Marilah terlebih
dahulu kita mengenal makna istigfar itu sendiri, kata istigfar sebenarnya serapan
dari bahasa arab dari asal kata gha, fa, ra, yang berarti mengampuni,
dengan menambahkan huruf alif, sin, dan ta’ di awal -suku kata-nya
yang mempunyai arti thalab (memohon) maka dengan sendirinya istigfar secara bahasa
ialah meminta atau memohon ampunan, sedangkan secara istilah ialah memohon
ampun kepada Allah SWT. atas segala dosa dan kesalahan yang pernah dikerjakan di
masa yang sudah berlalu. [1]
Islam
dengan ajarannya banyak kita temukan seruan atas umat manusia baik dalam kitab
suci al Quran maupun hadits Nabi
Muhammad SAW. agar selalu meng-istikamah-kan diri untuk selalu beristigfar,
disamping karena banyak keutamaan yang akan diperoleh ia juga dapat menyelamatkan manusia dari banyak malapetaka seperti tsunami,
banjir, gempa, kemiskinan dan juga kegelisahan dalam diri manusia dan lain
sebagainya, itu tidak lain hanyalah karena kemaksiatan dan ke-dzalim-an
yang di lakukan oleh makhluk yang bernama manusia ini. Allah SWT. Berfirman:
إن الله لا يظلم
مثقال ذرة وإن تك حسنة يضاعفها ويؤت من لدنه أجرا عظيما (النساء: 40)
Artinya: “sesungguhnya
Allah tidak mengniaya seseorang walaupun sebesar zarrah dan jika ada kebajikan
sebesar zarrah niscaya Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan dari
sisi-Nya pahala yang besar’’ (QS: An-Nisaa: 40).
ظهر الفساد في
البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجون (الروم :41)
Artinya : ‘’telah
tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka agar
mereka kembali (ke jalan yang benar)’’(QS: Ar-Rum :41).
Mohammad Hassan sang
orator ulung mesir dalam sebuah pidatonya menegaskan bahwa ada dua sebab penduduk
bumi ini akan selamat dan tidak akan ditimpa suatu bencana atau musibah, yang pertama
ialah selama Rasulullah SAW. masih hidup, namun sekarang beliau telah wafat. Dan
hanya tersisa sebab yang kedua ialah selama mereka meminta ampun atau
beristigfar dalam hidupnya, dikarenakan fitrah manusia pada umumnya tidak akan pernah
luput dari melakukan kesalahan dan kemaksiatan kepada pemilik semesta alam ini.
Maka dari itu
tujuan disyariatkan-nya istigfar ialah dengan rahmat Allah SWT. agar manusia diampuni
dan selamat dari azab-Nya, baik di dunia maupun di
akhirat kelak sebagaimana alquran mengungkapkan :
ومن يعمل سوء
أويظلم نفسه ثم يستغفر الله يجد الله غفورا رحيما (النساء : 110)
Artinya : ‘’Dan
barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia
memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah maha pengampun lagi maha
penyayang’’(QS: An-Nisaa ;110)
وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون(الأنفال :33)
Artinya : ‘’Dan
Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada diantara
mereka, dan tidak pula Allah akan mengazab mereka sedangkan mereka meminta
ampun (istigfar)’’(QS: Al-Anfal :33).
Berhubungan dengan penjelasan Mohammad Hassan yang berbanding lurus
dengan ayat kedua di atas, maulana Prof. DR. Ali Jumah[2]
-hafidzahullah- anggota dewan senior ulama al azhar
dalam suatu majelis, beliau mengutarakan pendapat mengenai tafsiran ayat
tersebut bahwa sebab yang pertama itu tidak akan terputus dengan wafatnya Nabi
SAW, selama umatnya menghidupkan sunah-sunahnya, dalam artian Allah tidak akan
mengazab suatu kaum yang selalu menjalankan sunah Nabi Muhammad SAW. karena Nabi masih terasa
hidup di tengah-tengah umatnya yang selalu menghidupkan Nabi dengan cara
demikian. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh imam tirmidzi dalam sunan-nya:
Artinya :
“barang siapa (dari umatku) yang menghidupkan sunah-sunahku maka ia sungguh
mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku maka ia akan bersamaku di
surga”(HR. Tirmidzi).
Dalam riwayat
ini maulana Ali Jumah menegaskan bahwa terdapat ikhtilaf dikalangan ulama
hadits dalam nash hadits di atas (أحبني), menurut beliau yang paling sohih ialah أحياني)), wallahu a’lam.
Kembali lagi kepada istigfar, bagi
yang mendambakan rezekinya lancar dan berlimpah
dan yang sudah lama mendambakan keturunan namun tak kunjung datang,
serta kebahagian lainnya di dunia dan di akhirat, hendaklah dimulai dengan
sering beristigfar, mungkin karena ada dosa-dosa yang dapat memperlambat itu
semua. Allah SWT, berfirman:
فقلت استغفروا
ربكم إنه كان غفارا . يرسل السماء عليكم مدارارا. ويمددكم بأموال وبنين .ويجعل لكم
جنات ويجعل لكم أنهارا (نوح:10-12)
Artinya : ‘’maka
aku katakan kepada mereka mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia
adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai.’’ (QS: Nuh :10-12).
Maka dari itu Muhammad Zaky Ibrahim ketua ahli sufi pada zamannya dalam karyanya
menerangkan bahwa istigfar adalah jalan atau cara yang bagus bagi pencari (kenikmatan)
dunia dan akhirat[4], dan
pentingnya istigfar juga di tegaskan oleh Rosulullah dengan amalannya seraya
bersabda dalam riwayat Abu Hurairah ra :
والله إني لأستغفر
الله و أتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين مرة[5]
Artinya : ‘’sesungguhnya saya meminta
ampun kepada Allah dan bertaubat dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’’(HR
Bukhari)
Perlu kita sadari bahwa istigfar adalah bagian
dari ibadah yang tidak mudah untuk di kabulkan seperti halnya sholawat
sabagai dzikir yang pasti diterima oleh Allah SWT. sebagaimana disampaikan
oleh Prof. DR. Ali Jumah bahwa setiap sholawat yang diucapkan oleh setiap
manusia pasti di terima walaupun dari orang fasiq.
Dalam hal ini
penasehat mufti mesir Dr. Majdi Asyur mengungkapkan bahwa istigfar dapat menghapus
dosa-dosa, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh harap kepada-Nya,
akan tetapi hal itu masih dianggap kurang lengkap karena ditakutkan seseorang
dalam istigfarnya masih ada kelengahan maka dari itu Allah SWT. Menunjukakan
cara yang terbaik yaitu anjuran untuk
bertawasul melalui istigfar Rosulullah SAW. kekasih-Nya[6]
agar dapat menutupi kekurangan yang dapat meghambat terkabulnya istigfarnya.
Sebagaimana di sebutkan dalam al Quran :
ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا
الله توابا رحيما ( النساء: 64)
Artinya: “Dan
sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu
memohon ampun kepada Allah dan Rosul-pun memohonkan ampun untuk mereka tentulah
mereka mendapati Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang” (QS:
An-Nisaa :64)
Sesungguhnya masih banyak lagi
tentang keutamaan istigfar, namun saya cukupkan disini karena keterbatasan
pribadi, semoga dapat menjadi motivasi yang baik bagi kita semua. Amin. Sekian
dan terima kasih.
Oleh: Fauzan Achmad Anwar
[1]Prof. Dr. Muhammad Robi’ Jauhari,raf’u
al-malaam ‘an al-sufiyah al-a’lam .hal 104
[2]Mufti agung Mesir (2003-2013 M.)
[4]Sayyid Zaky Ibrohim, usul al wusul, asyirah
muhammadiyah, cetakan kelima, vol 1, hal, 68.
[5]HR Bukhari (6307)
[6]Dr. Majdi Asyur, Ashlu sayyiduna an-nabi, dar jawami’ul kalim, mesir, 2017, cetakan
pertama, hal 14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar