Mei 07, 2021

Berpuasa di Puncak Musim Panas; Pahala dan Keutamaannya.

 


Berpuasa di Puncak Musim Panas; Pahala dan Keutamaannya.

Oleh: Kholilurrahman Zubaidi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Al-Azhar 

Sesuatu yang biasa apabila dilakukan dengan cara yang luar biasa, di waktu yang tak biasa maka akan bernilai luar biasa. Jika demikian adanya, maka bagaimana dengan sesuatu yang memang luar biasa kemudian dilaksanakan dengan cara dan pada waktu yang yang luar biasa juga? Maka tentu nilainya akan lebih luar biasa lagi. Seperti itulah kiranya dengan berpuasa di saat musim panas sedang pada puncaknya. Ketika berpuasa di hari-hari biasa pahala yang didapatkan itu sudah luar biasa, maka apalagi puasa yang dilakukan pada saat cuaca menunjukkan pada 40 sampai 41 derajat celcius seperti yang terjadi di beberapa negara di timur tengah termasuk di antaranya Mesir, maka pahala yang akan didapat akan lebih luar biasa lagi.

Memang ada beberapa amalan ibadah yang apabila dikerjakan di dalam waktu tertentu akan mempunyai nilai yang berbeda dengan ibadah yang sama akan tetapi dikerjakan di waktu kapan saja. Seperti contoh shalat sunnah dua rakaat. Shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan di waktu siang misalkan akan berbeda dengan shalat sunnah yang dikerjakan di sepertiga malam setelah tidur (karena shalat sunnah tersebut berubah menjadi shlat sunnah tahajjud yang tentu berbeda nilainya dengan shalat sunnah muthlaq biasa). Contoh lain adalah ketika kita memberikan sebagian harta kita kepada orang saat ia sedang mampu dan ketika ia dalam keadaan butuh. Perbedaannya sejauh langit dan bumi.

Kembali ke puasa. Dalam kondisi normal (maksudnya berpuasa dalam keadaan cuaca biasa-biasa saja, tidak terlalu panas) pahala yang akan didapatkan adalah ia akan dijauhkan dari neraka selama 70 tahun (HR: Al-Bukhori). Maka di dalam kondisi cuaca sedang panas-panasnya maka tentu pahala yang didapat akan berbeda lagi seperti riwayat Abu Musa ra. dan beberapa riwayat  yang lainnya bahwa barang siapa merasakan haus karena berpuasa semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT maka pada hari kiamat nanti ia akan diberikan minuman di saat semua orang merasakan kehausan.

Para sahabatpun tidak mau ketinggalan untuk mendapatkan keutamaan-keutamaan itu. Abu Bakar ra disebutkan membiasakan berpuasa di musim panas dan tidak berpuasa di musim dingin. Umar ra juga berwasiat  kepada anaknya Abdullah bin Umar untuk mengerjakan perkara-perkara keimanan kemudian beliau menyebutkan yang pertama adalah berpuasa di musim panas. Qasim bin Muhammad berkata: Aisyah ra berpuasa di saat cuaca panas sedang menyengat.

Sebagai tambahan faedah, kata رمضان sendiri diambil dari asal kata رمض yang berarti احترق (membakar) dinamakan bulan ramadhan karena cuaca di bulan ini memang sedang panas-panasnya. Sebagian ulama menyebutkan alasan yang lain yaitu karena bulan ini dapat membakar dosa-dosa sebagaimana api membakar kayu.

Ada beberapa peristiwa sejarah yang terjadi di bulan ramadhan. Salah satunya adalah peristiwa perang badar atau sebagian ulama menyebutkannya dengan peristiwa al-Furqan (pembeda) karena perang badar ini menjadi penentu antara yang hak dan yang bathil. Bisa dibayangkan ketika itu para sahabat berperang melawan kaum musyrikin dalam keadaan cuaca panas sedang berada pada puncaknya. Mungkin ini juga merupakan alasan kenapa Rasulullah SAW di dalam salah satu haditsnya bersabda yang artinya “Jangan kalian mencela sahabatku, demi  dzat yang aku berada di dalam genggamannya, walaupun kalian menafkahkan emas sebesar gunung uhud, itu tidak bisa menyamai terhadap apa yang dilakukan sahabatku tidak juga separuhnya” (HR: Bukhori Muslim). Hadits ini menjadi bukti betapa besarnya pengorbanan-pengorbanan yang dipersembahkan oleh sahabat-sahabat Rasulullah SAW. dan salah satu dari pengorbanan terbesarnya adalah berjihad bersama Rasulullah SAW walaupun dalam situasi cuaca panas sedang dalam puncaknya.

Sampai di sini kita sudah tahu bagaimana pahala dan keutamaan berpuasa pada waktu musim panas. Semoga ini semua menjadi suntikan semangat dalam melaksanakan ibadah puasa secara khusus dan ibadah-ibadah yang lainnya secara umum walaupun dalam keadaan sulit.

Wallahu subhanahu a’la wa a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates