Agustus 02, 2023
Juli 30, 2023
Umat islam berada di jalan yang sama, tidak ada yang lebih
mulia dari antara umat islam, tidak ada kasta dalam perputaran kehidupan umat
islam, semuanya mempunyai kesataraan kecuali mereka yang lebih takwa maka dia
yang dianggap mulia di sisi Allah, bahkan memberi hormat kepada nabi pun secara
berlebihan itu tidak di perbolehkan apalagi sambil berdiri kelakuan seperti itu
nabi tidak suka, apalagi keturunan Nabi walaupun harus di hormati dengan
sekedarnya karena itu merupakan sebuah kehidupan yang semuanya mempunyai hak
dalam kehidupannya.
Islam selalu memberikan konsep yang luar biasa, tidak ada
pradigma yang terjadi luar biasa kecuali dalam pradigma keislaman, karena di
dalamnya mempunyai banyak tuntunan yang harus di lakukan, dan ini merupakan
sebuah konsep yang di bangun oleh pembawa risalahnya sejak 14 abat yang lalu
sehingga mampu bertahan sampai sekarang, dan tidak akan mungkin sebuah
pernyataan itu bertahan selama empat belas abat melainkan sebuah kebenaran,
karena itu merupakan sebuah kebenaran yang tidak terbantahkan.
Sebagian ungkapan yang mengharumkan umat islam yang di bawa
oleh pemikir ingris yang bernama thomas carlyle dia mengatakan bahwa Nabi Muhammad sebagai pembawa agama islam yang menjadi lentara dalam kehidupan, dan
menjadi sebuah pijakan, yang tidak mungkin pembawanya itu bohong karena menjadi
sebuah pijakan sampai umat islam rela mati demi agamanya, mana ada agama yang
lain lebih teguh pendirianya ketimbang umat islam bahkan rela mati demi
agamanya, ini perkataan seorang filsuf Ingris yang mengakui atas krediabalitas
nabi yang mampu membawa agamanya sampai pemeluknya rela mati denganya.
Bagaimanapun mungkin seorang Muhammad itu berbohong,
karena agama yang yang di bawanya
menjadi lentara selama empat belas abat lamanya yang tidak akan mungkin
bertahan sampai sekarang melainkan dengan kebenaran, karena setiap
kebohongan tidak akan melahirkan
kebijakan dan keutuhan, kebohongon merupakan sebuah konsep yang jika di pakai
pasti tidak akan melahirkan keutuhan walaupun bisa utuh tapi tidak akan
melahirkan sebuah kebijakan.
Umat islam tidak ada yang berbeda, Nabinya selalu menanamkan
konsep kesataraan sebagaina khatbah beliau sebelum meninggal tentang
konsep kesetaraan di menanamkan tentang
kemanusian yang semuanya saling membutuhkan, dia menanamkan bahwa yang kulit putih tidak lebih mulya
ketimbang hitam, kulit hitam tidak lebih rendah dari kulit putih, orang arab
tidak lebih mulya ketimbang orang yahudi , orang yahudi tidak lebih rendah dari
orang arab, semunya mempunyai kedudukan
masing-masing untuk bisa hidup, mempunyai hak untuk bisa mengaplikasikan
hidupnya, setiap orang berhak untuk mengatur hidupnya, apakah ajaran ini
melainkan sebuah kebenaran.
Nabi datang karena manusia sudah tidak lagi menanamkan
konsep kesetaraan sebagaimana orang romawi yang melakukan budaknya seakan akan
barang dagangan yang bisa di gunakannya semaunya, bahkan dicambuk dan tidak di
berikan makan itu merupakan hak tuannya, bahkan menjadi bahan pameran
sekalipun itu hak tuannya, sedangkan itu merupakan manusia yang mempunyai
sebuah kehormatan, dalam agama Islam sekalipun kalau kehormatan di injak injak
boleh untuk umat Islam memerangi dengan alasan menjaga kehormatan.
Dan salah satu tugas Nabi adalah menghilangkan perbudakan
yang mana masyarakat mekah di zaman jahiliyah merupakan sebuah kebiasaan
melampaui batas dalam menghukum budaknya sehingga tidak bermanusia, sebagai
yang terjadi pada bilal bin Rabbah yang di jemur di tengah gurun pasir yang
tandus dan panas yang di atasnya di letakkan batu, dan perbuatan itu melainkan
sebuah ke dhaliman.
Nabi membawa risalah sebagai penghalang atas kedhaliman
manusia pada saat itu yang konsep kesetaraan tidak tereliasikan pada saat itu
sehingga manusia tidak mendapati ketenangan dan ke damaian karena akibat ada
sebuah perbudakan yang yang mengakar dalam kehidupan sebelum islam, hal itu
yang menjadikan Muhammad sebagai sosok nabi pada saat itu yang proyek besarnya adalah memberikan
kesetaraman dan ke damaian yang mana hal itu bisa di dapatkan dengan sebuah
konsep kesataraan karena apabila konsep itu tidak tereliasasikan mustahil
manusia akan tentram dan damai karena ada sebuah hak manusia yang tidak terealiasasikan.
Konsep kesetaraan dan hak asasi yang di gaungkan empat belas
abat yang lalu baru digauangkan oleh PBB pada abat ke sembilan belas sedangkat
hal itu sudah di gaungkan empat belas abat yang lalu oleh Nabi islam yaitu Muhammad SAW. PBB
memikirkan manusia yang saat itu tidak
mempunyai hak untuk melakukan sesuatu yang baik bagi dirinya dan orang lain dan
hal itu sudah di fikirkan oleh nabi besar Muhammad SAW.
Hal itu islam yang menjadikan berbeda dengan agama yang lain
yang konsep kasta masih berlaku di umat Hindu, yang mana kasta paling tinggi
berahma merupakan kasta yang paling
berhak atas sesuatu untuk tuhannya, kasta brahma merupakan kasta yang paling
tinggi di agama Hindu, kasta yang lain berada di bawah kekuasaanya, sehingga
tidak jarang di india kasta yang paling rendah teraniaya.
kasta Brahma di kehidupan agama Hindu bagaikan sebuah kepala
dan kasta ksatria merupakan bagaikan tangannya, yang tugasnya merupakan sebuah
melindungi kasta Brahma, dan yang paling bawah merupakan kasta budra, dan kasta
budra bagaikan kaki yang tugasnya melayani kasta brahma, kehidupannya terserah
kasta brahma bahkan ketika kerja tidak di bayar tidak ada permasalahan. Dan
konsep di kehidupan hindu tidak ada jalan untuk bisa di hilangkan sampai
sekarang, para penguasa di sana memikirkan cara agar kasta di sana segera cepat
hilang, namun bagi kaum Hindu itu tidak akan bisa dihilangkan karena mereka
mengaggap kasta itu merupakan tutusan dari tuhan.
Mahatma gandi seorang pemikir dari agama Hindu yang sangat
kagum terhadap nabi Muhammad, dia banyak membaca tentang sejarah nabi Muhammad
salah satu yang di kagumi kepada risalah Muhammad konsep kesetaraan, dia
menganggap bahwa dengan konsep kesetaraan manusia bisa hidup berdampingan
dengan aman dan damai.
Mahatma gandi dia ingin menghilangkan konsep kasta yang
berada di agama hindu padahal dia sendiri dari kasta yang tinggi, dengan cara
dia menikahkan anaknya yang laki laki untuk menikahi wanita dari kaum dalit yang tidak berkasta,
orang mempercayai bahwa kaum dalit merupakan kaum yang tidak boleh di sentuh
karena kaum dalit merupakan kaum yang najis.
Banyak komentar keras dari para petinggi hindu dia mengecam bahwa
mahad magandi terlalu banyak membaca tentang sejarah muhammad sehingga dia
tidak patuh terhadap dewa sendiri, mereka mengecam mahatma gandi telah
menghinakan tuhan mereka karena menikahkan anaknya dengan kaum yang najis.
Islam memberikan sebuah penerang bagi manusia sehingga orang
yang hidup di agama islam merasa tentram dan damai, karena hal itu kehidupan
yang selalu di cari bagi manusia, konsep kesetaraan yang sulit di peroleh oleh
kehidupan sebelum islam.
Dan coba kita bandingkan antara kehidupan sebelum islam
datang dengan kehidupan setelah datangnya islam, bagaimana kaum kafir Qurais
dan kaum romawi sangat bejat terhadap budaknya, bahkan mereka pantas di katakan
orang yang dhalim.
Kehidupan sebelum islam di mekah seakan ada benteng untuk di
satukan antara kehidupan orang orang atas dan kehidupan orang bawah , tidak ada orang yang mampu merobohkan benteng itu kecuali nabi Muhammad, karena hal itu merupakan tradisi yang mulia menurut mereka, tradisi
yang sangat mengakar, apalagi kehidupan
arab sebelum islam terkenal dengan orang yang keras kepala, bahasanya yang
kasar, mereka tidak ada muka dua, artinya mereka ketika mempunyai sesuatu yang harus
dikatakan, mereka mengatakan hal itu walaupun itu menyakiti.
Itu sebuah alasan mengapa Nabi Muhammad harus hijrah
ke madhina, dakwah beliau di mekah hanya bisa mengislamkan orang kurang lebih delapan puluh tiga dalam kurun
waktu tiga belas tahun, sedangkan dakwah beliau di madhina walaupun hanya
sepuluh tahun manusia yang ikut ke agama muhammad tidak terhitung jumlahnya,
dan salah satu faktornya orang madhina mayoritas agama nasrani yang di dalam kitabnya di jelaskan dengan
perinci tentang datangnya Nabi terakhir.
hal itu sebuah alasan mengapa agama islam di terima di setiap golongan, karena dalam dakwah
pertama kali itu adalah konsep
kesetaraan karena dengan konsep kesetaraan manusia bisa menyampaikan sesuatu
yang benar terhadap siapapun, karena hal itu tidak ada yang lebih tinggi dan
tidak ada yang lebih rendah, dan hal itu
rasa canggung di antara mereka tidak ada karena tidak ada yang lebih tinggi
pangkatnya, siapapun berhak untuk menyampaikan sesuatu yang benar karena mereka mengaggap itu merupakan sebuah
keharusan sebagai agama islam.
Dan coba kita fikirkan andaikan konsep kesetaraan itu tidak
ada dalam agama islam, saya yakin islam tidak akan sejaya seperti sekarang,
karena di dalamnya masih ada rasa ketidak puasan dalam ajarannya atau rasa
kurang pantas dalam diri manusia, sehingga untuk menyampaikan sebuah kebenaran
masih melihat terhadap kedudukannya.
Andaikan manusia masih melihat terhadap kedudukan itu
merupakan sebuah konsekuensi dalam kemunduran atau bisa menjadi sebuah
kelenturan yang terdapat dalam sebuah ajaran karena manhaj dalam kesetaraan
akan menghilangkan sebuah kedudukan karena akan terbentuk sebuah fenomena yang
terjadi pada diri manusia contoh konkretnya adalah bahwa setiap ulama yang
wafat itu bukan di ganti oleh anaknya tetapi terdapat sebuah penerus yang
keilmuannya hampir sama rata atau bisa jadi melebihi ulama tersebut sehingga
umat islam di dalamnya siapapun pantas untuk mengungkapkan sebuah ke beneran jika
orang itu mampuni dalam pandangan kebenaran.
Namun tidak semua pantas dalam mendeklarasikan kebenaran, ada
orang tertentu yang yang memang pantas untuk di jadikan panutan dalam
mengungkapkan sebuah kebenaran, sehingga walaupun umat islam ada konsep
kesataraan juga tidak bisa menghilangkan sebuah konsep kepantasan dalam
menyampaikan karena hal itu memerlukan sebuah ilmu yang harus dikuasai olehnya.
Juni 26, 2023
Tiga Mimpi Yang Terpercaya
Malam yang di selimuti ke tidak pastian
Mimpi yang telah di takdirkan
Pada hamba yang sudah di sandiwarakan
Ibrahim tidak percaya dengan apa yang di takdirkan
Mimpi yang menyelimutinya seakan menjadi duka baginya
Karena mimpi tersebut harus mengorbankan jiwa yang sudah menghiasinya
Namun mimpi itu datang kembali di keesokan harinya
Di atas kasur yang terarai
Ber simpa di bawah kegelapan hati
Karena mimpi datang kembali
Mengkritik pada sang pencipta alam ilahi
Karena mimpi datang kembali pada jiwanya
Apakah tuhan yang mencintaiku atau aku yang membencinya
Itu derungan hati Ibrahim
Entah hati sang Ibrahim di selimuti kegelapan
Atau tuhan ingin menghilangkan kegelapan
Ibrahim meletakkan dahinya lalu mengadu kepada tuhan atas apa yang menimpanya
Namun di malam yang ketiga kalinya
Mimpi itu terus datang di tidurnya Ibrahim
Waktu itu Ibrahim tertidur nyenyak di atas tanah yang berarti
Di bawah mimpi yang datang kembali
Tentang mutiara yang telah ter sinari
Harus mati sebagai pengorbanan di alam yang pasti
Ibrohim mengadu pada tuhannya
Oh tuhan jika mimpi ini sebagai janjiku kepadamu wahai tuhanku
Aku ikhlas aku ridha atas pilihanmu
Tapi aku sangat cinta pada anakku
Karena dia satu satunya anakku setelah sekian lama aku mendambakannya
Tetapi ini sudah keputusanmu, aku harus pasrah dan ridha atas takdirmu
Di balik takdirmu itulah yang terbaik bagi diriku dan keluargaku
Biarkan Ismail kuserahkan padamu wahai tuhanku
Ismail rela mati yang menjadi hiasan dalam hidupku
Pada nyawa yang di panggil sang ilahi untuk dikorbankan pada hari ini
Nyawa Ismail bagaikan tali
Harus di sembelih di atas batu yang murni
Sang iblis mengobarkan api
Pada bunda yang melahirkan Ismail
Untuk meronta pada kekasihnya yaitu Ibrahim
Akan tetapi tuhan mentakdirkan yang lain
Yang menjadi hari besar umat muslim
Hari raya idul adha lahir batin
Karya Samlan As Solih 19, agustus, 2017
Maret 23, 2023
Ibadat merupakan sebuah pengakuan seorang hamba terhadap tuhannya sehingga dengan mengaplikasikan ibadat merupakan sebuah tiket atas kepatuhan seorang hamba terhadap tuhannya. Maka dengan demikian ketika ibadat merupakan sebuah kewajiban terhadap sang pencipta, sang pemberi segalanya, maka dengan meninggalkannya merupakan salah satu dosa besar, karena setiap ada perintah di situlah ada sebuah larangan, dan juga sebaliknya setiap ada larangan pasti ada perintah.
Ada tiga definisi mengenai ibadat di {KBRI}, pertama perbuatan atau pernyataan bakti terhadap Allah atau tuhan yang didasari oleh peraturan agama, kedua segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya, ketiga upacara yang berhubungan dengan agama.
Namun tidak semua ibadat itu wajib tergantung dari hukum yang sudah Allah perintahkan ada yang sunah{perbuatan apabila dikerjakan mendapat pahala apabila tidak dikerjakan tidak berdosa}, mubah {boleh di lakukan tetapi boleh juga tidak}. Dan juga personal dan universal, dan ada yang jika tidak bisa mengerjakan semuanya maka bisa mengerjakan salah satunya, ada juga dalam sigt Ruhshah{keringanan hukum}.
Ibadat merupakan salah satu tujuan Allah menciptakan manusia sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku” {QS adz dzaariyaat 55:56} salah satu tujuan manusia hidup dengan beribadat kepada sang penciptanya karena itu merupakan sebuah pengabdian pada Allah adapun caranya untuk mengabdi kepada Allah lewat sarana ibadat karena eksistensinya seorang manusia adalah mengabdi pada Allah.
ibadah tidak selalu tentang Shalat, puasa, zakat dan haji tapi bersabar atas sesuatu yang menimpa terhadapnya merupakan suatu ibadat, misalnya ada salah satu temanmu yang menyakitimu atau membicarakan keburukan di belakangmu dan kamu mengetahuinya tapi kamu hanya memilih sabar, maka itu termasuk salah satu ibadat.
karena kenyataan yang sebenarnya penghambaan bukan selalu dalam konteks shalat, puasa, zakat dan lainya yang menurut sebagian orang dikatakan konteks ibadat, tidak selalu duduk bersila ditemani Al-Quran di hadapannya, dan juga tidak selalu berbicara mengenai syariat di hadapan orang banyak, tapi bercocok tanam di sawah dengan badan berlumuran tanah yang diniatkan untuk kebaikan merupakan suatu penghambaan pada Allah.
Tapi, yang sulit dalam mengimplementasikannya , karena ibadat bukan hanya sekedar kata kata yang keluar dari lisan manusia, bukan hanya duduk bersila memegang tasbih di tangannya, bukan pula duduk sambil baca Al-Quran , tapi ibadat yang baik adalah mengakomodasikan antara zaman dan tempat, dan mengimplementasikan sebuah keadaan sebagai bentuk sentral untuk ibadat.
Ibadah bermacam macam sesuai dari urgennya masing-masing. Jika itu terjadi pada orang kaya maka ibadahnya dengan kedermawanan, jika terjadi pada orang miskin maka bentuk ibadahnya dengan sabar atas kemiskinan, jika sedang berstatus siswa atau mahasiswa maka bentuk ibadatnya dengan semangat belajar, jika dalam keadaan berstatus pedagang bentuk ibadatnya dengan kejujuran, jika seorang anak bentuk beribadahnya dengan berbakti kepada orang tuanya, seorang tuan rumah beribadahnya dengan melayani tamunya.
secara garis besar ibadah merupakan suatu akomodatif yang mendorong untuk berbuat baik, jika berbuat baik antar sesama di situlah bentuk ibadat. seperti maqolah” setiap keadaan ada bentuk ibadahnya dan setiap zaman ada bentuk penyikapanya”. Keadaan bisa di gunakan sebagai sarana dalam bentuk ibadat, namun ada dimensi tersendiri dalam pengimplementasian keadaan, dengan waktu yang terbatas namun ada sebuah peluang untuk menuju visi yang sudah tertata rapi.
Melihat dari maqalah tadi maka yang starategis dalam bentuk ibadah di dewasa ini adalah dengan memikirkan keadaan zaman yang dinamis, mungkin kalau zaman di abat kedua sampai ke tiga belas Hijriyah pola ibadatnya dengan berperang melawan musuh Islam, seperti berdirinya dinasti Utsmaniyah yang sistem pemerintahanya berbentuk monarki, berdirinya akibat peperangan, tapi kalau diera dewasa ini yang serba modern maka tidak mungkin bentuk ibadat dengan mengangkat senjata, memasang wajah dengan tombak, sebab dinamika sekarang ini tidak sama dengan keadaan di era Utsmani.
poin besarnya adalah ketika umat Islam mengangkat senjata sungguh sangat ironis bagi umat islam sendiri dengan memberikan peluang besar terhadap musuh Islam dengan menganggap bahwa ada kelenturan di pemikiran umat Islam sendiri, karena di era dewasa ini mengangkat senjata bukan sebuah keharusan yang harus dilakukan umat Islam tapi yang harus dilakukan dengan meninggikan ideologi umat Islam tersendiri, dan harus memberikan nutrisi terhadap pikiran umat Islam yang pola pikirannya ekstrim, supaya bentuk berpikirnya tidak jumud [ kaku dan tidak berkembang], karena pemikiran umat Islam harus berpikir dengan realistis.
Banyak dari segelintir kelompok atau ormas Islam yang meninggikan emosinya dalam berdakwah bahkan ada yang sangat mengganggu terhadap ke tentraman antara sesama, kelakuannya Cuma membuat gaduh umat Islam dengan membawa nama agama dan nabi Muhammad Saw. dalam menghukuminya dan mengira bahwa apa yang dilakukannya merupakan sesuai dengan agama, dan berdalih bahwa kelakuannya sesuai ajaran Rasulullah Saw. Bahkan ada yang saling mencela antar sesama yang berbeda pendapat dengan mereka menganggap dialah yang yang paling benar, dan tidak menyadari bahwa mencela antara sesama merupakan sesuatu yang tidak diperbolehkan.
Seperti yang dikatakan oleh Assyairozy kepada anaknya dengan muka marah“ tidurmu lebih baik dari pada celaanmu” yang memang waktu itu keduanya bangun malam dan sudah Shalat tahajud dan keduanya saling berbincang dan anaknya syekh Assyai Rozy agak bercurhat pada bapaknya dan berkata “ andaikan orang orang bangun sekedar Shalat tahajud dan dilanjutkan tidur lagi” itulah yang membuat syekh Asysai Rozy marah pada anaknya.
Sifat mencela antar sesama golongan tidak di perbolehkan apalagi saling mengadu domba antar golongan yang akan membuat sesama golongan saling bertumpah darah. Kalau hanya tidak suka yang membuatnya mencela karena akibat tidak satu pendapat ini akan menjadi problem besar di dalam kehidupan karena di dalam Al-Quran sudah di sinyalir tentang perbedaan tersebut” sekiranya Allah menghendakinya niscaya kamu dijadikannya satu umat[saja], tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberiannya kepadamu” { Q s Al Maidah 5:48} jika hanya tidak satu arah dengan keyakinan dan pemikiran kita jangan sampai melontarkan kata kata yang kotor apalagi saling mencela dan menghujat, karena tidak sama bukan berarti salah itu hanya merupakan sebuah hikmah dan kebijaksanaan.
Sebut saja Indonesia yang sistem pemerintahannya demokratis, dalam kebebasan berpendapat sangat di sayangkan, bahkan kebebasannya di media tidak ada penghalang untuk melakukan segalanya, beda ras atau golongan saling menjatuhkan terhadap yang lainnya, dan ini terjadi akibat kekurangan ilmu dan pengalaman. semakin tinggi keilmuan seorang dan semakin luas pengalam seseorang maka akan sulit menemukan kesalahan pada diri seseorang, karena ilmu sangat luas, semakin menyelamnya semakin sulit melihat kesalahan orang lain. Dan ini tidak bisa di hindari akibat dari kebebasan berpendapat.
Dalam satu sisi sistem kebebasan berpendapat sangat memberikan maslahat dengan memberikan peluang pada seseorang untuk menyuarakan pikirannya, apa yang dikehendakinya mereka bisa berpendapat sesuai dengan pikirannya, terutama bagi orang yang mempunyai cita cita besar atau mempunyai cita cita menjadi bintang di bibir orang banyak. namun disisi lain sangat mendatangkan mafsadat yang besar apabila kebebasan tersebut ditangani oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab dan akhirnya timbullah saling mencela pada sesama.
pemikiran umat Islam sebagai alat atas kemajuan umat Islam sendiri. dan dengan melalui pikiran yang super pawer memberikan dorongan terhadap kemajuan Islam, dengan memberi arah pemikiran yang baik. Seperti pemikiran Soekarno yang disampaikan oleh Fahri hamzah” kalau hukum Islam mau tegak di Indonesia jadilah Islam yang hebat masuklah di dalamnya menjadi DPR dan berperanglah melalui pemikiran ”kalaupun oleh kaum sufi tidak terlalu suka terhadap pemerintahan karena di di dalamnya banyak yang syubhat ( ada kebimbangan di dalamnya antara yang hak dan batil) tapi menurut seorang pemikir Islam menolak terhadap pendapat kaum sufi sebab kalau yang memegang otoritas pemerintahan di ambil alih oleh yang tidak tahu tentang syariat maka akan membawa kehancuran yang besar.
Dan juga ada banyak seorang ulama besar yang menjadi hakim, seperti imam syafi' beliau juga pernah menjadi hakim dimasa hidupnya sebab kedudukan hakim sangat sentral dalam penyebaran dakwah apalagi dalam penegak keadilan.
kalau keadaan dewasa ini dakwah yang baik yaitu dengan melalui sosial media, maka dengan menjadikan sosial media sebagai alat untuk salah satu ibadah pada sang penciptanya, minimalnya kita harus update dalam dunia sosial media, Carilah bentuk yang pantas dalam mengaplikasikannya.
Dalam dewasa ini ada sebuah kebimbangan yang sangat urgen untuk dikaji serius, karena melihat realitas yang terjadi di tengah masyarakat tentang hukum hukum yang dibawa oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab dengan mendalihkan nama agama bahkan ada yang mengatas namakan perintah Rasulullah dengan demikian maka kita mempunyai tugas besar yang status maha siswa untuk mengkaji sedalam mungkin.
Bahkan ada hal yang unik dalam realitas masyarakat dalam sisi lain masyarakat ada yang menimba ilmu di pesantren tapi mereka masih mempercayai realistis yang dibawa oleh orang yang kualitas keilmuannya masih dangkal.
Karya Samlan as solih
Sebagai salah satu divisi media FOSIKBA
Oktober 25, 2022
Islam sangat menghargai dan mementingkan perihal waktu. Pengamat hukum Islam menyadari sejauh mana Islam melestarikan waktu dan sangat hati-hati dalam mengelolanya. Sehingga tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Islam telah menentukan waktu-waktu ibadahnya, dan itu semua menunjukkan pada suatu konsep aturan yang jelas dan penghormatan terhadap waktu.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa waktu salat wajib itu dari fajar, dhuhur, ashar, maghrib dan isya'. Semua waktu tersebut telah ditentukan oleh wahyu ilahi dan ada awal dan akhirnya. Sehingga jika waktu berakhir maka tidak bisa melakukan ibadah yang bersifat ada'i, hanya yang bersifat qadha'i. Hal ini dikarenakan waktu yang telah ditetapkan oleh syariat telah berakhir.
Tak hanya salat wajib saja, rukun Islam yang lain juga ada waktunya, seperti puasa. Untuk puasa ada waktu per tahun dan juga waktu khusus per harinya (dari terbitnya fajar sampai matahari terbenam). Sedangkan waktu mengeluarkan zakat ketika hartanya telah dimiliki selama setahun dan seterusnya. Dan rukun Islam yang terakhir (haji), waktu pelaksanaannya pada bulan Syawal, Zulkaidah dan Zulhijjah.
Seorang muslim seyogyanya menggunakan waktunya dengan baik. Karena semua yang diperbuat akan dipertanggungjawabkan. Sebagaimana nikmat yang telah Allah Swt. berikan kepada kita. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Saw. yang artinya: "Pada hari kiamat, kaki seorang tidak akan bergerak kecuali telah ditanyakan 4 hal. Pertama, tentang hal yang telah dilakukan selama hidupnya. Kedua, tentang hal yang dikerjakan ketika remaja. Ketiga, tentang sumber memperoleh harta dan digunakan apa saja harta tersebut. Keempat, tentang apa saja ilmu yang diamalkan.
Segala perbuatan manusia di dunia yang fana ini pasti akan dibalas. Di setiap harinya, tahunnya dan sisa waktu lainnya. Apakah dia menggunakannya dengan taat kepada Allah Swt. atau kemaksiatan? Apakah dihabiskan dengan rajin bekerja, mencari mata pencaharian, melakukan hal yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan masyarakat atau tidak seperti itu?
Kebanyakan manusia hanya melakukan sebagian dari pekerjaan mereka. Mereka meninggalkan banyak pekerjaan yang seharusnya diselesaikan. Hal tersebut dikarenakan suatu sebab dan ada yang tidak. Adapun penyebabnya ada yang karena tidak selaras dengan ketua perusahaannya, tidak cocok dengan teman kerja atau keluarganya. Ketika mereka datang kepadanya karena ada kebutuhan yang harus direalisasikan, dia tidak merespons dengan baik dan terus menunda. Bahkan terkadang diserahkan kepada orang lain. Gaji yang didapatkan dari hal tersebut tidak halal. Bukan harta yang baik. Orang tersebut seperti manusia yang memakan harta orang lain melalui cara yang batil, tak sesuai syariat. Padahal semampu apapun menyembunyikan sesuatu, Allah pasti mengetahui. Ketidaklarasan atau ketidakcocokan seseorang dengan yang lain bukan menjadi alasan untuk mengakhirkan pekerjaan, mengabaikan kewajiban dan menyia-nyiakan banyak waktu.
Termasuk penyebab seseorang membuang-buang waktu dan berpaling dari kewajibannya yaitu mendahulukan kepentingan khusus atau kepentingan pribadi. Meskipun diisi dengan pekerjaan, akan tetapi hal tersebut dilakukan bukan pada waktunya. Sudah seharusnya kita mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri-sendiri. Ketika seseorang lebih mengutamakan kepentingan pribadi, dia telah menghilangkan hak-hak masyarakat atau orang lain. Contoh di atas bisa kita sebut dengan "Pencuri Waktu" atau "Pencuri Bertopeng". Kenapa disebut pencuri? Karena mencuri tidak khusus pada harta ataupun benda. Namun waktu juga bagian darinya. Sudah jelas mereka mencuri banyak waktu kerja dan kemaslahatan bersama. Mereka sibuk dengan kepentingan pribadinya. Tak ada beda antara pencuri dengan mereka.
Corak manusia yang lain yaitu mereka yang tak bekerja dan mengabaikannya tanpa adanya sebab. Mereka hanya bermalas-malasan, mageran, selalu ingin istirahat, menggunakan waktu kerja dengan duduk santai sambil minum minuman, atau membaca koran, majalah, berbincang bersama teman kantor hanya untuk hiburan dan pada akhirnya waktu kerjanya dihabiskan dengan hal tersebut sampai tiba waktu pulang kerja.
Hal di atas merupakan contoh manusia yang zalim terhadap dirinya sendiri, temannya dan orang lain. Dia tidak menghadirkan Allah di dalam hatinya ketika bekerja dan tidak merasa bahwa Allah mengetahui upah yang didapat dari pekerjaannya. Bagaimana dia menghalalkan gaji kerja sedangkan dia tidak melaksanakan hal memang menjadi tugasnya? Islam sungguh menolak motif manusia yang seperti itu. Islam mengajak kita untuk memerangi sifat malas, lalai dan mendahulukan kepentingan pribadi.
Setelah penjabaran 3 macam orang yang membuang-buang waktu di atas, dapat kita ketahui penyakit yang ada di dalam jiwa mereka. Pertama, kelalaian. Kedua, mendahulukan kepentingan pribadi dan bertindak sewenang-wenang terhadap kepentingan bersama. Ketiga, kemalasan.
Jika kita mengamati ajaran Islam, kita akan mengetahui bahwa islam betul-betul memperingatkan agar memelihara diri dari 3 penyakit tersebut. Karena hal itu dapat membuang banyak waktu dengan sia-sia. Islam memerintahkan kita untuk menekuni suatu pekerjaan, jujur dan tulus dalam menjalani, serta meningkatkannya. Nabi Muhammad Saw. bersabda yang artinya, "Sesungguhnya Allah mencintai salah seorang dari kalian yang ketika bekerja dia menekuninya." Islam juga mengajak kita bekerja keras, beraktivitas dan memperelok pekerjaan kita. Semuanya akan mendapat balasannya masing-masing dan berada di bawah pengawasan-Nya. Allah Swt. berfirman:
وَقُلِ ٱعْمَلُوا۟ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُۥ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۖ . . . (سورة التوبة ٩:١٠٥)
Artinya: "Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,..."
Karya : Dr. Umar Hasyim
Penerjemah: Ahmad Farhan Syaf