,
Hidup memang penuh dengan rintangan dan godaan,
seakan-akan insan harus mendaki gunung untuk menyeberangi hal-hal yang tak di
inginkan, tapi apakah bisa? di dunia ini Allah menurunkan penyakit disertai
dengan obatnya, jadi jangan menganggap bahwa sesuatu tidak akan pernah dicapai
atau penyakit tidak akan pernah diobati dan diatasi sekaipun telah
berusaha, justru sebaliknya maka dari
ini Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة
وجاهدوا في سبيله لعلكم تفلحو ن
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Ulama menafsirkan jihad dalam
ayat tersebut salah satunya adalah jihad didalam menahan nafsu, selain jihad fisabilillah, nafsu juga
termasuk sebagian dari jihad, berbicara tentang nafsu, nafsu berasal dari
bahasa arab yaitu nafsun (kata mufrod)
jamaknya anfus atau nufusun dan lafad ini dapat diartikan
roh, nyawa, tubuh dari seseorang, darah,
niat orang, kehendak atau keinginan yang kuat (kecenderungan atau dorongan
hati yang kuat). Secara istilah nafsu adalah sesuatu yang lembut pada diri seseorang
yang menimbulkan keinginan-keinginan seseorang atau dorongan-dorongan hati yang
kuat untuk memuaskan kebutuhan hidupnya baik jasmani maupun rohani. Nafsu juga
bisa diartikan sebagai suatu kesenangan jiwa di dalam apa yang diinginkannya
dan dicintainya baik kaum adam maupun hawa,
sehingga apabila nafsu sudah melekat atau menghipnotis diri mereka
niscaya mereka bagaikan Zionis dalam
mencapai keinginannya, maka dari ini Allah berfirman:
وما أبرئ نفسي إن النفس لأمارة بالسوء إلا مارحم ربي إن
ربي غفور رحيم
Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari
kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.
Sesungguhnya orang-orang yang selalu
mengingat akan kebesaran Tuhannya merekalah yang bisa mengendalikan akan hawa
nafsunya, akan tetapi sangatlah sedikit
orang-orang yang seperti demikian,
sehingga banyak dari kaum adam maupun hawa yang terperangkap oleh hawa
nafsunya dalam melakukan berbagai dosa. Allah berfirman:
وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى
فإن الجنة هي المأوى
Artinya: Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran
Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah
tempat tinggal(nya).
Imam Ghazali berpendapat bahwa
nafsu itu terdiri dari 4 bagian:
- Keserakahan nafsu terhadap harta
benda.
- Nafsu amarah akan membakar dan
membutakan.
- Kesenangan duniawi akan mendorong
nafsu.
- Nafsu shahwat.
Maka dari bagian-bagian di atas, manusia akan berlomba-lomba di dalamnya tanpa
memikirkan akibatnya, baik nafsu terhadap harta benda, amarah ataupun nafsu di dalam
syahwat. Bagaimana caranya agar kita terhindar dari hal-hal tersebut?, maka
jawabannya gampang yaitu tanya terhadap hati kita dengan tulus, introspeksi diri
(محاسبة النفس ( dan selalu
mengingat akan kebesaran Allah dan apa-apa yang telah Allah berikan kepada
kita. Kemudian Ibnu Qudamah berpradigma perihal nafsu bahwasanya: “nafsu itu
diciptakan bukan tidak ada faidahnya, melainkan sebaliknya, dalam artian nafsu
diciptakan pasti ada faidahnya. Seandainya tidak ada nafsu makan, niscaya
manusia akan kelaparan, seandainya tidak ada nafsu seksual, niscaya tidak ada
istilah keturunan. Yang salah itu adalah nafsu yang berlebih-lebihan, maka
seyogyanya dan sejatinya bagi kita semua untuk memanfaatkan
nafsu dengan sebaik mungkin.
Oleh: Hidayat
El-shirazy