Maret 12, 2018

Jangan Baperan



















Kita, terutama perempuan yang baru hijrah mudah baperan pada status dan postingan seseorang, terutama apabila di akun facebooknya bertuliskan "Kuliah di Universitas Al-Azhar". Maklum, setiap perempuan ingin bermakmum pada imam yang bisa mengajaknya ke surga. Mereka melihat bahwa setiap pemuda yang kuliah di Universitas terkemuka seperti Al-Azhar adalah pemuda yang berkualitas, apalagi baru-baru ini alumninya sudah mengepakkan sayapnya diberbagai sektor yang ada di Indonesia. Ada yang menjadi Pendakwah, Gubernur, Pakar tafsir, budayawan dll. Artinya, mahasiswa lulusan Timur Tengah menjadi primadona bukan sesuatu yang asing lagi. Sehingga, kalau para akhwat menyerbu akun mahasiswa Timur Tengah, itu bukan tidak ada maunya. Ada udang dibalik batu. Apakah ini salah?

Tentu tidak !! Niat mereka baik, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, mereka hanya ingin berteman dengan orang-orang yang diyakininya bisa menuntunnya ke surga. Siapa tahu jodoh melalui ta'arufan, kata pemuda zaman now. Pada awalnya saya tidak begitu yakin dengan peristiwa yang menimpa salah satu sahabat saya yang diajak ta'arufan oleh akhwat, dan itu pun tidak hanya satu orang. Setelah penulis ditimpa peristiwa yang sama, ternyata akhwat yang demikian itu betul-betul nyata.

Yah,,, mungkin mereka baper pada setatus dan postingan-postingan kami di facebook dan IG, yang mungkin mereka lihat sebagai tulisan ilmiah dan bijaksana. Namun, pada saat peristiwa tersebut menimpa penulis, serentak teringat dengan jawaban bijak salah satu senior yang tidak lama ini ditembak temannya sendiri, beliau menjawab, "Kalau kamu terpaut padaku karena tulisan dan postinganku, sungguh aku tak sebaik yang kamu bayangkan." Dari jawaban inilah penulis mendapat bisikan untuk menjawab, "Saya cari ilmu bukan cari istri. Maaf !! Jangan mudah terlena dengan posisi seseorang, tidak semua yang kuliah di Al-Azhar orang baik-baik. Saya bukan orang baik yang pantas buat wanita sholehah seperti sampean."

Lalu dari peristiwa ini juga, penulis dapat inspirasi untuk menulis postingan yang berjudul “Ahli Ilmu”. Jangan mudah terlena dengan setatus dan postingan seseorang, kecuali apabila sudah tahu kepribadiannya. Ambil dan dengar nasehatnya tanpa melihat orangnya. Seringkali bungkus lebih menarik dari isinya, apalagi sekarang lagi musim pencitraan. Imam Gazali berkata, " Mencari ilmu harus melalui tiga tahap sebagaimana ibadah haji : 1. Mempersiapkan perbekalan termasuk belajar segala yang berkaitan dengan haji. 2. Melakukan proses perjalanan menuju makkah. 3. Setelah sampai, melaksanakan proses ibadah Haji dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Tidak sama orang yang masih mengumpulkan perbekalan dengan orang yang sedang melakukan perjalanan. Berbeda dengan orang yang sedang melakukan perjalanan dengan orang yang sedang melaksanakan ibadah haji. Dan berbeda pula orang yang sedang melaksanakan ibadah haji, dengan orang yang sudah melaksanakannya dan pulang ke negeri kelahirannya."

Seperti itulah seorang pelajar. Seorang pemula dia hanya mampu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin berupa pengetahuan saja, belum bisa disebut sbagai ahli apalagi pakar. Baru akan naik pada tahap ke dua, ketika dia sudah bisa memahami dan mempraktekkan ilmunya secara nyata, ini pun belum pantas disebut ahli apalagi pakar. Dia baru pantas disebut sebagai ahli atau pakar, apabila ilmu yang dipelajarinya sudah mendarah daging menjadi keahliannya dan kepribadiannya.
Jika ditanya, "Kalau kamu masuk tahap yang mana?". Saya masih pemula, hanya baru bisa menulis dan menyampaikan ilmu orang yang saya baca dan pelajari, belum bisa mengamalkan apalagi menguasai. Jadi, cukup ambil postingan saya, tidak perlu mencontoh orangnya. Karena saya bukan Ahli ilmu masih penuntut ilmu!
Allah SWT berfirman:

 فَسْــئَلُوْۤا أهْلَ الذِّكْرِإنْ كُنْتُمْ لَاتَعْلَمُوْنَ

"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (Ahli ilmu) jika kamu tidak mengetahui"(QS. An-Nahl 16: Ayat 43)
_______________________________
Artinya, siapapun kita dan seperti apapun kita di sini, tidak lantas masyarakat bahkan bangsa kita melihat kita sebelah mata ketika sudah berada di Al-Azhar apalagi sudah berstatus sebagai Mahasiswa Al-Azhar. Mereka mengharapkan kita, kita adalah permata di mata mereka. Jangan sampai mengecewakan mereka, sumbangsih kita diterima dengan baik dan senang hati. Tulisan dan postingan-postingan kita dibaca dan dipelajari, sampai-sampai membuat mereka baper dan ingin menjalin hubungan dengan kita, karena dianggapnya lentera yang dapat menerangi jalan mereka menuju kebenaran.

Ingat, meski kita tidak begitu tertarik dengan sesama mahasiswa Al-Azharnya, namun mahasiswi-mahasiswi di luar sana menunggu dan sangat mengharapkan pendamping dari Mahasiswa Al-Azhar. Terutama bangsa dan negara kita menunggu kedatangan kita. Ayo, kita berikan yang terbaik, tentunya dengan persiapan yang terbaik !!

Semoga bermanfaat !!!

قال عيسى عليه السلام : لاتعلقواالجواهرفي أعناق الخنازيرفإن الحكمةخيرمن الجوهرومن كرههافهوشرمن الخنازير.
"Nabi Isa bersabda : Jangan sekali-kali kamu kalungi babi dengan permata. Nasehat lebih berharga dari permata, siapa yang enggan dinasehati. Sungguh, dia lebih hina dari seekor babi. "

Oleh: Amien ibn al Ghazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates