karya: samlan as solih
nama pena: alan syah
sufi di kenal dekat dengan tuhannya, kecintaanya terhadap tuhan melebihi manusia pada umumnya , sufi sering kali begitu didambakan oleh banyak orang sehingga tidak jarang juga komentar pedas tentang sufi, tetapi perlu di ketahui tentang hakikat sufi yang yang sebenarnya bahwa sufi adalah manusia yang pendapatnya terkadang tidak bisa rasionalkan sehingga sufi yang derajatnya melebihi manusia pada umumnya pendapatnya membuat kita terperangah sebagaimana doanya Robiah Al-adawiyah yang masyhur.
"Yaa Allah
jika aku menyembahmu karena takut neraka bakarlah aku di dalamnya
dan jika aku menyembahmu karena aku menginginkan surga jangan masukkan aku ke
dalamnya dan jika aku menyembahmu karena engkau semata jangan palingkan wajahmu
dariku" doa ini merupakan doa yang masyhur dikalangan para sufi sehingga doa
ini selalu di ajarkan pada pelajar tasawuf.
Tetapi doa
ini bukan sekedar doa biasa, do'a ini merupakan doa sufi kelas tinggi yang orang sufi kelas bawah tidak bisa berdoa seperti doa ini, karena ini merupakan sebuah doa yang bersumber dari hati paling dalam yang memang
muncul atas dasar kedekatan dirinya dengan tuhan, dan memang semuanya akibat keinginan kuat dalam menaati
tuhannya, dan do'a ini muncul karena akibat kedekatannya terhadap tuhan melebihi
para sufi lainya maka para sufi kelas bawah tidak mampu untuk berdoa seperti ini karena belum
sampai ke derajat Rabiah Al-adawiyah.
Apakah semua
orang bisa menggunakan doa seperti itu ? semua orang berhak menggunakan doa seperti
doa Rabiah Al-adawiyah, tapi apakah doa itu mampu terucap di mulut semua orang
bahkan sepanjang sejarah peradaban umat islam tidak ada yang mampu untuk berdoa
sepeti itu kecuali hanya Rabiaah Al-adawiyah saja yang mampu, memang doa itu
selalu di jarkan pada umat islam apalagi para pelajar tasawwuf tapi orang lain tidak mampu karena doa itu besifat pribadi rabiah yang kesaharinnya memikirnya
tentang cinta tuhannya.
Bahkan
menurut satu cerita ketika beliau di lamar oleh sesesorang dia mengajukan
pertanyaan terhadap orang yang melamarnya salah satu pertnyaanya tentang cinta
tuhannya yang nantinya akan mengurangi terhadap kecintaanya apabila dia masih mencintai selain tuhan.
Maka beliau menolak terhadap lamaran itu.
Ada beberapa
banyak orang yang melamar rabiah namun pada akhirnya menemukan penolakan, orang
yang melamarnya bukan orang sembarang tetapi juga ulama ulama besar pada
masanya salah satunya hasan bashri, beliau menolak bukan karena tidak ingin mengamalkan sunnah nabi tapi beliau memang sudah mencukupi cinta beliau
terhadap tuhan, dan ingin mengambil hati tuhan sehingga ketika dua cinta yang
bersemayam dalam kalbunya akan ada yang lebih di prioritaskan dan beliau
tidak mau ketika mencitai makhluk, akan mengurangi cintanya terhadap
tuhan.
Begitu
mendalam doa beliau yang semua orang tidak bisa menggunakan doa itu bagaimana
tidak sedangkan orang selain beliau masih doanya berilah kenikmatan dunia
akhirat beda dengan doa rabiah yang doanya hanya wajah tuhan tidak berpaling
dari beliau, sedangkan doa yang masih meminta kenikmatan dunia akhirat, itu doanya orang kelas bawah, dan
apabila diberi nikmat akan bersyukur dan apabila mendapatkan musibah
akan bersabar.
Doa yang masih meminta kenikmatan dunia akhirat adalah doa orang awam yang masih belum mengenal wajah tuhannya, beda dengan orang yang sudah mengenal tuhannya maka doanya akan luar biasa, memang bukan karena untuk di puji oleh manusia, tetapi memang karena faktor kedekatannya terhadap tuhan, sehingga seorang sufi yang besar tidak bisa untuk di hukumi dalam konsep fiqih.
Begitulah
pertanyaan seorang sufi terhadap seseorang, bagaimana keadaanmu ?
alhamdulillah keadaanku baik dan apabila aku mendapatkan nikmat maka aku
bersyukur dan apabila aku mendapat musibah maka aku bersabar,, seorang sufi
membalas perkataan itu, begitulah anjing di daerahku manusia apabila
diberikan rizki maka dia akan memberikan pada orang lain dan apabila tidak
mendapatkan rizki maka di bersyukur, manusia belum sempurna cintanya
kecuali musibah yang menimpanya seperti nikmat yang diberikannya.
Manusia bisa
memastikan cinta terhadap tuhan bukan berapa banyak kenikmatan yang di hasilkan,
tetapi beberapa banyak musibah yang dinikmati, tapi bagi orang yang mencintai
tuhan dengan sungguh maka musibah yang menimpanya seperti kenikmatan karena
seorang sufi akan menganggap bahwa musibah yang menimpa dirinya karena cinta tuhan pada dirinya, dan begitulah seorang pecinta sejati tidak merasa terbebani oleh seorang yang
di cintainya.
Cinta bisa
mematikan ketakutan cinta bisa mematikan kebencian, cinta selalu terukir di
setiap hati manusia namun mau di bawa kemana cinta yang Allah titipkan pada
hambanya, Allah memberikan cinta sebagai bentuk pertanggung jawaban, orang bisa
merasakan cinta, akan tetapi cintanya di gunakan pada yang bukan tempat dan
waktu, maka akan siap siap menerima cinta yang bukan sang pemberi cinta. dan siap akan menerima penderitaan dan mungkin akan menghantui seumur hidup.
Sebagaimana
apa yang dikatakan ibnu athaillah bahwa seorang pecinta tidak akan
mengharap apa apa dari yang dicintai, cinta seorang hamba pada tuhannya bukan karena ada niat tertentu bukan
pula berbentuk huruf dan angka tetapi cinta itu selalu memberi tanpa ada timbal
balik, jika cinta sudah bersemayam dalam hati manusia maka, tidak akan menemukan
sebuah kekecewaan, karena manusia jika hatinya sudah di penuhi rasa cinta, maka tidak
akan menemukan kekecewaan, dan jika masih kecewa maka ada yang salah dengan yang kau cintai.
Sebuah
cerita yang sangat menarik dalam kitab iqodul himam karya Ahmad bin Muhammad
bin ajibah Al-hasani syarah dari hikam ibnu athaillah, ada seorang lelaki yang
mengungkap cintanya kepada seorang wanita kemudian si wanita menjawab bagaimana enkau mencintaiku sedangkan ada yang lebih baik dari padaku di belakangmu,
kemudian orang lelaki menoleh ke belakangnya, si wanita berkata semoga
Allah menjelekkanmu karena kamu seorang pecinta yang mendorong terhadap cinta
tetapi kamu malah menoleh ke yang lain.
Seorang
apabila mencintai terhadap sang penciptanya tapi dia masih mencintai yang lain
sebenarnya cinta itu cacat, karena masih ada orang lain selain yang
menciptakan, bagaimana cinta yang Allah ciptakan kemudian cinta itu diberikan
pada orang lain akankah tuhan tidak cemburu terhadap cinta yang telah
diciptakan.
Abu yakqub
berkata hakikat cinta terhadap tuhan adalah engkau lupa terhadap sebuah
keuntungan dari tuhan, dan tidak akan mungkin terlintas dalam fikiranmu sebuah
keinginan keinginan terhadap tuhan, karena jika masih ada sebuah keinginan keinginan itu
sebenarnya bukan cinta tetapi bisa dikatakan kalkulasi.
Cinta akan
tumbuh ketika keuntungan dan keinginan tidak ada dalam fikirannya, cinta itu unik
untuk di bahas karena bagaimanapun cinta terkadang tidak masuk didalam analogi
bagaimana kita membahas sesuatu yang unik dan tidak masuk analogi, tidak harus dikaji cukup saja di resapi karena jika di kaji tidak akan pernah selasai
karena itu urusan tuhan dengan yang di berikan cinta.
Satu hal
yang harus di ingat bahwa cinta yang tumbuh dengan sehat, maka tidak akan
pernah rasa kecewa, didiklah rasa cinta supaya tumbuh menjadi bijaksana yang nantinya akan membawamu
terhadap suasana yang tidak pernah egnkau temui sebelumnya kecuali egnkau merasakan cinta
terhadap tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar