapa sangat sayang rasulullah pada ibundanya, padahal para sahabat telah menyediakan kemah khusus untuk baginda istirahat dan bermalam disana.

Diceritakan oleh sayyidah Aisyah r.a beliau berkata:  "Rasulullah memimpin kami dalam melaksanakan haji wada',  kemudian baginda mendekat kubur ibunya sambil menangis sedih,  maka akupun ikut menangis karena tangisnya."

Maulana Thariq Jamil berkata:"Aku tidak pernah menangis berkali-kali menceritakan suatu kisah,  melainkan kisah baginda saw ketika menziarahi makam ibunya siti Aminah r.a pasti aku akan menangis lagi dan lagi."

“Seorang anak yang hebat,  sebab ada ibu yang lebih hebat”

Terkdang manusia berfikir kehebatan itu terlahir dengan sendirinya tanpa adanya alaqah antara dia dengan ibunya,  padahal berkat doa seorang ibu yang selalu berkeluh kesah pada tuhannya, tuhanpun memberikan sesuatu yang lebih pada dirinya. Bahkan terkadang manusia merasa lebih pintar dari seorang ibu yang telah melahirkannya, ketika pendidikan dan pangkat seorang anak lebih tinggi dari pada pendidikan dan pangkat ibunya, padahal dibalik itu semua ada sebuah bibir seorang ibu yang selalu mendoakannya, bahkan ibu lebih sering berdoa untuk anaknya dari pada berdoa untuk dirinya sendiri.

Di dalam al Quran  Allah juga memberi peringatan, agar seorang anak selalu hormat terhadap kedua orang tuanya, untuk tidak kasar walaupun hanya dengan sebuah kata "Ah" apalagi sampai menghardiknya. Firman Allah: "فلا تقل لهما أف".

“Betapa mulianya kedudukan kedua orang tua disisi Allah”

Maka karena usiaku dan usiamu sangatlah terbatas, mungkin hanya doa yang harus selalu aku panjatkan untuk ayah dan ibu. karena ada banyak hal yang juga harus dipertanggung jawabkan disisi Allah. Kemudian bagaimana jika tiba-tiba dunia beranjak, dan beralih kedunia selanjutnya, sedangkan ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua, dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua? maka wahai ibu dan ayah, aku titip surgaku padamu.


Oleh: Nafia Zaini


Juli 20, 2018

,




Manusia dan Gemerlap Dunia

وللهِ إكمالُ الصّفاتِ تكامُلاً {÷} إلهٌ هو الرّحمنُ كُنْ مُتورِّعًا

درَيْنا هَوى الدّنيا ففيها شوائِبُ {÷} لواعيِّها وما كان مُقنّعًا

وفيها الفناءُ والنقائِصُ قبْضَةً {÷} كما حلّنا النِّسيانُ كان طبائِعًا

ولا يسقِطَن من كان يزْرحُ خطْبه {÷} على الجُحْر والوادي فكان تتابُعا

بحرالطويل ~ فعولن مفاعيلن أربع مرات

"Kesempurnaan hanyalah hak prerogatif AlLah swt. semata, Zat yang maha pengasih lagi maha penyayang. Maka jadilah engkau sebagai ahli wara'!"

"Jika kita renungkan, rugilah orang yang terbuai mencintai dunia. Ia hanya akan membuat seseorang tampak semakin rakus dan lapar."

"Dunia hanyalah ladang kehancuran dan penuh kekurangan. Sebagaimana tabiat manusia, tempat salah dan lupa."

"Tetapi, tidaklah boleh baginya terperosok pada satu jurang, untuk yang kedua atau yang kesekian kalinya (baca: keledai)"


Pelajar Rantau

سافَرْت مِنْ موْطِنٍ قِيل لَه العامِرُ {} بُعدًا عَنِ الأهلِ وَالأصْحابِ كلِّهمِ

ليَ العَزائمُ والرَّجاةُ أمْسِكُها {} كطالبِ العلمِ والتّبَرُّك الدَّائمِ

مافي العُقُول لِذي عقلٍ وذيْ نظرِ {} لفاقِدِ الشّيْءِ أنْ يَحْباه بالمُحْكَمِ

~ بحرالبسيط ~ مستفعلن فاعلن ثمان مرات

"Aku pergi jauh merantau, meninggalkan sanak kelurga dan para sahabat."

"Bagiku adalah tekad dan harapan sebagai prinsip, bak seorang pelajar yang senantiasa mengharap limpahan berkah."

"Karena tidaklah mungkin, bagi orang yang tidak memiliki sesuatu, akan memberikan sesuatu itu pula (secara otentik)."


Sajak Kaula Muda


أهلُ الشَّبابِ ذَوُوْ العزائم واعْتَنُوْا # بأمورٍ ما يسْتقْبِلون وأحْسَنوا

كمُكافِحٍ صَدْر الحماسةِ يجْهدُ # فسوى غرام الأجنبي يقْطنُ

فتَجانبوا غزْلَ الحُدودِ الجامِد # في سُحْنةٍ لقِراءةِ الدَّرْسِ اقْرِنُوا

~ بحرالكامل ~ متفاعلن ست مرات

"Para pemuda adalah mereka yang bercita-cita dan bertanggung jawab terhadap masa depannya."

"Penuh semangat sebagai pejuang dan bukan hanya sibuk dengan asmara  (baper-baperan)."

"Wahai para pemuda, jauhilah jenis pacaran! Namun selagi masih sempat, gunakanlah untuk hal bacaan."

A. Bas Salim (Mahasiswa Fakultas Lughah Arabiah Al-Azhar Kairo-Mesir)

April 12, 2018

,
















Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-Nya Setiap waktu.

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru: "Ya Allah!"

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru: "Ya Allah!"

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru: "Ya Allah!"

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah: "Ya Allah!"

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru  "Ya Allah!"

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus anda pikul, menyerulah:"Ya Allah!"

Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita, dan wajah zaman berlumuran debu hitam kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang, dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah.

Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang menetes penuh keikhlasan, hanya mengharapkan belas kasiha-Mu ya tuhan.

{Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya.}

Allah: Nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga, dialah tuhan yang berhak disembah.

Allah: Dari-Mu semua kasih sayang, perhatian, pertolongan, bantuan, cinta dan kebaikan.

Allah: Pemilik segala keagungan, kemuliaan  dan dzat yang  Maha SEMPURNA.

             (   كن مع الله فإذا لم تكن مع الله فكن مع من كان مع الله فإنه يوصلك إلى الله )


Oleh: Rokib Slamet

Maret 25, 2018

,



















Apa itu cita-cita ?

Di pagi yang cerah dengan seyuman khasmu beserta lantunan ayat-ayat al Quran yang terucap dari bibirmu beserta suara indahmu yang membuat hatiku bergetar bagaikan kilatan guntur yang menusuk dalam dadaku, yang mana membuat  diriku sendiri terkesima mendengarkan suaramu dan menjadikanku semangat  pada pagi hari ini.  Ada apa akhi ?.. kok termenung lagi mikirin akhwat yaa..? ...iiih ngawur ajaniih...  ana gak papa kok kak. Cuman terasa enak aja mendegar suara lantunan al Qur an kakak. Oh iya kak , kakak hafalin al qur’an berapa tahun beserta qira’ah sab’ah asyarah wa arba’ata asyarahnya ?

Kok tawuu ?.. biasalah ana kan orangnya suka menghayal .

Akhi.... ana hafalin Alqur’an 3 tahun sejak kecil umur 13 tahun, menghafal mutun-mutun kiroahya 7 bulan dan mendalaminya sekitar 2 tahunan dengan menjaga keistiqamahan kakak dalam  qiraah tersebut. Wooow ahsan naass kakak cerdas kali..!! Iyalah soalya kakak keturunan darah ijo ke abu- abuan haa haa haa .

Akhi...sebenarnya kita ini hidup di Universitas kehidupan yang mana Allah telah tetapkan pada kita untuk berjuang dan semangat dalam mengapai cita-cita. Ohh iya...kakak pengen nanyak sesuatu tentang makna Cita-cita akhi, boleh akhi di finisikan dengan pemahaman akhi sendiri??. Insyaallah kak.

‘’Bismillahirrahmanirrahim’’

Cita-cita itu tak lebih hanyalah khayalan kak,  yang mana itu pastinya terlintas dalam individual setiap benak manusia, contoh kecilya saya pengen jadi pilot, pengen jadi tentera, pengen jadi hafidz, pengen jadi satrawan, dan pengen jadi ustadz dan lain-lain. Akan tetapi kebayakan dari kita sendiri tidak menyadari apa yang harus dilakukan dahulu sebelum beranjak dalam proses itu.
Itulah jawaban yang muncul dari benakku kak ?.

Menurut diriku sendirisih kita tak usah terlena-lena dalam memikirkan masa depan Itu. Cukup kita melaksanakan apa yang ada di depan kita dan apa yang telah Allah syariatkan pada kita, dengan mengoptimalkan shalat yang telah Allah wariskan pada Nabi kita untuk ummat ini, dengan kita melaksanakannya maka Allah akan memberikan apa yang kita inginkan .

Adapun untuk meraih cita-cita itu kita wajib tetap semangat dalam meraih, tetap sabar dalam ujian, tetap tabah dalam rintangan, tetap berdzikir dalam kesepian, tetaplah berdoa  walaupun belum di kabulkan oleh sang maha kuasa.

Adapun yang terpenting dalam kehidupan kita, janganlah terlalu memikirkan masa yang akan datang. Cukuplah kau memikirkan masa kini untuk persiapan masa depan.

Kak... apakah benar yang telah aku difinisikan tadi....??

Alhamdulillah hampir dekat dengan kebenaran.

Akhi, kau cukup bangkit untuk meraih apa yang kaun inginkan dengan tekat kuatmu karena kau hidup di Universitas kehidupan, jangan pernah meyerah sebelum melakukan, tinggalkan malas karena kau akan pulang ke negara asalmu, karena yang menunggu bukanlah calon istri akan tetapi ummat dan bangsamu .

( من جد وجد )                       
                  Siapa giat pasti dapat

Akhi, ana punya semboyan judul besarya

Siap-siap di medan sebelum di mulai

Ayolah kita berjuang
Untuk menggapai masa depan
Sebelum medan dimulai
Biar kau tak menyesal
Hidup itu hanya satu kali
Maka jadilah yang berarti
Biar kau bisa dikenali
Bagi orang-orang yang berarti

Hanya rabbi yang berarti
Dihidup dan matimu
Maka dekati ilahi
Biar kau di menggerti
Di hidup dan matimu
Hanya ilahi menolongmu

Tak perlu pusing masa lalu
Kekurangan tak perlu sesali
Yang penting kau terus lalui
Apapun yang menghalangi

Jadilah yang berarti
Untuk ummat dan bangsamu
Karna yang menanti bukan calon istri
Tetapi ummat dan bansamu.

Tak lama dari perbincanga kita berdua, ponselku berdering waminallayli fatahajjad bihi naafinatallak asaa ayyab asaka rabbuka maqomam mahmuda ...tahajjud ... tahajjud.. tahajjud.

Teryata yang tadi hayalah mimpi, akan tetapi semuaya ada hikmah bagiku dan mungkin bagi orang yang  membaca tulisan budiman ini. AMINN .
25 Maret – 2018 M
                  Oleh :  Sang pejuang subuh
                                                                                                                                                  FAJAR FADHIL

Maret 11, 2018

,























 Hari kamis tanggal 04-01-2018 minggu ke tiga aku menghadapi ujian di kuliah Al Azhar,  penghuni asrama sudah mulai bergegas semua dari tempat tidurnya untuk siap-siap pergi ke kuliah. Nah seperti biasanya mahasiswa Azhar sebelum pergi ujian mereka mengetuk pintu kamar teman-temannya untuk meminta doa agar diberi kelancaran dalam menjawab soal-soal diktat kuliah yang diujikan oleh para dosennya masing-masing. Bismillahi tawakkaltu alallah doaku dalam hati,  ku langkahkan kaki ini dengan sepatu bututku tapi pundakku terasa berat dengan beberapa lapisan kain yang menempel dan menumpuk di badanku.

 Ku pandangi langit untuk mencari sinar matahari, namun yang kutemukan hanya gumpalan awan warna abu-abu. Kutarik nafas panjang-panjang dan menghirup udara segar, anginnya pun sukses membuat tubuhku menggigil dengan semangat, ia mengajak gamisku terbang kesana kemari untuk menghiburku.

20 menit akupun menunggu bus kesayangan mahasiswa Mesir di halte tapi tak kunjung tiba. Akhirnya aku menaiki tramco (kendaraan roda empat /angkot) dan turun di awal Sabi sambil menunggu bus 24 akupun mengeluarkan diktat kuliah untuk muthalaah hafalan yang sudah dipelajari tadi malam. Alhamdulillah, bus yang ditunggu akhirnya sudah tiba dan berhenti pas di depanku.    Ithla’ bissurah ya binti ! (cepat naiklah nak !)ucap kondektor busnya. Ku mencari tempat duduk yang kosong, namun yang kudapati di sana sosok seorang laki-laki paruh baya dengan ciri has jas dan dasi yang biasanya orang kantoran kenakan. Beliau adalah dosen yang pernah mengajariku waktu tingkat pertama dengan lambaian tangannya dan suara lembutnya beliau  mempersilahkan aku duduk di sampingnya sambil mendoakanku dengan doa yang dikeluarkan oleh lisan sucinya.

Beberapa menit kemudian bus yang kutumpangi berhenti mendadak mebuat penumpang  berjatuhan di dalam bus seperti alat-alat dapur jatuh dari raknya jatuh berkeping-keping(hehehehe alay dikit). Qadarullah  Alhamdulillah semua penumpang termasuk pengemudinya selamat tanpa ada luka- luka.

Setibanya di kuliah aku mengecek semua perlengkapan di dalam tasku yang tadi malam sudah saya persiapkan seperti bolpen, peggaris dan kerneh supaya saya bisa ikut ujian dengan tenang, karena ujian di Al Azhar bagi  masisir (mahasiswa Mesir) sangat horor semuanya harus perfect, di dalam ruangan ujianpun kendati harus senyap dan tidak boleh menggerakkan badan kecuali kedipan mata fokus dan tertuju ke kertas soal ujian sambil mengerjakan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diminta oleh dosen yang mengajar pelajaran Ad-Dakhil dan dilarang keras nolah-noleh ke samping, bisa saja kita di DO dari kuliah(ngeri kan kawan-kawan?), bisa dikatakan duduknya Masisir itu ibarat patung singa yang berada di  dekat sungai Nil Tahrir hanya besar mata saja tapi dilarang untuk bergerak. Seketika keadaan terasa mencekam dan genting ternyata dari perlengkapan yang kubawa hanya kernehku yang menghilang entah kemana. Bingung resah semuanya campur aduk di kepala gara-gara kerneh hilang, nanti saya tidak bisa ikut ujia“ pikiranku sudah kacau balau”. Mau balik ke asrama waktu ujian sebentar lagi akan dimulai, mau ke ruangan tidak bawa kartu mahasiswa, ingin rasanya teriak di depan dekan fakultas ushuludin agar bisa dipersilahkan untuk mengikuti ujian ke tiga Al Azhar.

Di bawah pohon ku hanya bisa meratapi kesedihanku, menunggu dan menanti sebuah keajaiban yang datang tiba-tiba, berharap ada seseorang membawakan kartu identitasku. Ternyata tidak lama kemudian semua yang kuharapkan terjadi seketika dan sontak membuat saya sangat bahagiaya sekali, saking bahagianya rasa-rasanya sampai ingin mau nari-nari  kala itu (andaikan diperbolehkan), mungkin tuhan sudah mendengar suara hatiku. Ada seorang laki-laki datang menghampiriku dengan nafas ngos-ngosan sambil menyodorkan sesuatu yang saya harapkan akan kembali. "Ya binti, hadzihi bitaqatuk bissur’ah idzhabi likay la tataakhariTandasnya. Tanpa banyak perbincangan ku hanya bisa menguntaikan kalimat “Syukran ya duktur”, langsung ku melangkahkan kaki sambil melihat kebelakang melihat langkah sosok laki-laki yang sudah banyak membantuku sejak bertemu di tingkat pertama dan menjadi super hero di hari ujian ketiga kuliahku hingga langkahnya semakin jauh semakin tidak terlihat oleh pandanganku.

Takdir tuhan sangat indah
Mempertemukaku dengan sosok pahlawan tanpa jasa
Seolah tercuri oleh penampilannya yang sangat langka

BERSAMBUNG


Oleh: Muallimah

Maret 03, 2018

,

    

















Terdengar isak tangis seorang bocah di salah satu sudut bangunan beranyaman bambu. Mengadu kepada alam akan kesedihannya menjalani kehidupan barunya di pesantren. Bahkan Sudah dua hari ia mengurung diri di kamarnya. Setelah seminggu sebelum itu ayah & ibunya memondokannya di salah satu pesantren daerah jawa. Dengan harapan masa depan anaknya kelak lebih baik dari mereka. Menjadi anak yang sholeh, sopan, amanah serta berguna bagi nusa dan bangsa. Lantas datanglah salah satu santri senior menghampiri dan menghiburnya. “sampeyan harus sabar, nggak betah di pondok itu hal yang lumrah. hidup di pondok sebenarnya menyenangkan. Cobalah keluar dan bergabunglah dengan teman-teman disana. Apa sampeyan nggak bosan di kamar terus?”. Ia pun  berhenti menangis dan mulai merenungi apa yang di bicarakan seniornya itu.

Suasana di pesantren adalah hal yang baru baginya. ia merasakan keadaan yang berbeda dari sebelumnya saat di rumah. Ia melihat kerumunan para santri beriringan menuju sekolah dengan membawa beberapa kitab tanpa tas gendong yang lumrahnya di pakai seorang pelajar. terdengar juga lantunan ayat suci al quran yang berasal dari bangunan sekolah yang dibaca para santri sambil menunggu gurunya. Sholat berjamaah lima waktu. Dan tentu banyak hal-hal lain Yang menjadi ciri khas budaya pesantren yang berbeda dengan sekolah yang di luar. Berbanggalah mereka yang menjadi santri. Karena merekalah tergolong orang yang di kehendaki baik oleh Allah swt. Memperlajari ilmu agama. Dan merekalah calon ulama yang merupakan pewaris nabi Saw. Pesantren inilah yang Mencetak insan baik, berakhlak mulia, berkualitas serta berguna bagi bangsa & Negara. Ia jadi teringat pesan dari ayahnya, “Masa mudamu akan di mulai disini nak, ukirlah dengan baik, kamu sendiri yang akan menentukan seperti apa masa depanmu kelak. Syubbanul yaum rijalul ghad. pemuda sekarang adalah generasi masa depan, kamu harus rajin belajar, jangan bolos sekolah, asah kemampuanmu disini, patuhi semua perintah kiyai dan ikuti semua aturan yang ada di pesantren ini”.

Sejak saat itu ia lalui Hari-hari di pesantren di bawah bimbingan kiyai dan gurunya di sekolah.  Dengan teman-temannya ia Belajar bersama. ia pun sadar, dan berhenti mengurung diri di kamarnya. ia mulai aktif mengikuti kegiatan di pesantren dan sekolah. Di pesantren ia aktif di program tahfidz al quran & bahasa Arab, dan di sekolah ia menjadi anggota OSIS Aliyah. Jenjang pendidikan di pesantren ini lengkap. Dari ibtidaiyah sampai perguruan tinggi.  Semua yang ada di pesantren ia anggap keluarga kedua baginya.

Dalam satu kesempatan ketika ia memasuki kelas XII Aliyah, ia terpilih menjadi salah satu delegasi pesantren mengikuti lomba debat bahasa arab MTQ  tingkat nasional yang biasa diselenggarakan tiga tahun sekali. Ia lolos sampai babak final. Lawan tandingnya kali ini adalah kelompok  putri. Tema perlombaan saat itu ialah “Mahar politik”. Kesempatan pertama di isi oleh pihak lawannya. Mereka  mulai memperkenalkan satu per satu, kemudian menjelaskan dan mengupas tuntas tema pelombaan tersebut dan memepertahankan argumentnya. mereka menyampaikannya dengan lugas. kelompok Fajar sedikit  kagum akan kepandaian dan kelihaian musuhnya dalam mengulas tema tersebut. Dan dalam kesempatannya, ia dan kelompoknya tak mau kalah. mereka juga mengurai tema perdebatan kali ini dengan baik. lebih terperinci dari musuhnya. Dan  membantah pendapat lawannya dengan data-data yang akurat. Bahkan Logat mereka tak kalah dengan orang arab asli. Perlombaan kali ini memakan waktu hingga satu setengah jam lebih. Dan Di akhir perlombaan, para juri memutuskan kelompoknya lah yang menjadi juara 1 lomba debat b arab. Dari semua itu Fajar tetaplah rendah hati. Ia tidak berlebihan dalam menanggapinya. Semua itu tidak lain adalah karunia dari Allah Swt untuknya yang patut ia syukuri.

Singkat cerita, beberapa  tahun kemudian ia akhirnya lulus kuliah setelah tujuh tahun lamanya di pesantren dengan menjadi wisudawan dengan nilai terbaik seangkatannya. Ia juga telah menjadi seorang Hafidz Al Quran. Setelah itu ia berkeinginan mengabdikan dirinya di pesantren. Ia beranggapan semua apa yang di perolehnya selama di pesantren adalah amanah yang harus ia sebarkan kepada orang lain. dan hal itu menjadi kenyataan. pengurus pesantren merekrutnya menjadi guru sekolah di bagian putri . “Ustad Fajar, pak kiyai menunjuk sampeyan untuk mengajar & membimbing kelas XII Aliyah bagian putri, di sana kekurangan tenaga pengajar, bagaimana sampeyan siap?” ucap salah satu pengurus kepadanya. Karena memang saat itu keahliannya (Tafsir & Bahasa Arab) benar-benar di butuhkan. “insya Allah, kalau hal ini sudah perintah langsung dari kiyai insya Allah saya siap ustad” jawabnya. akhirnya ia laksanakan amanah dari kiyai dengan niatan mengabdikan dirinya di pesantren. Karena ia yakin semua perintah kiyai tentu ada hikmah di dalamnya.  

Hari pertama memasuki area sekolah bagian putri saat menuju kelas ia berpapasan dengan wanita anggun nan cantik. Ia hanya melihat sekilas dan kembali menundukan pandangannya. Tak lama kemudian ia tersentak kaget setelah wanita tadi menyapanya. “assalamu’alaikum, masih ingat dengan saya?”  Mendengar pertanyaan wanita itu ia beranikan diri membalikan badan dan melihatnya kembali. Ia mulai sedikit ingat wajah wanita yang berada di depannya itu. ternyata ia adalah wanita yang menjadi lawan debatnya dulu saat lomba. ia tampak berbeda dari sebelumnya. ia tambah anggun,cantik dan sedikit lebih tinggi dari sebelumnya. pantas lah ia tidak mengenali dan lupa dengannya. karena pertemuan mereka hanya sekali saat lomba. itu pun beberapa tahun yang lalu. “Waalaikum salam, kalau tidak salah Sampeyan yang ikut lomba debat bahas arab dulu ya, kenapa bisa ada di sini? wanita itu tersenyum. “kebetulan Saya mengumpulkan data di pesantren ini untuk di jadikan bahan penelitian penulisan skripsi saya, kebetulan ayah saya alumni sini. Besok lusa insya Allah saya balik ke kalimantan” pungkasnya. Sudah setengah bulan ia di pesantren tersebut. Atas petunjuk dari ayahnya. Semoga sukses dan lancar skripsinya”. tutur si Fajar. Di susul perkataan ”Aaamiin” dari Wanita itu sekaligus mengakhiri perbincangan mereka. terdengar bel tanda di mulainya jam pelajaran di sekolah itu. Ia pun segera memasuki kelas XII Aliyah. mengajar dan menerima setoran hafalan Al Quran tiap dua hari.

Hari–harinya Selain mengajar di sekolah Ia menjadi Khadim (pembantu) kiyai. belanja kebutuhan dapur ke pasar tiap pagi. mencucikan pakaian. menyapu halaman rumah (dhalem) tiap sore. membersihkan toilet. Semua kebutuhan yang berhubungan dengan kiyai ia kerjakan. Ia menjadikan semuanya itu sebagai tanda terima kasih terhadap gurunya yang telah mendidik dan membimbingnya sehingga ia menjadi seperti sekarang.   

Ia juga tergolong orang yang bertanggung jawab dalam menjalani amanah. sekecil apapun amanah itu akan ia penuhi dan laksanakan dengan tanggung jawab yang luar biasa. Dan Terbukti kurang lebih selama setahun mengajar, banyak anak didiknya berhasil menyelesaikan hafalan Al Quran dengan lancar dengan bimbingannya.

Suatu ketika ia di panggil mengahadap kiyai dan ditanyai beberapa hal. “kamu ini sudah dewasa, apakah tidak ada keinginan untuk menyempurnakan agama mu?, saya rasa sudah saatnya kamu menikah. ”  ia pun kaget mendengar pertanyaan tersebut. “mohon maaf sebelumnya kiyai, saya sendiri belum siap mengenai hal ini, sebab saya hanya pemuda miskin, belum punya penghasilan yang cukup untuk membangun keluarga” . jawabnya. “nggak usah memikirkan itu. Kehidupanmu bisa di bangun dengan baik. Kamu orangnya amanah. saya berencana menjodohkanmu dengan wanita pilihan saya ,ia wanita yang baik,sholehah, cantik dan pintar. kebetulan ayahnya meminta saya untuk mencarikan pemuda yang pas untuk anaknya. ia hanya mengharapkan pemuda yang sholeh serta amanah untuk putrinya. siapapun itu. dan saya anggap kamu adalah orang yang pas untuknya”.  ia pun bingung dan heran atas pernyataan kiyai.berikan saya waktu untuk, saya ingin berdoa dulu mohon petunjuk dari  Allah guna menindak lanjuti hal  ini”.  jawabnya dengan nada lembut tanda takdim seorang murid kepada gurunya. Ia pun mulai beristikhoroh. memohon petunjuk kepada Allah tiada henti dan akhirnya datanglah hidayah agar ia meneruskan apa yang di perintahkan kiyai.

Dan betapa kagetnya ia di sertai rasa bahagia setelah mengetahui wanita pilihan untuknya ternyata adalah Aisyah yang tak lain lawan tandingnya dulu saat lomba. Inilah Kehendak Allah Swt. Dan inilah balasan bagi hamba-Nya yang Amanah dan patuh terhadap guru. Tiada henti terucap kalimat Tasbih dan Syukur darinya. Pernikahan mereka di laksanakan dengan lantunan indah surah Ar-Rahman yang di bacakan oleh Fajar sebagai maharnya beserta mushaf Al Quran dan dua cincin Emas.

Oleh: Syarif

Follow Us @soratemplates