Juli 20, 2019

YAKIN GAK MAU BERJUANG??

                          YAKIN GAK MAU BERJUANG??


Diceritakan tempo dulu bahwa ada seseorang yang mempunyai keahlian membuka semua jenis gembok (kunci) dalam waktu yang relative singkat. Sayangnya keahlian ini ia gunakan untuk mencuri, menuruti hawa nafsunya. Keluar masuk penjara adalah hal yang biasanya baginya. Penjara tempo dulu tentu berbeda dengan yang sekarang yang dilengkapi adanya cctv di setiap sudutnya. Dari keahliannya itu ia berhasil kabur dari penjara. Sebab sesulit apapun gembok itu baginya sangat mudah membukanya. Usut punya usut ternyata ia hanya menggunakan kawat kecil lentur untuk membuka gembok dalam tiap aksinya. Kawat tersebut ia modif semacam gelang agar mudah dibawanya setiap hari. 
Suatu ketika ia tertangkap mencuri perhiasan di desa sebelah. Pihak kepolisian berhasil menangkapnya dan seketika memasukannya ke penjara. Baginya penjara adalah hal yang biasa, toh keluar masuk penjara sangatlah mudah bagai membalikan tangan. kejadian-kejadian yang sebelumnya sebagai buktinya. Dengan berbekal gelang kecil di lengannya ia yakin akan membuka gembok penjara itu. sebegitu yakinnya ia berucap kepada para penjaga penjara itu (dengan mimik meremehkan): “lihatlah 2 jam lagi, pasti kalian akan terheran-heran dengan keberadaanku.”
Dalam penjara ia mulai beraksi. Ia ambil gelang kawat yang ia kenakan. Ia mulai memasukan kawat tersebut pada pintu besi yang mengelilinginya. Namun ia gagal membuka pintu itu. Ia ulangi sekali lagi. Memasukan kawat tadi dan menggerakkannya ke arah yg berlawanan namun tetap tidak terbuka. Ia ulangi hal tersebut sampai ia merasa kebingungan sebab pintu semacam itu biasa ia retas dengan mudah. Keringat peluh mulai bercucuran menandakan Ia mulai lelah. Ia pun gugup. Keyakinannya saat itu sudah goyah dan memudar. Hingga Ia pun putus asa, menyerah pada keadaan. Dalam benaknya Ia berfikir saat ini adalah akhir dari kehidupannya. Sebab  ia divonis seumur hidup di penjara. Pihak kepolisian mungkin sangat geram dengan kelakuannya betapa tidak mencuri tiada henti adalah hobinya. Maka hukuman seumur hidup sangat pantas baginya.
Beberapa saat setelahnya ia lemas dan terjatuh disebabkan lelah di tubuhnya. Ia bersandar tepat di pintu penjara tersebut. Tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya. Ia kaget terheran-heran ternyata pintu itu tidak dikunci oleh petugas entah karena lupa atau disengaja. Bersamaan dengan itu datanglah pimpinan kepolisian menjenguk dan memerhatikan gerak-geriknya.
Pimpinan kepolisian itu tersenyum kecil melihat pencuri itu yang kelelahan dan putus asa. Berbeda dengan si pencuri ia malah kesal menyalahkan dirinya. Baru kali ini ia merasa dibodohi. Bagaimana tidak keahlian membuka kunci yang ia miliki sirna tak berguna saat itu. Tertipu oleh pintu yang tak terkunci di depannya. Ya hari itu adalah hari terburuk baginya.
Dari cerita ini bisa kita tarik beberapa poin di antaranya ialah: Pengaruh kekuatan akal. sejak awal si pencuri sudah yakin seyakin-yakinnya bahwa ia akan membuka gembok itu yang ia yakini terkunci. Dari itu apapun jenis pintunya pasti ia akan membukanya. Keyakinan ini telah mengakar kuat di benaknya. Sayangnya dalam kejadian ini nasib tak melulu bersamanya. Ia tidak berhasil membuka pintu itu. Sebab membuka pintu yang terkunci dengan yang tidak terkunci tentu berbeda. Dalam kasus ini sebenarnya ia tidak perlu bersusah payah menggunakan kawat untuk membukanya Karena pintu itu sudah terbuka. Membukanya sangatlah mudah hanya dengan mendorongnya.
Begitu juga dengan kasus yang kita alami setiap hari. Semua akan menjadi mudah dengan adanya keyakinan kuat dari benak kita serta aksi yang nyata. Sebab suatu permasalahan akan menjadi sulit jika kita meyakininya sulit. Begitupun sebaliknya akan menjadi mudah jika kita meyakininya mudah.
Jangan yakini meraih IPK tinggi (Jayyid jiddan atau Mumtaz) adalah hal yang sulit. Lulus kuliah tepat waktu juga sulit. Menyelesaikan setoran hafalan Alquran sebelum lulus kuliah juga sulit. Melamar  anak pak haji di kampong sebelah juga sulit. Dan yang paling penting menyetorkan tulisan tepat waktu jangan juga dianggap sulit.
So, buang jauh-jauh Mindset semacam ini. Tanamkan keyakinan dalam diri kita. semua hal pasti bisa ditaklukan dengan tekad yang kuat dan atas izin yang maha kuasa. Jangan berkecil hati kau hanya perlu terus berjalan dan jangan berhenti sampai kau benar-benar yakin bahwa dirimu sudah tak sanggup melanjutkannya (mati).
Wallahu A’lam. 




        M. Syarief
    Mahasiswa Fak. Ushuluddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates