Oktober 01, 2022

The Power of Sholawat


 

Sholawat bisa mengantarkan kita ke surga? emang benar ya berkah dari sholawat sedahsyat itu?. Nah mari kita bahas bersama kedahsyatan dari sholawat sendiri yang mungkin sudah sering kita lupain, atau mungkin ada beberapa dari kita yang pura-pura lupa.

Sholawat sendiri merupakan pujian kita kepada Nabi Saw, bentuk hormat kita kepada Nabi Muhammad Saw. selaku utusan dan mahluk yang paling dicintai Allah Swt.

Teman-teman tau gak sih ? Sholawat bukan sekedar ibadah sepele yang dengan mudahnya kita meninggalkan sholawat sembari berdalih "banyak amal ibadah lain yang lebih sempurna dari pada sholawat".

Sholawat merupakan amal ibadah yang paling mudah, namun bukan berarti sholawat adalah ibadah yang murah, jika kita kaji kembali sebenarnya sholawat merupakan amal ibadah yang paling mudah mengantarkan kita ke jannah, mengapa demikian? Sholat kita belum tentu diterima Allah, taubat kita masih perlu dipertanyakan maqbul tidaknya, puasa kita masih teramang-amang, namun sholawat satu-satunya ibadah yang pasti diterima Allah Swt. kenapa? Karena sholawat itu ada Nabi Muhammad Saw, serta merupakan doa kepada Allah Swt, untuk Nabi Muhammad Saw.

Sebagaimana perkataan Syekh Yusuf bin Ismail An-Nabhani: "adimi sholata ala nabiyyi Muhammadin, faqobuluha hatmun biduni taroddudi".

Sudah terbukti bukan bahwa dengan bersholawat kita bisa melakukan amal ibadah secara praktis, tanpa harus meluangkan banyak energi, meluangkan uang dan dahsyatnya lagi kemaqbulannya sudah pasti. Namun, masih banyak dari teman teman yang sudah mengetahui the power of sholawat tapi tetap saja jarang bersholawat, bukan karena mereka tidak ingin melakukannya atau tidak memiliki waktu luang untuk bersholawat. Pada nyatanya semua pemikiran tersebut tercipta karena kurang kemauan untuk bersholawat.

Ibaratnya nih ya, kita diundang mengikuti kajian pada jam 14.00, di pihak lain kita juga diharap untuk berpartisipasi melakukan pertandingan futsal pada jam yang sama, saat inilah adalah penentu, apakah kita lebih memprioritaskan kajian atau futsal ? Kalau kita benar-benar memprioritaskan kajian pasti kita akan bersedia untuk menolak pertandingan futsal yang diadakan pada waktu yang sama.

Begitu pula ketika kita tengah beraktifitas, jika kita benar-benar memiliki minat yang besar untuk bersholawat pasti kita sempat untuk melakukannya, lagi pula sholawat bukan sebuah aktifitas yang berat, sehingga kita harus meninggalkan aktifitas yang lain untuk bersholawat. Bisa saja kita tengah bermain bola sambil bersholawat, memasak sembari dua tiga kali melantunkan sholawat atau bahkan menulis sambil bersholawat. Semua tergantung bagaimana cara kita memprioritaskan sholawat.

Dengan demikian kita mampu membiasakan diri untuk terus beribadah. namun, ternyata permasalahannya tidak cukup sampai di situ, karna tugas kita bukan sekedar bersholawat sekali dua kali dalam setahun, tugas kita sebenarnya yaitu membiasakan diri untuk terus bersholawat (Istiqomah).

Agar bisa Istiqomah dalam menjalaninya tentu saja banyak jalan yang harus kita lewati, cara sederhananya dimulai dari me-mu-lai, jika langkah pertama sudah terpenuhi maka langkah kedua yaitu membiasakan, pasti banyak rintangan tersendiri yang akan kita hadapi, seperti rasa malas, bosan dan banyak kegiatan lain yang membuat kita berhenti bersholawat.

Jika kita sudah mampu membiasakan diri bersholawat maka lanjutkan agar sholawat yang sudah kita lantunkan setiap harinya, bisa menjadi sebuah hobi yang nantinya berkarakter di dalam diri kita. Sama halnya ketika kita sudah terbiasa makan tiga kali sehari maka ganjal rasanya ketika kita hanya makan dua kali sehari, hal itu bisa terjadi karna kebiasaan yang kita jalani mulai tertanam di dalam diri dan menjadi sebuah karakter.

Secara sederhana, Allah dan malaikat saja bersholawat kepada baginda Nabi Muhammad Saw, bagaimana dengan kita ? Yang hanya sekedar mahluk lemah dan penuh salah sebagaimana tertulis di dalam surah Al-Ahzab 56 : "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya". 

Teman-teman, indah bukan ketika kita mampu bersholawat setiap saat, apalagi jika kita mampu melafalkannya sebanyak 1000 kali perhari, pasti hati dan jiwa kita terasa tentram.


Oleh: Khatibul Khairi al-Azizi

 02 Mei 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates