Kita, terutama perempuan yang baru hijrah mudah baperan
pada status dan postingan seseorang, terutama apabila di akun facebooknya
bertuliskan "Kuliah di Universitas Al-Azhar". Maklum, setiap
perempuan ingin bermakmum pada imam yang bisa mengajaknya ke surga. Mereka
melihat bahwa setiap pemuda yang kuliah di Universitas terkemuka seperti
Al-Azhar adalah pemuda yang berkualitas, apalagi baru-baru ini alumninya sudah
mengepakkan sayapnya diberbagai sektor yang ada di Indonesia. Ada yang menjadi
Pendakwah, Gubernur, Pakar tafsir, budayawan dll. Artinya, mahasiswa lulusan
Timur Tengah menjadi primadona bukan sesuatu yang asing lagi. Sehingga, kalau
para akhwat menyerbu akun mahasiswa Timur Tengah, itu bukan tidak ada maunya.
Ada udang dibalik batu. Apakah ini salah?
Tentu tidak !! Niat mereka baik, sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, mereka hanya ingin berteman dengan orang-orang yang diyakininya
bisa menuntunnya ke surga. Siapa tahu jodoh melalui ta'arufan, kata pemuda
zaman now. Pada awalnya saya tidak begitu yakin dengan peristiwa yang menimpa
salah satu sahabat saya yang diajak ta'arufan oleh akhwat, dan itu pun tidak
hanya satu orang. Setelah penulis ditimpa peristiwa yang sama, ternyata akhwat
yang demikian itu betul-betul nyata.
Yah,,, mungkin mereka baper pada setatus dan
postingan-postingan kami di facebook dan IG, yang mungkin mereka lihat sebagai
tulisan ilmiah dan bijaksana. Namun, pada saat peristiwa tersebut menimpa
penulis, serentak teringat dengan jawaban bijak salah satu senior yang tidak
lama ini ditembak temannya sendiri, beliau menjawab, "Kalau kamu terpaut
padaku karena tulisan dan postinganku, sungguh aku tak sebaik yang kamu
bayangkan." Dari jawaban inilah penulis mendapat bisikan untuk menjawab,
"Saya cari ilmu bukan cari istri. Maaf !! Jangan mudah terlena dengan
posisi seseorang, tidak semua yang kuliah di Al-Azhar orang baik-baik. Saya
bukan orang baik yang pantas buat wanita sholehah seperti sampean."
Lalu dari peristiwa ini juga, penulis dapat inspirasi untuk
menulis postingan yang berjudul “Ahli Ilmu”. Jangan mudah terlena dengan
setatus dan postingan seseorang, kecuali apabila sudah tahu kepribadiannya.
Ambil dan dengar nasehatnya tanpa melihat orangnya. Seringkali bungkus lebih
menarik dari isinya, apalagi sekarang lagi musim pencitraan. Imam Gazali
berkata, " Mencari ilmu harus melalui tiga tahap sebagaimana ibadah haji :
1. Mempersiapkan perbekalan termasuk belajar segala yang berkaitan dengan haji.
2. Melakukan proses perjalanan menuju makkah. 3. Setelah sampai, melaksanakan
proses ibadah Haji dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Tidak sama orang yang
masih mengumpulkan perbekalan dengan orang yang sedang melakukan perjalanan.
Berbeda dengan orang yang sedang melakukan perjalanan dengan orang yang sedang
melaksanakan ibadah haji. Dan berbeda pula orang yang sedang melaksanakan
ibadah haji, dengan orang yang sudah melaksanakannya dan pulang ke negeri
kelahirannya."
Seperti itulah seorang pelajar. Seorang pemula dia hanya
mampu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin berupa pengetahuan saja, belum
bisa disebut sbagai ahli apalagi pakar. Baru akan naik pada tahap ke dua,
ketika dia sudah bisa memahami dan mempraktekkan ilmunya secara nyata, ini pun
belum pantas disebut ahli apalagi pakar. Dia baru pantas disebut sebagai ahli
atau pakar, apabila ilmu yang dipelajarinya sudah mendarah daging menjadi
keahliannya dan kepribadiannya.
Jika ditanya, "Kalau kamu masuk tahap yang mana?".
Saya masih pemula, hanya baru bisa menulis dan menyampaikan ilmu orang yang
saya baca dan pelajari, belum bisa mengamalkan apalagi menguasai. Jadi, cukup
ambil postingan saya, tidak perlu mencontoh orangnya. Karena saya bukan Ahli
ilmu masih penuntut ilmu!
Allah SWT berfirman:
فَسْــئَلُوْۤا أهْلَ الذِّكْرِإنْ كُنْتُمْ
لَاتَعْلَمُوْنَ
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan (Ahli ilmu) jika kamu tidak mengetahui"(QS. An-Nahl 16:
Ayat 43)
_______________________________
Artinya, siapapun kita dan seperti apapun kita di sini,
tidak lantas masyarakat bahkan bangsa kita melihat kita sebelah mata ketika
sudah berada di Al-Azhar apalagi sudah berstatus sebagai Mahasiswa Al-Azhar.
Mereka mengharapkan kita, kita adalah permata di mata mereka. Jangan sampai
mengecewakan mereka, sumbangsih kita diterima dengan baik dan senang hati.
Tulisan dan postingan-postingan kita dibaca dan dipelajari, sampai-sampai
membuat mereka baper dan ingin menjalin hubungan dengan kita, karena
dianggapnya lentera yang dapat menerangi jalan mereka menuju kebenaran.
Ingat, meski kita tidak begitu tertarik dengan sesama
mahasiswa Al-Azharnya, namun mahasiswi-mahasiswi di luar sana menunggu dan
sangat mengharapkan pendamping dari Mahasiswa Al-Azhar. Terutama bangsa dan negara
kita menunggu kedatangan kita. Ayo, kita berikan yang terbaik, tentunya dengan
persiapan yang terbaik !!
Semoga bermanfaat !!!
قال عيسى عليه السلام : لاتعلقواالجواهرفي
أعناق الخنازيرفإن الحكمةخيرمن الجوهرومن كرههافهوشرمن الخنازير.
"Nabi Isa bersabda : Jangan sekali-kali kamu kalungi
babi dengan permata. Nasehat lebih berharga dari permata, siapa yang enggan
dinasehati. Sungguh, dia lebih hina dari seekor babi. "
Oleh: Amien ibn al
Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar