Maret 16, 2019

BEDAH BUKU FOSIKBA

                
BEDAH BUKU FOSIKBA

Jum’at, 15 maret 2019 |Forum silaturahmi Keluarga Besar al-Khairat (FOSIKBA), untuk kesekian kalinya mengadakan bedah buku. Dalam bedah buku yang dihadiri sekitar 30 orang kali ini, ada duah buku fenomenal dedikasi ulama kontemporer yang akan dibedah, yang di dalam memuat dua tema berkesinambungan tentang alasan pentingnya bermazhab dalam penerapan islam disetiap sendi kehidupan. Bedah buku kali ini diisi langsun oleh Ust. Zakaria Aysrof Anshori LC. Sebagai pemateri pertama dengan kitab yang ditangguhnya Islam Bila Mzahib karangan syaikh Musthafa Syak’ah. Dilanjutkan dengan pembedah kedua, Ust. Rahmat Miskaya LC. Yang memaparkan sekelumit tentang kitab Alla Mazhabiyah yang dikarang oleh Syaikh Ramadhan al-Buthi. Ada bebeapa poin yang cukup menarik perhatian peserrta bedah buku kali ini. Salah satunya ialah paradoks muslim tampa mazhab. Dikatakan bahwa muslim tak bermazhab sekalipun secara tidak langsung bermazhab, karena tanpa disdari mereka bertaqlid pada manhaj tanpa mazhab. Berikut sedikit ulasan yang dapat kami simpulkan.
                Dalam islam kita sering mendengar ada sebagian muslim menyatakan bahwa dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran agama kita tidak perlu menganut mazhab imam tertentu karena cukup langsung merujuk kepada Al-Qur’an dan As-sunnah, karena kedangkalan ilmunya. Maka mereka menyangka bahwa para Mujtahid dan Imam Mazhab dalam beragama itu tidak berpedoman, melanggar keduanya atau memahami agama tanpa dalil dan tanpa dalil (dilarang untuk bertaqlid). Jadi, dalam beragama itu perlukah kita bermazhab?? Dan apakah hakikat bermazhab itu??
                Mazhab adalah sebuah metodologi (manhaj) fiqih khusus yang dijalani oleh seorang ahli fiqih dalam kawasan Furu’iyah, dan ditempuh dengan syarat – syarat tertentu. Adapun syaikh Ramadan al-Buthi dalam kitabnya yang berjudulnya Alla Mazhabiyah Akhtaru Bit’atin tuhaddid al-Syari’ah al-Islamiyah hlaman 11 menjelaskan bahwa dimaksud dengan bermazhab (al-Tamadzhub) adalah
أن يقلد العامي أو من يبلغ رتبة الاجتهاد مذهب امام مجتهد سواء الترم واحد بعينه أو عاش يتحول من واحد علي أخر      
“bertaqlidnya orang awam atau orang yang belum mencapai tingkat mampu berijtihab kepada Imam Mujtahid, baik ia terikat pada satu mazhab ke mazhab yang lainnya”.
                Oleh karena itu, ada dua golongan pemangku syariat dalam islam, mereka ialah mujtahid (menggagas metodologi) dan muqollid (pengikut mazhab). Bagi mereka yang masih belum memenuhi syarat kriteria sebagai mujtahid diharuskan baginya untuk memilih salah satu mazhab yang sudah divalidasi dalam islam. Mesli ada beberapa kelompok yang menentang hal itu,namun hakikat kebenaran dalam islam, khususnya yang berkaitan erat dengan al-Ahkam al-Ijtihadiyah (hukum – hukum praktis hasil ijtihad) akan lebih aman,  terjaga, selamat dari kekeliruan pemahaman, jauh dari ketersesatan dan lebih maslahat apabila dalam beragama umat islam bersedia mengikuti dan terikat pada salah satu mazhab yang empat  (mazhab : al-Hanafi, al-Maliki, al-Syafi’i atau al-Habali), karena paraa mazhab itu telah disepakati oleh para ulama paling memiliki otoritas dan lebih bisa dipercaya dalam menafsirkan sumber utama hukum islam, yakni al-Qur’an dan as-Sunnah. Juga merekalah ulama yang diberi kewenangan oleh Allah dan Rasul-Nya untuk menjelaskan kebenaran agama islam kepada kita semua. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris ilmu dan amalan para Nabi terdahulu yang wajib kita ikuti dan harus kita hormati.
                Begitulah sedikit singkat dari acara bedah buku kali ini. Tapi bukan hanya berhenti disini saja, tapi menurut Ust. Syamsul Arifin sebagai ketua FOSIKBA, menuturkan bedah buku ini masih akan dilanjutkan. “bedah buku ini masih kurang. Saya kira para anggota masih belum puas, jadi mungkin ada jilid dua” tuturnya.

                Acara ini juga dihadiri oleh salah satu dewan konsultatif FOSIKBA, Ust. Lukman Fayad LC. Yang juga ikut berpatisipasi menyumbang pendapat sekaligus memberikan saran konstruksi dalam memaksimalkan efesiensi acara bedah buku dimasa selanjutnya. Penghujung acara dipurnakan dengan makan bersama dibalut senda gurawan guna memperteguh silaturahmi kekeluargaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates