Maret 11, 2018

,























 Hari kamis tanggal 04-01-2018 minggu ke tiga aku menghadapi ujian di kuliah Al Azhar,  penghuni asrama sudah mulai bergegas semua dari tempat tidurnya untuk siap-siap pergi ke kuliah. Nah seperti biasanya mahasiswa Azhar sebelum pergi ujian mereka mengetuk pintu kamar teman-temannya untuk meminta doa agar diberi kelancaran dalam menjawab soal-soal diktat kuliah yang diujikan oleh para dosennya masing-masing. Bismillahi tawakkaltu alallah doaku dalam hati,  ku langkahkan kaki ini dengan sepatu bututku tapi pundakku terasa berat dengan beberapa lapisan kain yang menempel dan menumpuk di badanku.

 Ku pandangi langit untuk mencari sinar matahari, namun yang kutemukan hanya gumpalan awan warna abu-abu. Kutarik nafas panjang-panjang dan menghirup udara segar, anginnya pun sukses membuat tubuhku menggigil dengan semangat, ia mengajak gamisku terbang kesana kemari untuk menghiburku.

20 menit akupun menunggu bus kesayangan mahasiswa Mesir di halte tapi tak kunjung tiba. Akhirnya aku menaiki tramco (kendaraan roda empat /angkot) dan turun di awal Sabi sambil menunggu bus 24 akupun mengeluarkan diktat kuliah untuk muthalaah hafalan yang sudah dipelajari tadi malam. Alhamdulillah, bus yang ditunggu akhirnya sudah tiba dan berhenti pas di depanku.    Ithla’ bissurah ya binti ! (cepat naiklah nak !)ucap kondektor busnya. Ku mencari tempat duduk yang kosong, namun yang kudapati di sana sosok seorang laki-laki paruh baya dengan ciri has jas dan dasi yang biasanya orang kantoran kenakan. Beliau adalah dosen yang pernah mengajariku waktu tingkat pertama dengan lambaian tangannya dan suara lembutnya beliau  mempersilahkan aku duduk di sampingnya sambil mendoakanku dengan doa yang dikeluarkan oleh lisan sucinya.

Beberapa menit kemudian bus yang kutumpangi berhenti mendadak mebuat penumpang  berjatuhan di dalam bus seperti alat-alat dapur jatuh dari raknya jatuh berkeping-keping(hehehehe alay dikit). Qadarullah  Alhamdulillah semua penumpang termasuk pengemudinya selamat tanpa ada luka- luka.

Setibanya di kuliah aku mengecek semua perlengkapan di dalam tasku yang tadi malam sudah saya persiapkan seperti bolpen, peggaris dan kerneh supaya saya bisa ikut ujian dengan tenang, karena ujian di Al Azhar bagi  masisir (mahasiswa Mesir) sangat horor semuanya harus perfect, di dalam ruangan ujianpun kendati harus senyap dan tidak boleh menggerakkan badan kecuali kedipan mata fokus dan tertuju ke kertas soal ujian sambil mengerjakan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diminta oleh dosen yang mengajar pelajaran Ad-Dakhil dan dilarang keras nolah-noleh ke samping, bisa saja kita di DO dari kuliah(ngeri kan kawan-kawan?), bisa dikatakan duduknya Masisir itu ibarat patung singa yang berada di  dekat sungai Nil Tahrir hanya besar mata saja tapi dilarang untuk bergerak. Seketika keadaan terasa mencekam dan genting ternyata dari perlengkapan yang kubawa hanya kernehku yang menghilang entah kemana. Bingung resah semuanya campur aduk di kepala gara-gara kerneh hilang, nanti saya tidak bisa ikut ujia“ pikiranku sudah kacau balau”. Mau balik ke asrama waktu ujian sebentar lagi akan dimulai, mau ke ruangan tidak bawa kartu mahasiswa, ingin rasanya teriak di depan dekan fakultas ushuludin agar bisa dipersilahkan untuk mengikuti ujian ke tiga Al Azhar.

Di bawah pohon ku hanya bisa meratapi kesedihanku, menunggu dan menanti sebuah keajaiban yang datang tiba-tiba, berharap ada seseorang membawakan kartu identitasku. Ternyata tidak lama kemudian semua yang kuharapkan terjadi seketika dan sontak membuat saya sangat bahagiaya sekali, saking bahagianya rasa-rasanya sampai ingin mau nari-nari  kala itu (andaikan diperbolehkan), mungkin tuhan sudah mendengar suara hatiku. Ada seorang laki-laki datang menghampiriku dengan nafas ngos-ngosan sambil menyodorkan sesuatu yang saya harapkan akan kembali. "Ya binti, hadzihi bitaqatuk bissur’ah idzhabi likay la tataakhariTandasnya. Tanpa banyak perbincangan ku hanya bisa menguntaikan kalimat “Syukran ya duktur”, langsung ku melangkahkan kaki sambil melihat kebelakang melihat langkah sosok laki-laki yang sudah banyak membantuku sejak bertemu di tingkat pertama dan menjadi super hero di hari ujian ketiga kuliahku hingga langkahnya semakin jauh semakin tidak terlihat oleh pandanganku.

Takdir tuhan sangat indah
Mempertemukaku dengan sosok pahlawan tanpa jasa
Seolah tercuri oleh penampilannya yang sangat langka

BERSAMBUNG


Oleh: Muallimah

Maret 10, 2018

,






















Marilah terlebih dahulu kita mengenal makna istigfar itu sendiri, kata istigfar sebenarnya serapan dari bahasa arab dari asal kata gha, fa, ra, yang berarti mengampuni, dengan menambahkan huruf alif, sin, dan ta’ di awal -suku kata-nya yang mempunyai arti thalab (memohon)  maka dengan sendirinya istigfar secara bahasa ialah meminta atau memohon ampunan, sedangkan secara istilah ialah memohon ampun kepada Allah SWT. atas segala dosa dan kesalahan yang pernah dikerjakan di masa yang sudah berlalu. [1]

            Islam dengan ajarannya banyak kita temukan seruan atas umat manusia baik dalam kitab suci al Quran  maupun hadits Nabi Muhammad SAW. agar selalu meng-istikamah-kan diri untuk selalu beristigfar, disamping karena banyak keutamaan yang akan diperoleh ia juga dapat menyelamatkan manusia dari banyak malapetaka seperti tsunami, banjir, gempa, kemiskinan dan juga kegelisahan dalam diri manusia dan lain sebagainya, itu tidak lain hanyalah karena kemaksiatan dan ke-dzalim-an yang di lakukan oleh makhluk yang bernama manusia ini. Allah SWT. Berfirman:

إن الله لا يظلم مثقال ذرة وإن تك حسنة يضاعفها ويؤت من لدنه أجرا عظيما (النساء: 40)
Artinya: “sesungguhnya Allah tidak mengniaya seseorang walaupun sebesar zarrah dan jika ada kebajikan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar’’ (QS: An-Nisaa: 40).

ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجون (الروم :41)
Artinya : ‘’telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’’(QS: Ar-Rum :41).

Mohammad Hassan sang orator ulung mesir dalam sebuah pidatonya menegaskan bahwa ada dua sebab penduduk bumi ini akan selamat dan tidak akan ditimpa suatu bencana atau musibah, yang pertama ialah selama Rasulullah SAW. masih hidup, namun sekarang beliau telah wafat. Dan hanya tersisa sebab yang kedua ialah selama mereka meminta ampun atau beristigfar dalam hidupnya, dikarenakan fitrah manusia pada umumnya tidak akan pernah luput dari melakukan kesalahan dan kemaksiatan kepada pemilik semesta alam ini.

Maka dari itu tujuan disyariatkan-nya istigfar ialah dengan rahmat Allah SWT. agar manusia diampuni dan selamat dari azab-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak sebagaimana alquran mengungkapkan :

ومن يعمل سوء أويظلم نفسه ثم يستغفر الله يجد الله غفورا رحيما (النساء : 110)
Artinya : ‘’Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyayang’’(QS: An-Nisaa ;110)

وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون(الأنفال :33)
Artinya : ‘’Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada diantara mereka, dan tidak pula Allah akan mengazab mereka sedangkan mereka meminta ampun (istigfar)’’(QS: Al-Anfal :33).

Berhubungan dengan penjelasan Mohammad Hassan yang berbanding lurus dengan ayat kedua di atas, maulana Prof. DR. Ali Jumah[2] -hafidzahullah- anggota dewan senior ulama al azhar  dalam suatu majelis, beliau mengutarakan pendapat mengenai tafsiran ayat tersebut bahwa sebab yang pertama itu tidak akan terputus dengan wafatnya Nabi SAW, selama umatnya menghidupkan sunah-sunahnya, dalam artian Allah tidak akan mengazab suatu kaum yang selalu menjalankan sunah  Nabi Muhammad SAW. karena Nabi masih terasa hidup di tengah-tengah umatnya yang selalu menghidupkan Nabi dengan cara demikian. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh imam tirmidzi dalam sunan-nya:

ومن أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة. رواه الترمذي[3]  
Artinya : “barang siapa (dari umatku) yang menghidupkan sunah-sunahku maka ia sungguh mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga”(HR. Tirmidzi).

Dalam riwayat ini maulana Ali Jumah menegaskan bahwa terdapat ikhtilaf dikalangan ulama hadits dalam nash hadits di atas (أحبني), menurut beliau yang paling sohih ialah أحياني)), wallahu a’lam.

            Kembali lagi kepada istigfar, bagi yang mendambakan rezekinya lancar dan berlimpah  dan yang sudah lama mendambakan keturunan namun tak kunjung datang, serta kebahagian lainnya di dunia dan di akhirat, hendaklah dimulai dengan sering beristigfar, mungkin karena ada dosa-dosa yang dapat memperlambat itu semua. Allah SWT, berfirman:

فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا . يرسل السماء عليكم مدارارا. ويمددكم بأموال وبنين .ويجعل لكم جنات ويجعل لكم أنهارا (نوح:10-12)
Artinya : ‘’maka aku katakan kepada mereka mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai.’’ (QS: Nuh :10-12).

Maka dari itu Muhammad Zaky Ibrahim ketua ahli sufi pada zamannya dalam karyanya menerangkan bahwa istigfar adalah jalan atau cara yang bagus bagi pencari (kenikmatan) dunia dan akhirat[4], dan pentingnya istigfar juga di tegaskan oleh Rosulullah dengan amalannya seraya bersabda dalam riwayat Abu Hurairah ra :

والله إني لأستغفر الله و أتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين مرة[5]
Artinya : ‘’sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan bertaubat dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’’(HR Bukhari)

 Perlu kita sadari bahwa istigfar adalah bagian dari ibadah yang tidak mudah untuk di kabulkan seperti halnya sholawat sabagai dzikir yang pasti diterima oleh Allah SWT. sebagaimana disampaikan oleh Prof. DR. Ali Jumah bahwa setiap sholawat yang diucapkan oleh setiap manusia pasti di terima walaupun dari orang fasiq.

Dalam hal ini penasehat mufti mesir Dr. Majdi Asyur mengungkapkan bahwa istigfar dapat menghapus dosa-dosa, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh harap kepada-Nya, akan tetapi hal itu masih dianggap kurang lengkap karena ditakutkan seseorang dalam istigfarnya masih ada kelengahan maka dari itu Allah SWT. Menunjukakan cara yang terbaik yaitu anjuran  untuk bertawasul melalui istigfar Rosulullah SAW. kekasih-Nya[6] agar dapat menutupi kekurangan yang dapat meghambat terkabulnya istigfarnya. Sebagaimana di sebutkan dalam al Quran :

ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما ( النساء: 64)
Artinya: “Dan sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rosul-pun memohonkan ampun untuk mereka tentulah mereka mendapati Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang” (QS: An-Nisaa :64)

            Sesungguhnya masih banyak lagi tentang keutamaan istigfar, namun saya cukupkan disini karena keterbatasan pribadi, semoga dapat menjadi motivasi yang baik bagi kita semua. Amin. Sekian dan terima kasih.

Oleh: Fauzan Achmad Anwar




[1]Prof. Dr. Muhammad Robi’ Jauhari,raf’u al-malaam ‘an al-sufiyah al-a’lam .hal 104
[2]Mufti agung Mesir (2003-2013 M.)
[3]Al jami’ as-sahih sunan tirmidzi, dar ihya’ at-turats al-araby, beirut,vol 5 , hal 46
[4]Sayyid Zaky Ibrohim, usul al wusul, asyirah muhammadiyah, cetakan kelima, vol 1, hal, 68.
[5]HR Bukhari (6307)
[6]Dr. Majdi Asyur, Ashlu sayyiduna an-nabi,  dar jawami’ul kalim, mesir, 2017, cetakan pertama, hal 14.

Maret 09, 2018

,





















BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

"Sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar al-Qur'an dan mengajarkannya".

*Hafal al-Qur'an singkat dan cepat dengan sholat wajib*

Hi teman-teman! Bagaimana kabar kalian?
Pasti baik, kan?
Pada kesempatan Kali ini, Ana mau bagi-bagi metode penting nih, tentang cara menghafal al-Qur'an tanpa menyita banyak waktu, hanya butuh 20 menit saja bisa langsung hafal. Penasaran, kan?

Oke to the poin aja.

Pertama Saya katakan: kalian bisa hafal al-Qur'an dalam waktu 4 bulan bahkan 2 bulan hanya dengan sholat wajib.

Kok bisa, Bagaimana caranya?

Allah swt telah mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya sholat 5 waktu, dan Allah juga menurunkan al-Qur'an kepada nabi Muhammad saw sebanyak 30 juz atau 600 halaman, disetiap 1 juz terdapat 20 halaman dan disetiap 1 halaman ada 15 baris ayat al-Qur'an,,

Coba kita hitung dengan filsafat matematika!

Andai kata, disetiap sebelum sholat wajib kita menghafal al-Qur'an sebanyak 7 baris ayat dan sesudah sholat 8 baris ayat maka dalam sehari semalam kita sudah hafal 1/3 juz al-Qur'an (1 hizib).

Waktu yang dibutuhkan untuk menghafal 7 atau 8 ayat al-Qur'an dalam 1 halaman juga relatif singkat, antara 8-10 menit.
Berarti kalau disimpulkan; dalam setiap 20 menit kalian sudah hafal 1 halaman.

Terus bagaimana caranya menghafal agar cepet + enteng?

1. Mengulang-ulang ayat yang mau di hafal sampai 3 Kali, 4 kali atau 7 kali dengan melihat kemudian cobalah Baca tanpa melihat, Lakukan itu dengan terus menerus.

2. Konsentrasi, merupakan sifat paling penting dalam menghafal al-Qur'an, karena apabila tidak, maka akan sulit hafalnya.

3. Istikomah, kata guru Ana "pajegjeg deddih oreng, makle ontong dunyah ben akherat".

4. Doa, faktor yang terakhir ini merupakan hal yang paling penting dalam melakukan apa saja, karena pekerjaan tanpa doa itu sombong dan Doa tanpa pekerjaan itu sia-sia.

Mungkin hanya itu saja yang bisa Ana bagikan, semoga bermanfaat!

Ach. Sholehuddin





Maret 07, 2018

,























Pagi itu aku masih menatap indahnya fajar dengan teman setiaku sibuku dan pena. Aku masih berfikir tentang keindahan ini, mencoba menyelami arti kebahagiaan yang sebenarnya. Tak lelah kata hamdalah terlontar dari bibir kecilku.

“Allah…jangan Kau alihkan ketenangan ini dari selain-Mu. Tangguhkan imanku yang terkadang entah berapa kali aku berpaling pada-Mu Rabb…“ gumamku dalam benak. Tak terasa semua berlalu, sekarang saatnya aku pergi menuju kampus. Aku selalu berharap Allah meridhai setiap langkahku.

Seperti biasa bis merah favorit masisir Kalangan asyir yang kutumpangi tidak terlalu ramai penumpang. Aku duduk di kursi paling depan. Aku melihat kendaraan berlalu-lalang memadati jalan raya. Namun lagi-lagi aku memikrkan sesuatu.

Aku melihat beberapa perbedaan di tengah-tengah lalu lintas itu. Kulihat sepeda motor, mobil, bis yang sama-sama melewati lubang di jalan raya. Aku mulai berfikir dan mengambil hikmah di pagi hari itu. Taukah apa itu? THE POWER OF IMAN.

Kita ibaratkan saja transpotasi itu diri kita, dan lubang disitu adalah ujian yang sedang kita hadapi sekarang. Saat kita mendapat ujian, kita terkadang menggerutu dalam hati“ Allah, kenapa ujianku seperti ini? “. Jika kita renungkan bukan Allah lah yang memberikan kita ujian berat kepada kita, tapi kita yang merasa terbebani dengan ujian itu.

Allah berfirman: لا يكلف الله نفسا إلا وسعها

Dari segelintir ayat tersebut sudah kita ketahui bahwa Allah memberikan ujian kepada hamba-Nya selaras dengan kemampuan. Jadi sekarang tinggal kita menyelami diri sendiri, di tingkat manakah iman kita kepada Allah? Jika iman kita sepadan dengan sepeda motor, kita akan merasakan goncangan saat melewati lubang itu.

Semakin besar tingkat iman kita kepada Allah semakin kita merasa ujian ini bisa kita lalui. Bayangkan saja jika kekuatan iman kita selaras dengan pesawat terbang, apa yang kita rassakan? Ketenangan bukan? .

Terkadang datangnya ujian kepada kita karena Allah rindu dengan kita. Rindu keluh kesah kita, rindu curhatan dan air mata kita di sepertiga malam, rindu lantunan-lantunan kalimat indah, rindu dekapan hangat yang terkadang kita tak merasakannya. Jika kita fikirkan lagi, indah bukan skenario Tuhan?.

Sekarang kita bisa melihat, dimanakah tingkat keimanan kita kepada Allah? Apakah masih menjadi pengemudi sepeda motor, atau mulai naik ketingkat mobil, ataukah iman kita sudah selaras dengan pesawat terbang?.

Ilmu tak hanya kita pelajari di bangku kelas dengan puluhan buku berserakan, tapi disetiap langkah ada banyak mutiara kehidupan yang takkan habis kita punguti setiap harinya; karena terkadang mutiara ini tertutupi dengan kesibukan-kesibukan duniawi.

 “ Jangan sia-siakan permata yang ada di depanmu lenyap begitu saja. Belum tentu kau dapat menemukan yang semisalnya di kemudian hari.”

Oleh: Nisa



Maret 06, 2018

,


Takluk bukanlah sifat manusia yang sesungguhnya, karena manusia cenderung akan keangkuhannya, bisa dikatakan terlalu mengedepankan ego, maka siapa yang mampu menaklukkannya?

            Sering mereka menyebutnya “khairal bariyah”, manusia yang paling indah akhlaknya, budi pekerti yang tidak ditemukan celahnya, dan kasih sayang yang setiap saat selalu ada untuk siapa saja yang membutuhkannya, Melawan keangkuhan-keangkuhan para pendengki dengan kelembutan jiwanya, kelihaian tutur bahasanya, dan wajahnya yang tak pernah pudar akan senyumnya.
           
Tidakkah mereka takjub akan cinta tuhannya terhadap kekasihnya, nabi al-musthafa saw?! Sehingga Allah mengumpulkan para malaikat agar menyerukan pujian terhadapnya, dan itu saja tidak cukup, bahkan tuhan memerintahkan penduduk bumi agar senantiasa mengingat kekasihnya jika mereka menginginkan kedekatan dan kemulyaan.

            Pujian demi pujian terlantun sebelum alam mendapatkan bagiannya, bukan hanya penduduk bumi saja, bukan pula penduduk langit saja, bahkan dzat yang tidak membutuhkan  ruang dan waktu menyerukan pujiannya:

إنّ الله ومَلئكتَهُ يُصَلّوْنَ عَلَي النَّبِي، يَآأيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُواصَلّواعَلَيْهِ وَسَلّمُواتَسْلِيْمًا (الاحزاب:56)        
             
Maka siapa lagi jika bukan sayyidina Rasulullah Muhammad saw? Bahkan ayah, ibu, anak, saudara, suami, dan isteri tidaklah ada untuk mereka jadikan sandaran di akhirat kelak, semua manusia sibuk dengan urusan mereka masing-masing:
                                                                                                                                     
يَوْمَ يَفرُّ المرْءُ مِنْ أَخِيه، وَأمِّهِ وَأبِيه، وَصَاحِبَتِه وبنيه، لكُلٍّ امْرِئٍ منْهُمْ يَوْمئِذٍ شأنٌ يغْنيْه (عبس : 34-37)         

Pada waktu itu, tidak akan dapat mereka jumpai siapapun kecuali “habibika al-mahbub” yang terlalu sibuk akan keadaan ummatnya, bahkan bukan keluarganya dan orang-orang terdekatnya:

 ياربِّ لاَ أسأَلُكَ نَفْسِيْ ولا فاطِمَةَ ابْنَتِيْ، ولكنْ أسأَلُكَ أمَّتِيْ.

               Problem manusia di dunia adalah bahwasannya mereka selalu menginginkan yang lebih (bonus), ketika mereka mendapatkan bonus itu, mereka belum merasa puas, karena mereka belum merasakan bagaimana akan rasanya keridhaan, sedangkan bonus dan ridha itu, keduanya merupakan jalan kebahagiaan dunia dan akhirat, sungguh akan ada yang menjamin untuk bisa mendapatkan bonus sekaligus menjadi saksinya, akan tetapi, dari manakah mereka bisa mendapatkan jaminan keridhaan itu? Maka jawabannya adalah Rasulullah muhammad saw., karena dialah yang sangat menakjubkan.

يا بلبل غرد تغريدا  #   بربيع الأول يوم عيدا



By: Nafiah_Zaini

Follow Us @soratemplates