Untuk
yang sedang dilanda cobaan atau musibah, bersyukurlah! Karena Anda tidak
sendirian, di balik itu ada orang-orang yang juga sedang dilanda cobaan/musibah
seperti Anda. Apakah Anda kira cobaan yang sedang Anda hadapi sangat berat? Padahal
bagi mereka cobaan yang sedang Anda hadapi sangatlah kecil dan tidak berarti.
Penarkah
Anda membayangkan cobaan yang menimpa
Nabi Ayyub? Beliau kehilangan seluruh
harta, keluarga, dan anak-anaknya ditambah lagi penyakit yang beliau derita. Begitu
juga Sumayyah (Ibu Ammar bin Yasir) yang ditusuk kemaluannya sampai tembus ke
punggungnya oleh Abu Jahal, kesabaran Mush’ab bin Umair yang rela meninggalkan
popularitas, kekayaan dan keluarganya demi bersama Rasulullah. Sehingga dia
harus hidup miskin, bahkan ketika wafat dia tidak memiliki apa-apa yang bisa
digunakan untuk kain kafannya kecuali sehelai selimut yang tidak sampai
menutupi kakinya.
Abu
Qilabah yg diuji dengan tanpa kedua tangan dan kedua kaki, sedangkan beliau
dalam keadaan buta. Dalam kondisi seperti itu dia harus kehilangan anak semata
wayangnya karena diterkam serigala. Dan banyak lagi orang-orang terdahulu yang
telah mengalami ujian dan cobaan jauh lebih berat dari sekedar apa yang kita
alami.
Dimanakah Anda
dibandingkan mereka? Allah Swt. Berfirman:
(أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ
يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ)
“Apakah manusia itu mengira
bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka
tidak diuji lagi?” (QS. Al- Ankabut: 2).
Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan
pertama.’ (HR. Bukhari Muslim).
Khabbab Ibnu al-Arad
radhiallahu ‘anhu berkata:
شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَهْوَ
مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِى ظِلِّ الْكَعْبَةِ ، قُلْنَا لَهُ أَلاَ
تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلاَ تَدْعُو اللَّهَ لَنَا قَالَ « كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ
قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِى الأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ ، فَيُجَاءُ
بِالْمِنْشَارِ ، فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ ، وَمَا
يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ ، مَا دُونَ
لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ ،
وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ
إِلَى حَضْرَمَوْتَ ، لاَ يَخَافُ إِلاَّ اللَّهَ أَوِ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ ،
وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ
“Kami
mengadu kepada Rasulullah Saw. ketika beliau berada di bawah naungan Ka’bah dan
berbaring berbantalkan selimut. Kami bertanya kepada beliau “Wahai rasulullah! Tidakkah
engkau meminta pertolongan bagi kami dan berdo’a kepada-Nya untuk membantu
kami?” Nabi pun menjawab, “Dahulu seorang pria dari umat sebelum kalian telah
dipaksa untuk melepas keimanannya dengan badannya dikubur dalam sebuah galian
yang diperuntukkan baginya. Kemudian sebilah gergaji diletakkan di atas
kepalanya dan dirinya pun dibelah dua dengan gergaji tersebut. Meskipun demikian,
hal itu tidak membuatnya berpaling dari agamanya. Demikian pula terdapat
seorang yang tubuhnya disisir dengan sisir besi sehingga nampaklah tulang dan
urat tubuhnya. Meskipun demikian, hal itu tidak membuatnya berpaling dari
agamanya. Demi Allah! Dia akan menyempurnakan agama ini sehingga seorang
pengendara yang berangkat dari Shan’a menuju Hadramaut tidak lagi takut kecuali
kepada Allah atau dia hanya khawatir terhadap serigala yang akan menerkam
kambing gembalaannya. (Kemenangan itu pasti akan datang), namun kalian terlalu
tergesa-gesa.”[HR. Bukhari: 3416]
Terakhir, tetaplah bersyukur! Seberat apapun ujian yang
menimpa kita. Karaena, dengan bersyukur hidup akan lebih berarti.
By; Shofiyullah Annady
Tidak ada komentar:
Posting Komentar