Banyak sekali kontroversi dan kesalahpahaman tentang wanita dalam pandangan manusia. Dan ketika Islam datang, Islam
mengoreksi banyak pemikiran-pemikiran dan pandangan yang salah tersebut,
seperti halnya Islam menolak syubuhat. Akan tetapi, tanpa menyinggung
orang-orang yang mengatakan atau membawakannya.
Dan di antara pemikiran-pemikiran yang menyebar dan masyhur tentang wanita,
bahwasanya mereka adalah akar dari setiap keburukan dan dibalik setiap
kesalahan. Seperti halnya pemikiran yang mendominasi tentang inferioritas
(sifat rendah diri) wanita menurut para filsuf besar seperti Sokrates,
Aristoteles, dan Plato. Mereka mengadopsi sikap negatif dan mungkin terkadang
bertentangan dengan wanita. Sokrates mendeskripsikan wanita bahwa mereka hanya
pantas untuk melahirkan dan menganggap bahwa mereka adalah makhluk buruk yang
dihasilkan oleh alam. Sehingga tidak mungkin, mereka menjalankan kebaikan moral
seperti para lelaki dan mereka dianggap seperti pohon beracun yang luarnya
indah, akan tetapi burung-burung mati ketika memakannya. Adapun di antara
perkataannya yang terkenal adalah: "Wanita adalah sumber setiap
keburukan".
Adapun Aristoteles, dia setuju dengan pendapat Sokrates bahwa wanita
hanyalah benda atau wadah yang dapat merawat janin dan memberinya makan saja.
Dan dalam pandangannya, wanita memiliki kedudukan yang lebih rendah daripada laki-laki
secara tabiat dan di anggap lebih mirip dengan anak kecil atau binatang.
Bahkan, Plato yang di kenal dengan tuntutannya untuk memperbaiki status wanita
dan pandangan terhadap mereka, dia memiliki pandangan bahwa wanita lebih rendah
daripada pria, baik dalam akal ataupun keutamaannya.
Wanita juga dituduh bahwa mereka
tidak mungkin bisa berguna, dan tidak
ada wanita yang sempurna dalam keutamaan manusia dan juga tidak memiliki akal
untuk berpikir serta hanya bisa mengikuti laki-laki. Karena wanita di tempatkan
di posisi yang salah dan tidak sesuai dengan status maupun fungsi mereka di
ciptakan oleh Allah, yang hal ini akan menjadi penghalang bagi mereka dalam
menuntut pemenuhan hak-hak mereka. Maka Al-Quran sangat memperhatikan dengan
mengoreksi pemahaman-pemahaman yang salah tersebut, Allah memperingatkan di
awal surah dalam Al-Quran, bahwa ia adalah kitab yang menyampaikan pengetahuan
yang benar, terpercaya dan nasehat yang bermanfaat, serta hidayah bagi
orang-orang yang mencarinya. Allah SWT. berfirman dalam awal surah Al-Baqarah:
"الٓمٓ • ذَٰلِكَ ٱلْكِتَٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى
لِّلْمُتَّقِينَ•"
Artinya:
"Alif laam
miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa". (Al-Baqarah 1,2).
Sehubungan dengan kontroversi
tersebut, maka datanglah Al-Quran untuk meluruskan pemikiran-pemikiran dan
pemahaman-pemahaman yang salah, untuk menghilangkan kontroversi dan tuduhan
terhadap wanita, dan juga untuk mengembalikan martabat dan hak-hak kemanusiaan
mereka yang dirampas. Al-Quran juga memberikan contoh-contoh dari para wanita
salehah, seperti Sarah istri Nabi Ibrahim, Istri Imran dan juga seorang wanita
salehah yang mengabdi, dan juga sempurna dalam sifat-sifat kemanusiaan yaitu
Maryam putri Imran, yang namanya di
abadikan dalam suatu surah dalam Al-Quran, yaitu surah Maryam, dan juga
surah-surah lain yang menceritakan tentangnya seperti surah Ali Imran, dan
At-Tahrim. Allah Swt. berfirman:
"وَمَرْيَمَ ٱبْنَتَ عِمْرَٰنَ ٱلَّتِىٓ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا
فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِۦ
وَكَانَتْ مِنَ ٱلْقَٰنِتِينَ"
Artinya:
"dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka
Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia
membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk
orang-orang yang taat." (At Tahrim 66:12)
Dan Al-Quran juga menjelaskan
bahwa kesempurnaan dan pemilihan itu tidak hanya terbatas untuk laki-laki,
seperti halnya Allah Swt. memilih para Nabi, Rosul dan orang-orang saleh dari
golongan laki-laki. Allah Swt. juga memilih dari golongan wanita, yaitu wanita-wanita
yang salehah dan taat dan mereka ada empat, yaitu: Asiah binti Muzahim (istri
Firaun), Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid dan Fatimah binti Nabi
Muhammad Saw.
Allah Swt. memilih Asiah istri Firaun di antara para wanita karena ia tidak mau
mengikuti suami dan juga kaumnya dalam kekafiran. Dan justru ia menggunakan
akal dan fikirannya serta percaya kepada Nabi Musa. Maka Allah menerangi
hatinya dengan cahaya keimanan dan juga mengabadikannya dalam Al-Quran. Allah
Swt. berfirman:
"وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ
فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ
وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ
ٱلظَّٰلِمِين"َ
Artinya: "Dan Allah membuat isteri
Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya
Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan
selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari
kaum yang zhalim." (At Tahrim 66:11)
Adapun
Maryam yang beriman kepada kalimat-kalimat, kitab-kitab, dan Rasul-rasulnya dan
menjadi pelayan di rumah Allah, seorang hamba yang taat kepada tuhannya.
Pemilihan Allah Swt. kepadanya di
sebutkan dalam Al-Quran. Allah Swt. berfirman:
"وَإِذْ قَالَتِ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرْيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ
ٱصْطَفَىٰكِ وَطَهَّرَكِ وَٱصْطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلْعَٰلَمِينَ"
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Malaikat
(Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu,
menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa
dengan kamu)" (Ali Imran 3:42)
Karya: Dr. Ilham Syahin
Diterjemahkan oleh: Abdullah Faqih