Maret 09, 2022

Zainussyaithan

 


Sejenak tersandung dalam lamunan kata “Zainussyaithan”,  adalah sepatah kata yang dulu pernah aku dengar dari seorang guru di sebuah majlis taklim waktu masih belajar di pondok. Entah apa yang membuatku selalu teringat kata tersebut? 

kalau cuma alasan menganggap penting tentu tak cukup untuk menjawab pertanyaan di atas,  viralnya seseorang tak akan terus-menerus mengingat sesuatu tanpa adanya pelantara yang memaksa sistem kerja otaknya untuk terus mengingatanya, entah itu lewat kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya atau yang dia alami sendiri, semakin sering kejadian itu ia lihat maka semakin melekat di otaknya. Mari kita cari jawabannya!

Kata  Zainussyaithan di ambil dari bahasa Arab dan secara bahasa berarti Hiasan syaithan, ialah salah satu manhaj syetan untuk mengelabui manusia secara samar agar terjerumus kedalam kemaksiatan dengan cara menyisipkan sisi positif dibalik kemaksiatan tersebut.
Dan kita pun tidak bisa menampik fakta bahwa hal ini seringkali kita alami dalam kehidupan sehari-hari (Bagi yang gak pernah, silahkan  mengkerutu dan bilang, “kita? Lo aja kali.’’ wkwk..) 
Tanpa disadari tak jarang kita selalu terpancing umpan-umpan syetan untuk membatalkan pekerjaan baik yang akan atau sedang kita lakukan, saat akan membuka buku misalnya kita  sering tergoda untuk membuka Facebook dan lain semacamnya dengan menanamkan harapan agar kita fokus terhadap pelajaran setelah membukanya, namun sebaliknya kita justru malah terlena dan terlupa pada niat awal kita untuk belajar disebabkan terlarut dalam godaan tersebut apalagi sampai membuka ML (Mabar kuyy..😁) Atau mungkin terbesit dalam pikiran saat males-malesan buat nyiapin materi ujian, “ Gak papa lah gak naik kelas, tahun depan lebih dioptimalkan lagi belajarnya. Lagian belajar kan bukan karena ujian.” Wihh.. Siap Ndan. Atau pacaran, biar pas setiap mau ke majlis taklim ada yang nemanin wkwkw.. 

Saya pun sebagai manusia biasa tak lepas dari yg namanya Zainussyaithan  seperti halnya yang dialami saya pribadi tadi pagi setelah sahur susah payah nahan ngantuk nungguin waktu shalat Subuh dan selalu terbesit dalam pikiran "Tidur aja dulu kali ya biar nanti khusuk shalat subuhnya" namun tetap aku paksa buat tetap nunggu waktu shalat, eh setelah shalat Subuh ngantuknya hilang wkwk.. Sempat bilang dalam hati "Dasar syetan!"

Tapi setelah dipikir-pikir, syetan kan dikurung selama bulan puasa! Terus..?
Seketika naluri berkata, "Seseorang yang bermaksiat di bulan Ramadhan murni berangkat dari sifat asli orang tersebut, bukan karena godaan syetan."

Dan peraktek yang lebih extrim lagi yaitu selalu melakukan kemaksiatan dengan niat ingin tobat setelah tua nanti. Sekilas memang kelihatan sebuah hal yang wajar dengan hal positif yang tersisip dibalik godaan tersebut, namun hal ini mempunyai dampak besar terhadap minset dan keimanan seseorang bahkan dapat mengakibatkan kekafiran jika sudah sampai pada tingkat istihlal (menghalal-halalkan hal-hal yang haram).

Syetan pun sukses saat mangsa mulai berpikir, “Ah, sekali-kali kan gak papa.”  Atau, “Lagian aku kan gak sering melakukannya.” Sungguh Sebuah manhaj tipu daya yg begitu lembut, rapi, samar dan efektif, yang mana dengan pola tersebut korban tak pernah menduga kalau dia sudah tertelan umpan syetan di kailnya. Yupss betul, syetan itu semanis dan segombal rayuanmu. 

Jangankan hal-hal yang haram yang mubah pun syetan gombalnya minta ampun. Eh, dinginnya ke syetan aja ya,, ke aku jangan! huhu..

Syaithan akan selalu hadir kepada setiap manuasia dengan produk-produknya beserta promo-promo yang ditawarkannya, dan selalu berusaha menyesatkan manusia, tentu dengan segala manhajnya untuk mendapatkan teman sebanyak-banyaknya diakhirat nanti. Semoga Allah selalu menguatkan iman kita dan menjauhkan kita dari hal-hal yang dapat merusak kemurnian iman.

Penulis : Ust. Abd. Wafi, Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates