April 08, 2018

,














Sahabat-sahabatku yg dimuliakan Allah...

Bulan-bulan al Hurum (suci) adalah bulan-bulan yang Allah muliakan. Dalam Al Quran  Allah
Menyatakan: 

إن عدة الشهور عندالله اثنا عشر شهرا في كتاب الله يوم خلق السماوات والأرض منها أربعة حرم,
ذلك الدين القيم فلاتظلموا فيهن أنفسكم.
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah aalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah subhanahuwata’ala. Diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat yang haram (yang di sucikan), itulah ketetapan agama yang lurus maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.(QS At-taubah:36)

عن أبي بكرة, عن النبي صل الله عليه وسلم قال: إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض, السنة اثنا عشر شهرا منها أربعة حرم, ثلاث متواليات: ذو القعدة وذو الحجة والمحرم, ورجب شهر مضر الذي بين جمادى وشعبان.
Artinya: Dari abu bakrah ra, dari Rosulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya dihari dimana Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun ada dua belas bulan, disitu terdapat empat bulan yang diharamkan (di sucikan)Allah. Tiga bulan berturut-turut: Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab adalah bulan mudhar yang terletak antara jumadil akhir dan sya’ban.

Sahabat-sahabatku yang di muliakan Allah...

Hadits diatas adalah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dan para Imam lainnya. Dari Hadits dan Ayat diatas sangatlah jelas kemuliaan keempat bulan suci tersebut yaitu: Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Kemuliaan keempat bulan ini tidak boleh dipungkiri oleh setiap orang yg beriman bahwa yang memuliakan bulan-bulan tersebut adalah sang Khaliq dan Nabi Muhammad Saw. Setiap orang yg beriman pasti akan mengagungkannya.

Sahabat-sahabatku yang dimuliakan Allah...

Pengagungan terhadap bulan-bulan al Hurum tersebut apakah dengan menjadikannya sama seperti dengan bulan-bulan yang lain? Tidak. Namun dengan mengistimewakan bulan-bulan al Hurum tersebut dengan berbagai pengistimewaan. Pengistimewaan tersebut dilakukan dengan beberapa hal yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad Saw. Diantara bentuk pengistimewaannya adalah dengan satu tekad dan kesungguhan dalam menjauhkan kemaksiatan, banyak beristighfar kepada Allah, berpuasa berzikir, bersedekah, santunan kepada anak yatim dan faqir miskin dan hal-hal lainnya yang dianjurkan dalam agama.

Ada beberapa poin yang perlu kita ketahui, diantaranya adalah bahwa hadits shahih dan hadits hasan adalah hadits yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pondasi hukum agama. Adapun hadits Dhaif tidaklah dapat dijadikan sebagai pondasi hukum. Namun para ahli hadits menyatakan bahwa hadits dhaif boleh dijadikan pedoman dalam menjalankan suatu amal yang berpahala. Oleh ahli hadits diistilahkan dengan istilah Fadhoil A’mal, yakni hadits yang menyatakan tentang kemuliaan suatu amal ibadah tertentu dengan pahala tertentu.

Ahli hadits menyatakan bahwa bolehnya menjadikan hadits dhaif sebagai pedoman dalam fadhoil  a’mal dengan beberapa syarat, diantaranya adalah:

1.      Status kedhaifannya tidak terlalu parah.
2.      Jenis amal ibadah yang dianjurkan dalam hadits dhaif tersebut adalah jenis yang direstui dalam hadits yang shohih atau hasan.
3.      Mengamalkan hadits dhaif dalam fadhoil a’mal tersebut dengan tanpa beriti’qad bahwa perkara tersebut adalah bagian dari Sunnah Nabi. Namun dengan tujuan ihtiath (berhati-hati) agar perkara yang kemungkinan sebagai bagian dari agama yang tidak terbuang.

            Diantara poin yang perlu diketahui juga adalah bahwa hadits yang lemah dapat naik statusnya dengan dukungan keberadaan hadits-hadits lainnya. Contoh adalah jika suatu amal ibadah tertentu dengan pahala tertentu disebutkan oleh suatu hadits yang dhaif, dan kemudian terdapat beberapa hadits-hadits dhaif lain yang menyebutkan tentang amal ibadah yang sama, maka hadits-hadits dhaif tersebut saling menguatkan dan mendukung satu sama lain hingga mengangkat statusnya yang dhaif menjadi status hasan li ghoirihi (hadits hasan karena mendapat dukungan). Demikian halnya dengan hadits hasan apabila terdapat hadits-hadits pendukung yang mendukungnya maka statusnya terangkat dari hadits hasan menjadi shohih  li ghoirihi (hadits shohih karena mendapat dukungan).

Kedua poin penting ini adalah sebagian kecil dari ilmu Mustholah Al Hadits (ilmu penelitian keabsahan hadits) dan masih banyak lagi poin-poin penting dalam meneliti suatu hadits. Hal ini perlu dinyatakan dengan tegas sehingga orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan yang lurus tentang ilmu hadtis tidak lancang menyatakan pengingkarannya terhadap suatu hadits, suatu amal ibadah dan suatu agama yang dinyatakan oleh para ulama yang ahli. Karena di zaman ini banyak orang yang dengan lancang mengatakan dengan gaya yang meremehkan“itu adalah hadits dhaif”, seakan hadits dhaif sama sekali tidak punya tempat dalam agama islam, seakan hadits dhaif hanyalah salah satu sampah yang harus dibuang dan dibakar. Na’udzubillah. Kami berlindung kepada Allah subhanahuwata’ala dari kelancangan terhadap syariat Allah.

Para ulama hadits meriwayatkan hadits-hadits dhaif dan membuat aturan, syarat dan ketentuan yang ketat terhadapnya tiada lain karena kehati-hatian mereka yang amat besar terhadap hadits RasulullahshallAllahu ‘alaihiwasallam. Sebagai mana mereka tidak berani menyatakan suatu kepastian yang bulat bahwa hadits dhaif sebagai hadits yang palsu. Mereka khawatir jika mereka menyatakan bahwa hadits dhaif tetsebut adalah pasti keabsahannya, namun ternyata tidak demikian dan sebaliknya mereka khawatir jika mereka menyatakan bahwa hadits dhaif sebagai hadits palsu namun ternyata tidak demikian. Karena itulah mereka meriwayatkan hadits-hadits dhaif agar tidak membuang apa yang kemungkinan sebagai bagian dari agama Allah, dan mereka membuat aturan, syarat dan keteantuan yang ketat terhadapnya agar membentengi agama Allah.

Sahabat-sahabatku yang dimuliakan Allah...

Berikut ini adalah beberapa hadits yang diriwayatkan tentang kemuliaan bulan-bulan al Hurum secara umum, dan bulan rajab secara khusus serta apa yang diriwayatkan dari hadits Nabi Muhammad shallAllahu ‘alaihiwasallam tentang amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan-bulan al Hurum tersebut adalah shahih dan beberapa lagi adalah hasan dan beberapa lainnya adalah dhaif.

عن أنس بن مالك قال: كان انبي صلى الله عليه وسلم عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان وكان يقول ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر ( رواه أحمد والبيهقي في الدعوات الكبير والطبراني في الأوسط).

Artinya: Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad shallAllahu ‘alaihiwasallam apabila telah masuk bulan rajab dia berkata: Ya Allah berkahilah untuk kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan. Dan dahulu beliau berkata: malam jum’at indah dan harinya berseri-seri. (Hadits inidiriwayat kanoleh Ahmad bin Hambal dan Al Baihaqi dalam Ad da’waat Al Kabir dan AthThabrani dalam Al Awshat)

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat untuk kita semua. Dan mudah-mudahan Allah subhanahuwata’ala menjadikan Bulan Rajab ini sebagai bulan kemenangan bagi umat islam. Dan mudah-mudahan Allah subhanahuwata’ala menjadikan kita sebagai hamba-hamban-Nya yang memakmurkan bulan-bulan suci ini dengan kebaikan dan ketaatan. Amien.

            وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم والحمدلله رب العالمين


Oleh: KHOIRUL UMAM SUKI
SELASA 09 RAJAB 1439 H/ 27 MARET 2018 M.

April 06, 2018

,






















Sebelum anda membaca, tersenyumlah; karena senyum itu ibadah. Pastikan anda berada dalam keadaan mood, Pw, dan sehat walafiat. Takutnya anda tidak kuat seperti mbak Milea, menahan rindu yang semakin membooming dan bikin kaget bang Dilan; sehingga anda males membaca “tulisan balsem” ini sampai selesai, walaupun (seperti balsem) hanya akan membuat anda tercerahkan sebentar kemudian pening lagi… heheheJ

Kepo politik, berarti peduli pada Negara. Walaupun tidak senilai dengan para politisi yang memperjuangkan aspirasi mereka, berada di garda terdepan dalam pembangunan Negara. Tapi setidaknya, kita harus tau kondisi Negara dan berusaha menyumbangkan suara. Sebagai warganya, kita berhak bicara, menjauhi hoax yang menebar kebencian, dan ikut menjaga kelestarian. Dalam kasus penyebaran kebencian dan hoax, MCA (Muslim Cyber Army) diduga adalah dalang di dalamnya yang kemudian menjadi sebuah booming dan bikin kaget…. HeheJ

Di zaman now, masih banyak orang yang gampang percaya dengan hal-hal  yang booming itu, suka kaget dan tak mau menelisik ulang. Sehingga, menuai kebencian pada politik dan rusaknya ideology masyarakat. Namun, memang setelah politik itu menjadi politik kekuasaan, seseorang menjadi pejabat dan mendapatkan sumber daya ekonomi dan lain-lain, timbul persepsi dalam masyarakat bahwa politik itu harus dibenci dan dijauhi.

Nah, dari persepsi yang demikian, kita perlu mengubahnya dan meyakini bahwa kita tidak bisa lepas dari politik; karena telah kita rasakan besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, walaupun politik bukanlah hal yang serba suci. Kita tahu bahwa negara ini didirikan oleh para politisi, bukan oleh mereka yang diam dan hanya mencaci-maki. Sebagai pemuda yang berapi-api, kita harus tetap menjaga anggapan bahwa politik itu suci dan mulia dalam esensinya, karena dari sanalah aspirasi kita diperjuangkan dan ditegakkan. Segala hal yang bersangkutan dengan kebaikan negara, para politisilah yang menanganinya.

Maka dari itu,  sebagai warga negara yang mencintai (cinta: menjaga keindahannya, tetap cemerlang dan menjauhkannya dari keburukan) wathon (tanah air), kita wajib mempertahankan politik tetap mulia dan tidak hanya didominasi kekuasaan, namun juga pengetahuan, kesadaran, idealisme, dan cita-cita yang tinggi. Sehingga, politik tidak kotor dan menjadi tak sedap di mata masyarakat.

Di Mesir, kita akan melihat politik pemerintahan yang berperan didalamnya ulama-ulama Al-Azhar dan memiliki peranan penting di dalamnya. Ini dimaksudkan untuk dapat memperbaiki perpolitikan itu sendiri secara langsung, walaupun pernah seorang presiden disana mengatakan bahwa agama dan politik adalah hal yang bertolak belakang; karena agama mengajak pada kemaslahatan, dan sebagian politisi dalam realitanya bertolak belakang dengan itu. Sehingga, muncullah perkataan “jangan bawa-bawa agama dalam berpolitik”. Dan sekali lagi, kata ini menjadi sebuah booming di Negara kita dan merusak pola pikir masyarakat. Sehingga jika seorang ulama dekat dengan perpolitikan, maka dianggap tak lagi berwibawa dan dijauhinya.

Baru-baru ini ada perkataan lama yang kembali diulas yaitu “politik itu candu”, yang menurut penulis, istilah ini hanyalah sebuah kesederhanaan yang diambil sudutnya, dengan sudut pandang yang (kurang) pas, namun menjadi sebuah boming dan bikin kaget (katapakjokowi).... hehe.. J

Berbeda jika kata candu itu disematkan pada politisi yang terjangkit penyakit “narsisme politik”. Orang yang narsisme politik akan menjadi seorang diktator yang ingin terus berkuasa, dan terus-menerus memoles citra dirinya, sehingga timbul candu kekuasaan. Akan sangat mengerikan jika para penguasa dalam berbagai ranah sosial dan politik dirasuki penyakit narsisme dan candu kekuasaan. Demokrasi hanya akan menjadi jalan untuk berkuasa, dan harta Negara dikeruk dari dalam sehingga perlahan akan menghancurkannya secaradiam-diam.

Hal demikian itu telah kita lihat sendiri, banyaknya figur politik yang menoreh tinta merah dalam dunia politik yang membuat rakyat apatis dengan hal-hal yang berbau politik serta tak percaya lagi dengan hukum-hukum di Indonesia. Seperti contoh kasus di era pak jokowi yang jadi booming dan bikin kaget, yaitu kasus Setya Novanto yang kasusnya dibuat lelet dan berlarut-larut, walaupun bukti korupsinya sudah real dan tak terbantahkan di mata umum. Atau kasus “Mahar Politik” yang pernah menjadi topik hangat dalam Cator Semoh (baca: Madura) di FOSIKBA yang juga pernah menjadi sebuah booming dan agak bikin kaget, ditambah ada yang lebih bikin kaget lagi, yaitu kasus bertebarannya orang gila pembunuh ulama yang  sampai saat ini masih menjadi sebuah boomingdan bikin kaget.... J

Dari kejadian tersebut, jangan lantas kita terburu-buru mengambil kesimpulan, bahwa politik itu merusak dan menghancurkan, akan tetapi bagaimana cara kita membantu politik pemerintahan itu kembali pada esensi dibentuknya. Karena sejatinya, politik adalah media untuk pengabdian bersama menuju kesejahteraan, bukan untuk meraih kekuasaan dan bermanis-manis dengan pencitraan, menjadikannya sebuah (kesederhanaan yang diambil dari sudutnya, dari sudut pandang kamera yang pas, sehingga,  semuanya, apa....? kaget dan menjadi sebuah booming…. J) penyakit narsisme politik.

Seorang pemimpin harus membangun kemurnian dan keteguhan hati untuk mengabdi, dan memahami kekuasaan sebagai wadah aktualisasi diri dalam memberikan pengabdian dan pelayanan kepada rakyat. Begitu pun rakyat harus berpartisipasi, menegur dan mencari solusi untuk kemaslahatan bersama. Diam tak selamanya emas, seperti kata penulis sebelumnya (penulis “diam itu emas”), namun diam juga akan menjadikan kita “setan yang membisu” seperti istilah dari Prof. Quraisy Shihab. Penulis tafsir al-Misbah yang juga Fans Real Madrid ini, menyematkan istilah tersebut pada orang yang memiliki kemampuan untuk menegur dan mencegah kemunkaran, akan tetapi enggan untuk melakukan. Beliau mengutip perkataan sosiolog, bahwa diam melihat hal yang buruk, bisa menjadikan keburukan itu dianggap baik oleh masyarakat. Begitu pun sebaliknya, jika kebaikan sudah jarang dilakukan maka akan dinilai oleh masyarakat sebagai keburukan.

            Sebagai pemuda pemilik masa depan bangsa, marilah kita berupaya membantu, berpartisipasi, membangun, mengoreksi, dan ikut menjadi bagian dalam terbentuknya politik pemerintahan yang baik, serta menjauhkannya dari hal-hal yang dinilai buruk oleh hati nurani kita. Semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini (yang menurut saya, diambil dari sudut pandang yang pas) tidak menjadikan anda kaget dan menjadi sebuah BOOMING, sehingga semuanya..... Apa? Mengkritik negatif tak membangun, dan hanya memberatkan, seperti pengorbanan Aisha untuk Fachry—pen.--. Heheh,...:)JJ
Oleh: Ramzy Ridha--2R (baca: TU A)

April 01, 2018

,



















Tidak diragukan lagi bahwa dalam diri seseorang terdapat jati diri yang berbeda-beda. Jati diri merupakan sesuatu keadaan khusus seseorang yang subtansinya muncul dari memori dan emosional seseorang. Jati diri inilah yang membawa sebuah kepribadian yang berbeda satu sama lainnya dengan dipengaruhi lingkungan yang berbeda, baik dari  insting, adat, kebiasaan, bahkan keyakinan. Dan hal tersebut menjadi elemen terpenting dalam kesadaran perjalanan hidup kita.

Kita selalu merasakan jati diri itu dalam berbagai kehidupan yang kita lalui dan di setiap  lembaran hidup yang kita alami. Bahkan kita merasakan yang aneh pada jati diri kita itu sendiri tatkala sedang mengalami suatu hal pada posisi tertentu.

Jati diri mempunyai tekad yang membawa pemiliknya akan selalu berbeda dengan keribadian yang lain. Oleh karena itu sangatah penting jati diri ini diperhatikan dan dibawa pada posisi yang lebih baik. Menjadi suatu keharusan bagi sebagian orang yang hanya membawa jati diri pada posisi yang negatif untuk merubahnya pada jati diri yang positif.

Namun Jati diri seseorang tidaklah terlepas dari pengaruh lingkungan yang membentuk sebuah kepribadian sesorang, mulai dari watak, cara berpikir, dan sebagainya. Sangatlah penting kiranya kita harus memerhatikan lingkungan yang kita hadapi sekarang, karena lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam mencetak kepribadian yang hebat dan juga memberi dampak yang hebat pula untuk membahayakan kepribadian seseorang.

Inilah yang harus terbayang dibenak kita, sejauh mana jati diri kita terpengaruh oleh lingkungan, ataukah mempengaruhinya, dalam artian kita terpengaruh apa mempengaruhi? Menjadi pertanyaan besar untuk diri seseorang akan lingkungan yang ia hadapi sekarang. Kita tidak harus melarikan diri dari lingkungan, akan tetapi bagaimana caranya kita menjadikan lingkungan itu berlutut pada diri kita. Mungkin ini hanya sekedar pelampiasan dari jati diri Penulis yang tidak luput dari kesalahan dan ketidaksadaran akan dirinya. Waallahu a`lam


Oleh: Rafa



,
























Aurat adalah sesuatu yang terbuka, bersifat cacat, aib dan memalukan. Bagi perempuan muslimah menutup aurat menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan sesuai syariat islam. Selain itu menutup aurat juga menimbulkan rasa aman untuk melindungi diri, juga membantu lawan jenis dalam menjaga pandangannya. Lalu bagaimana menurut pandangan agama mengenai seorang perempuan menutup aurat dengan cara mereka sendiri yang sudah nampak jelas keluar dari rambu-rambu sebagaimana yang di syariatkan dalam islam? Benarkah di era yang semakin fashionable menutup aurat sudah menjadi embrio- embrio yang semakin tumbuh pesat dikalangan perempuan-perempuan muslimah?

Dengan adanya perkembangan zaman yang semakin maju hal ini membuat revolusi baru terhadap pakaian seorang muslimah menjadi mode atau fashion yang sangat pesat dan banyak diminati. Tidak tanggung-tanggung para kaum perempuan yang semula terbiasa dengan pakaian-pakaian terbuka dengan mudah memutuskan hijrah, padahal bagi mereka dulu menutup aurat seperti memakai pakaian muslimah dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan tidak trendi. Hal tersebut juga karena di era masanya, perempuan muslimah tidak di anggap menarik (identik dengan pakaian sederhana) akan tetapi masih sesuai dengan syariat islam. Relovusi baru di dunia fashion pakaian muslimah, membuat para desainer berlomba-lomba memamerkan hasil kreasi intelektualnya dalam bentuk pemasaran dan penjualan secara signifikan yang sangat laris drastis. Kalau boleh saya katakan kaum perempuan muslimah masa kini itu kayak ada hawa-hawa ingin dikatakan perempuan muslimah zaman now, bahasa gaulnya sok trendi gitu. Yang tidak habis pikir emak-emaknya malah juga ikut-ikutan. Waduh ketinggalan zaman buk!!.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama bahwa menutup aurat adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah terutama perempuan. Dan perintah menutup aurat ini sudah sangat jelas dalam salah satu firman Allah:

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Ahzâb/33:59]

Dan dalam salah satu hadits shahih juga disebutkan:

Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan). (HR. Abu Dâwud)

Persoalan menutup aurat sebenarnya  sudah bukan menjadi pembahasan menarik, mengingat sudah banyak dalil-dalil atas ketetapan masalah hijab itu sendiri. Akan tetapi masalah yang sedang trending dikalangan kita, yakni terdapat beberapa kesalahan dalam menutup aurat akibat dari dampak mode tren fashion yang hanya mementingkan model tanpa disandarkan pada syariat-syariat dalam islam, seperti busana muslimah yang tidak sempurna menutup aurat karena terdapat celah-celah, ketat dan transparan. Dan hal ini sangat erat dengan endapan-endapan mudlarat yang sudah menyimpang dari kategori pakaian muslimah yang harus longgar dan tidak menampakkan lekuk tubuh.

Mengutip sedikit kalimat seorang penulis sekaligus dai yang tak etis jika saya sebut namanya. Beliau berkata:

“Hijab gaul lah, hijab trendi lah, hijab modis lah, hijab punuk untalah, hijab punuk kucing lah, Semua itu Fashion. Fashion diciptakan bukan untuk fungsi tapi untuk estetika, dirancang bukan untuk melindungi keindahan tetapi untuk mengekspose keindahan”. Jika kita flash back terhadapat sejarah di jazirah arab yang notabeninya sebagai rujukan utama orang-orang muslim di luar arab, hijab tidak lain hanya semata mata printah yang fungsinya tidak lain hanya untuk kemaslahatan bagi kaum hawa, yang sifatnya begitu sangat sederhana dan sangat minimalis.

Adapun perempuan muslimah menyikapi menutup aurat dengan berbagai variasi seperti niqab, hijab, tudung dan khimar. Semua dalam kapasitas mengekspresikan menutup aurat sesuai pandangan personal. Namun tetap saja dalam sebuah persepsi yang disandarkan pada masing-masing personal tidaklah membuat salah kaprah dan menyimpang dari batasan-batasan yang disyariatkan dalam agama. Karena sejatinya menutup aurat dengan benar merupakan simbolis seorang muslimah yang bersungguh-sungguh dalam menjaga kehormatan dan keimanannya. Bukan hanya menjadi budak dari sebuah tren fashion yang membodohkan sehingga tanpa disadari telah menodai kehormatan sendiri. Untuk itu cerdaslah menjadi muslimah dalam memilah dan memilih sebuah pakaian semisal baju longgar, kain tidak transparan, tidak ketat nyaman dan layak dipakai. Tapi jangan memakai mukennah juga ya!!hehe, karena sekalipun menutup aurat hal tersebut lebih bagusnya dipakai untuk sholat. Dan seandainya emang sudah tidak memiliki pakaian yang memadai lagi, seperti rok sobek sana sini yang katanya rok kekinian minian, ya wes terpaksa harus pakai mukennah aja (yang ini guyon).


Oleh: Fahasbu

Follow Us @soratemplates