Maret 10, 2018

ISTIGFAR dan KEUTAMAANYA























Marilah terlebih dahulu kita mengenal makna istigfar itu sendiri, kata istigfar sebenarnya serapan dari bahasa arab dari asal kata gha, fa, ra, yang berarti mengampuni, dengan menambahkan huruf alif, sin, dan ta’ di awal -suku kata-nya yang mempunyai arti thalab (memohon)  maka dengan sendirinya istigfar secara bahasa ialah meminta atau memohon ampunan, sedangkan secara istilah ialah memohon ampun kepada Allah SWT. atas segala dosa dan kesalahan yang pernah dikerjakan di masa yang sudah berlalu. [1]

            Islam dengan ajarannya banyak kita temukan seruan atas umat manusia baik dalam kitab suci al Quran  maupun hadits Nabi Muhammad SAW. agar selalu meng-istikamah-kan diri untuk selalu beristigfar, disamping karena banyak keutamaan yang akan diperoleh ia juga dapat menyelamatkan manusia dari banyak malapetaka seperti tsunami, banjir, gempa, kemiskinan dan juga kegelisahan dalam diri manusia dan lain sebagainya, itu tidak lain hanyalah karena kemaksiatan dan ke-dzalim-an yang di lakukan oleh makhluk yang bernama manusia ini. Allah SWT. Berfirman:

إن الله لا يظلم مثقال ذرة وإن تك حسنة يضاعفها ويؤت من لدنه أجرا عظيما (النساء: 40)
Artinya: “sesungguhnya Allah tidak mengniaya seseorang walaupun sebesar zarrah dan jika ada kebajikan sebesar zarrah niscaya Allah akan melipat-gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar’’ (QS: An-Nisaa: 40).

ظهر الفساد في البر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلهم يرجون (الروم :41)
Artinya : ‘’telah tampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’’(QS: Ar-Rum :41).

Mohammad Hassan sang orator ulung mesir dalam sebuah pidatonya menegaskan bahwa ada dua sebab penduduk bumi ini akan selamat dan tidak akan ditimpa suatu bencana atau musibah, yang pertama ialah selama Rasulullah SAW. masih hidup, namun sekarang beliau telah wafat. Dan hanya tersisa sebab yang kedua ialah selama mereka meminta ampun atau beristigfar dalam hidupnya, dikarenakan fitrah manusia pada umumnya tidak akan pernah luput dari melakukan kesalahan dan kemaksiatan kepada pemilik semesta alam ini.

Maka dari itu tujuan disyariatkan-nya istigfar ialah dengan rahmat Allah SWT. agar manusia diampuni dan selamat dari azab-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak sebagaimana alquran mengungkapkan :

ومن يعمل سوء أويظلم نفسه ثم يستغفر الله يجد الله غفورا رحيما (النساء : 110)
Artinya : ‘’Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah maha pengampun lagi maha penyayang’’(QS: An-Nisaa ;110)

وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون(الأنفال :33)
Artinya : ‘’Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan kamu berada diantara mereka, dan tidak pula Allah akan mengazab mereka sedangkan mereka meminta ampun (istigfar)’’(QS: Al-Anfal :33).

Berhubungan dengan penjelasan Mohammad Hassan yang berbanding lurus dengan ayat kedua di atas, maulana Prof. DR. Ali Jumah[2] -hafidzahullah- anggota dewan senior ulama al azhar  dalam suatu majelis, beliau mengutarakan pendapat mengenai tafsiran ayat tersebut bahwa sebab yang pertama itu tidak akan terputus dengan wafatnya Nabi SAW, selama umatnya menghidupkan sunah-sunahnya, dalam artian Allah tidak akan mengazab suatu kaum yang selalu menjalankan sunah  Nabi Muhammad SAW. karena Nabi masih terasa hidup di tengah-tengah umatnya yang selalu menghidupkan Nabi dengan cara demikian. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh imam tirmidzi dalam sunan-nya:

ومن أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة. رواه الترمذي[3]  
Artinya : “barang siapa (dari umatku) yang menghidupkan sunah-sunahku maka ia sungguh mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku maka ia akan bersamaku di surga”(HR. Tirmidzi).

Dalam riwayat ini maulana Ali Jumah menegaskan bahwa terdapat ikhtilaf dikalangan ulama hadits dalam nash hadits di atas (أحبني), menurut beliau yang paling sohih ialah أحياني)), wallahu a’lam.

            Kembali lagi kepada istigfar, bagi yang mendambakan rezekinya lancar dan berlimpah  dan yang sudah lama mendambakan keturunan namun tak kunjung datang, serta kebahagian lainnya di dunia dan di akhirat, hendaklah dimulai dengan sering beristigfar, mungkin karena ada dosa-dosa yang dapat memperlambat itu semua. Allah SWT, berfirman:

فقلت استغفروا ربكم إنه كان غفارا . يرسل السماء عليكم مدارارا. ويمددكم بأموال وبنين .ويجعل لكم جنات ويجعل لكم أنهارا (نوح:10-12)
Artinya : ‘’maka aku katakan kepada mereka mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai.’’ (QS: Nuh :10-12).

Maka dari itu Muhammad Zaky Ibrahim ketua ahli sufi pada zamannya dalam karyanya menerangkan bahwa istigfar adalah jalan atau cara yang bagus bagi pencari (kenikmatan) dunia dan akhirat[4], dan pentingnya istigfar juga di tegaskan oleh Rosulullah dengan amalannya seraya bersabda dalam riwayat Abu Hurairah ra :

والله إني لأستغفر الله و أتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين مرة[5]
Artinya : ‘’sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan bertaubat dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’’(HR Bukhari)

 Perlu kita sadari bahwa istigfar adalah bagian dari ibadah yang tidak mudah untuk di kabulkan seperti halnya sholawat sabagai dzikir yang pasti diterima oleh Allah SWT. sebagaimana disampaikan oleh Prof. DR. Ali Jumah bahwa setiap sholawat yang diucapkan oleh setiap manusia pasti di terima walaupun dari orang fasiq.

Dalam hal ini penasehat mufti mesir Dr. Majdi Asyur mengungkapkan bahwa istigfar dapat menghapus dosa-dosa, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh harap kepada-Nya, akan tetapi hal itu masih dianggap kurang lengkap karena ditakutkan seseorang dalam istigfarnya masih ada kelengahan maka dari itu Allah SWT. Menunjukakan cara yang terbaik yaitu anjuran  untuk bertawasul melalui istigfar Rosulullah SAW. kekasih-Nya[6] agar dapat menutupi kekurangan yang dapat meghambat terkabulnya istigfarnya. Sebagaimana di sebutkan dalam al Quran :

ولو أنهم إذ ظلموا أنفسهم جاءوك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيما ( النساء: 64)
Artinya: “Dan sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah dan Rosul-pun memohonkan ampun untuk mereka tentulah mereka mendapati Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang” (QS: An-Nisaa :64)

            Sesungguhnya masih banyak lagi tentang keutamaan istigfar, namun saya cukupkan disini karena keterbatasan pribadi, semoga dapat menjadi motivasi yang baik bagi kita semua. Amin. Sekian dan terima kasih.

Oleh: Fauzan Achmad Anwar




[1]Prof. Dr. Muhammad Robi’ Jauhari,raf’u al-malaam ‘an al-sufiyah al-a’lam .hal 104
[2]Mufti agung Mesir (2003-2013 M.)
[3]Al jami’ as-sahih sunan tirmidzi, dar ihya’ at-turats al-araby, beirut,vol 5 , hal 46
[4]Sayyid Zaky Ibrohim, usul al wusul, asyirah muhammadiyah, cetakan kelima, vol 1, hal, 68.
[5]HR Bukhari (6307)
[6]Dr. Majdi Asyur, Ashlu sayyiduna an-nabi,  dar jawami’ul kalim, mesir, 2017, cetakan pertama, hal 14.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates