Maret 09, 2022

,

 


Memahami esensi kisah seseorang, maka secara tidak langsung kita dihadapkan setidaknya dua komponen penting yang terdapat di dalamnya. Pertama; latar belakang orang itu sendiri. Kedua; perjalanan hidupnya mulai dari kecil sampai dewasa. Hal ini menjadi tolok-ukur objektivitas bagi siapa saja ketika hendak menyikapi sesuatu yang terjadi dalam kisah tersebut. 

Ada hadis menjelaskan silsilah keturunan Yusuf As “Nabiyyun Ibn Karim Ibn karim”. Bahwa dia merupakan putra dari Ayyub (Karim) bin Ishak (Karim) yang mana keduanya merupakan Nabi. Pun demikian Yusuf sendiri merupakan nabi, dia salah satu Nabi yang telah mengajarkan kepada umat Islam midan dakwah yang tidak mengenal waktu dan tempat. Seperti yang telah diterangkan dalam ayat 36-41 perjuangan dakwahnya dalam penjara.

Kemudian sejarah hidupnya dimuat dalam al-Quran secara terperinci tanpa terpisah-pisah di surat ketiga belas dalam urutan mushaf Usmani. tidak seperti kisah-kisah nabi sebelumnya atau setelahnya yang disebutkan di banyak tempat terpisah. Hal ini merupakan keistimewahan yang dimiliki Yusuf As. Sekaligus sebagai Ibrah bagi kita untuk meneladani jejak hidupnya. Bagaimana tidak? Allah Swt. telah menyiapkannya menjadi pemimpin sekaligus petunjuk bagi umat manusia.

Ada percakapan menarik terekam antara dua cendekiawan; Muhammad Ragab al-Bayumi (MRA) dan Mahmud fahmi al-Bayumi (MFA) mengenai awal mula kisah Yusuf As. dalam kitab “Min al-Qimah al-Insaniyah fi al-Islam” karya Muhammad Ragab al-Bayumi.

Di saat keduanya selesai menyimak Surat Yusuf yang dibacakan, sepontan MRA mengatakan bahwa kisah Yusuf berporos pada kisah Gamis. Gamis yang berlumuran darah palsu yang dibuat oleh saudara-saudaranya guna mengelabui ayahnya ketika berusah menjauhnya dari sang ayah. Gamis yang ditarik sampai robek oleh istri raja Mesir saat Yusuf hendak menyelamatkan diri dari tipu muslihatnya, serta Gamis yang dikirimkan kepada ayahnya yang membuat mata Nabi Yakqub melihat Kembali.

Kemudian MFA menyanggahnya: wahai saudaraku! bagaimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu? MRA: itu hanya logic theory dari surat tadi.

Kemudian MFA menyanggahnya lagi; jika demikian, maka ru’ya sadikah bisa juga menjadi pilihan yang lain sebagai porosnya karena kisah itu berawal dan berakhir dengan mimpi; di waktu kecil Yusuf bermimpi melihat Matahari, Bulan serta sebelas bintang sujud di hadapannya, dia juga menafsirkan mimpi dari dua rekan saat di penjara, juga menafsirkan mimpi raja Mesir hingga kemudian dia menunjukkan makna mimpinya waktu kecil di hadapan ayahnya. Namun apakah kamu setuju dengan kritisi seperti itu?

Terlepas dari persepsi tadi, akan lebih baik jika mengatakan bahwa poros kisahnya adalah bentuk dari esensi sifat kepribadian serta keistimewahan yang dimiliki Yusuf yaitu berupa sifat ihsan. Sedang makna ihsan seperti dikutib dari hadis Jibril “An Takbudallaha Kaannaka Tarahu Wainlam Takun Tarahu Wa Innahu Yaraka”. hadis ini diartikan ‘sampainya seorang ke level kesempurnaan di setiap amaliyahnya’. Hal ini dapat terlihat dalam pribadi dan tindak laku Yusuf mulai dari kecil sampai dewasa, (imbuhnya).

Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa sifat ihsan telah menjadi kriteria wajib seorang Nabi, namun ihsan yang terdapat dalam Surat Yusuf merupakan salah satu hal terpenting untuk dipelajari dan diambil ibrahnya. Bagaimana tidak? Yusuf yang memilki paras wajah tampan menolak ajakan **** wanita tercantik saat itu. Serta ihsan ketika dia memilih masuk penjara walaupun dia tidak bersalah demi meredam sindiran, cacian serta hinaan yang mengarah kepada keluarga al-Aziz kala itu. Juga ihsan ketika menafsirkan mimpi dari rekannya di penjara. Serta ihsan ketika dia mengungkapkan identitasnya kepada saudaranya. ihsan yang difirmankan Allah Swt. dalam ayat 22 dan 56, ihsan yang diakui rekannya di penjara dalam ayat ke-36, ihsan yang diakui oleh saudaranya ketika Yusuf masih kecil dan tumbuh dewasa di ayat 4 dan 78 serta Ihsan yang diakui Yusuf sendiri dalam ayat ke 90.

Maka dari sini, kita dapat melihatnya dengan mata telanjang bahwa kisah Yusuf berporos di sifat ihsan. Serta Surat ini menyatakan makna Ihsan itu luas tidak terkhusus kepada sedekah yang masyhur dipahami sementara ini. Amaliyah Yusuf seolah-olah menjelaskan kepada kita dalam bait kisahnya bahwa kita harus berbuat ihsan di setiap tindak laku. Seperti sabda Nabi “Ida Dabahtum wa Ahsin al-Dibhatah”.

Wallahu’alam.......

Penulis : Ust. Ach. Shalehuddin, Lc.

,

 


Sejenak tersandung dalam lamunan kata “Zainussyaithan”,  adalah sepatah kata yang dulu pernah aku dengar dari seorang guru di sebuah majlis taklim waktu masih belajar di pondok. Entah apa yang membuatku selalu teringat kata tersebut? 

kalau cuma alasan menganggap penting tentu tak cukup untuk menjawab pertanyaan di atas,  viralnya seseorang tak akan terus-menerus mengingat sesuatu tanpa adanya pelantara yang memaksa sistem kerja otaknya untuk terus mengingatanya, entah itu lewat kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya atau yang dia alami sendiri, semakin sering kejadian itu ia lihat maka semakin melekat di otaknya. Mari kita cari jawabannya!

Kata  Zainussyaithan di ambil dari bahasa Arab dan secara bahasa berarti Hiasan syaithan, ialah salah satu manhaj syetan untuk mengelabui manusia secara samar agar terjerumus kedalam kemaksiatan dengan cara menyisipkan sisi positif dibalik kemaksiatan tersebut.
Dan kita pun tidak bisa menampik fakta bahwa hal ini seringkali kita alami dalam kehidupan sehari-hari (Bagi yang gak pernah, silahkan  mengkerutu dan bilang, “kita? Lo aja kali.’’ wkwk..) 
Tanpa disadari tak jarang kita selalu terpancing umpan-umpan syetan untuk membatalkan pekerjaan baik yang akan atau sedang kita lakukan, saat akan membuka buku misalnya kita  sering tergoda untuk membuka Facebook dan lain semacamnya dengan menanamkan harapan agar kita fokus terhadap pelajaran setelah membukanya, namun sebaliknya kita justru malah terlena dan terlupa pada niat awal kita untuk belajar disebabkan terlarut dalam godaan tersebut apalagi sampai membuka ML (Mabar kuyy..😁) Atau mungkin terbesit dalam pikiran saat males-malesan buat nyiapin materi ujian, “ Gak papa lah gak naik kelas, tahun depan lebih dioptimalkan lagi belajarnya. Lagian belajar kan bukan karena ujian.” Wihh.. Siap Ndan. Atau pacaran, biar pas setiap mau ke majlis taklim ada yang nemanin wkwkw.. 

Saya pun sebagai manusia biasa tak lepas dari yg namanya Zainussyaithan  seperti halnya yang dialami saya pribadi tadi pagi setelah sahur susah payah nahan ngantuk nungguin waktu shalat Subuh dan selalu terbesit dalam pikiran "Tidur aja dulu kali ya biar nanti khusuk shalat subuhnya" namun tetap aku paksa buat tetap nunggu waktu shalat, eh setelah shalat Subuh ngantuknya hilang wkwk.. Sempat bilang dalam hati "Dasar syetan!"

Tapi setelah dipikir-pikir, syetan kan dikurung selama bulan puasa! Terus..?
Seketika naluri berkata, "Seseorang yang bermaksiat di bulan Ramadhan murni berangkat dari sifat asli orang tersebut, bukan karena godaan syetan."

Dan peraktek yang lebih extrim lagi yaitu selalu melakukan kemaksiatan dengan niat ingin tobat setelah tua nanti. Sekilas memang kelihatan sebuah hal yang wajar dengan hal positif yang tersisip dibalik godaan tersebut, namun hal ini mempunyai dampak besar terhadap minset dan keimanan seseorang bahkan dapat mengakibatkan kekafiran jika sudah sampai pada tingkat istihlal (menghalal-halalkan hal-hal yang haram).

Syetan pun sukses saat mangsa mulai berpikir, “Ah, sekali-kali kan gak papa.”  Atau, “Lagian aku kan gak sering melakukannya.” Sungguh Sebuah manhaj tipu daya yg begitu lembut, rapi, samar dan efektif, yang mana dengan pola tersebut korban tak pernah menduga kalau dia sudah tertelan umpan syetan di kailnya. Yupss betul, syetan itu semanis dan segombal rayuanmu. 

Jangankan hal-hal yang haram yang mubah pun syetan gombalnya minta ampun. Eh, dinginnya ke syetan aja ya,, ke aku jangan! huhu..

Syaithan akan selalu hadir kepada setiap manuasia dengan produk-produknya beserta promo-promo yang ditawarkannya, dan selalu berusaha menyesatkan manusia, tentu dengan segala manhajnya untuk mendapatkan teman sebanyak-banyaknya diakhirat nanti. Semoga Allah selalu menguatkan iman kita dan menjauhkan kita dari hal-hal yang dapat merusak kemurnian iman.

Penulis : Ust. Abd. Wafi, Lc

Februari 22, 2022

,


 


Kairo adalah tempat pertama kali aku menemukanmu, melihatmu, memandangmu, dan mengenalmu. Sebut saja namaku adalah Ifa dan namanya adalah Ika, Pertemuan kami yang berbuah kebersamaan sementara ini, membuat tanganku ingin mencorat-coret kata tentang rasa. Sengaja aku tulis dengan bingkisan kata yang sederhana, karena aku merasa tak perlu otakku mengembara mencari kata yang sulit untuk dicerna, biarkan aku yang sudah terbiasa dengan kata-kata yang sederhana, entah dalam keadaan bahagia ataupun terluka. Aku masukkan tulisan ini ke dalam bingkai puisi yang berjudul (Aku yang salah).


Mungkin dari awal memang aku yang salah...
Terlalu cepat menyimpulkan bahwa perhatian-perhatian kecil yang kau teteskan kepadaku adalah sebuah bentuk perasaan lebih..
Tanpa aku memikirkan bahwa itu hanyalah sebuah perhatian biasa yang terjadi di antara teman ke teman...

Aku yang salah..
 Untuk terlalu berharap bahwa kita bisa dalam satu dekapan tanpa menyadari bahwa perasaanmu tak lagi sama dengan perasaanku..

Aku yang salah..
Aku terlalu gila dengan sifat-sifatmu yang indah itu, dari caramu yang tak mau berbicara kecuali aku memulainya, pendiam, pemalu, peduli, lembut dan ramah kepada siapapun yang di dekatmu..

Aku yang salah..
 Aku terlalu cepat menanggapi ucapanmu ketika aku tanya, kangen ya? Kamu pun menjawab "iya".. aku lanjutkan pertanyaan seriusku yang aku bungkus dengan canda tawa, terus kalau lagi kangen, ngapain? Liat foto profil tah? Wkwk. "Nggak" jawabnya.. Terus ngapain? Aku susul dengan pertanyaan... "Dengerin vn kka, wkwk" jawabnya sambil tertawa... lalu aku beri tau dia kalau apa yg dia lakukan adalah apa yang aku lakukan ketika aku rindu dirinya..

Aku yang salah...
 Tapi di sisi lain aku tak bisa melupakan ucapanmu ketika aku tanya, apakah ada perasaan dalam dirimu terhadapku? Kau pun menjawab dengan suara khasmu "iya".. terasa begitu semu di telingaku, begitu semu jikalau sebenarnya kamu tidak memiliki perasaan sama sekali terhadapku..

Aku yang salah...
Aku yang terlalu cepat menghakimi saat kau bilang "darahku menjadi semi jawa tengah dan timur". Aku kah jawa timur itu. Aku terlalu cepat salah paham saat kau bilang, “sayang baksonya kalau nggak dihabisi". Tak bisa aku bayangkan apa yang akan terjadi dengan hatiku jikalau kamu meletakkan koma setelah kata “sayang" itu.

Aku yang salah..
Aku tidak mengerti apa yang terjadi kepadaku, mengapa semuanya berjalan begitu cepat, 1 tahun lebih memendam rasa penasaran akan dirimu, itu mungkin bukanlah waktu yang terbilang lama, apalagi terjawab dengan waktu yang begitu singkatnya. Tiba-tiba saja, kamu sudah menguasai seluruh isi pikiranku..

Aku yang salah..
Aku yang selalu mengharapkan hadirnya kamu di sampingku. Kita mulai dekat, bercanda, tertawa ria, seakan saling melengkapi satu sama lain. Kamu meletakkan sebuah perasaan di hatiku ketika aku menatap wajahmu..

Aku yang salah..
Terlalu cepat aku melukis masa depanku bersamamu dalam cita, tanpa ada sedikitpun keraguan akan terwujudny, bahkan tak pernah terlintas dalam benakku akan kehancurannya..

Aku yang salah..
Perasaan yang benar-benar begitu nyaman hadir dalam lubuk hatiku saat berbicara denganmu, membuatku tidak ingin beranjak dari sisimu sedikitpun..

Aku yang salah..
Aku membuat jiwa ini selalu ingin bersamamu.. duduk berdua membuat diri ini menjadi candu.. tiba-tiba saja aku merasa takut dan khawatir akan kehilangan sosokmu,  terima kasih telah menerimaku selama ini..

Aku yang salah..
Terkadang aku merasa tolol mengemis cinta kepadamu.. tetap mencintaimu walaupun entah ke berapa kalinya aku menangis.. tetap berharap walau itu hanya sia-sia saja..
***
Kasih, tidak usah kamu ajari aku bagaimana cara merindukanmu. Aku lebih tahu, hatiku lebih sering mengadu tentang rasa itu..
Jangan kamu ajari aku bagaimana cara melupakanmu, karena hari-hariku sudah disibukkan dengan bayang-bayangmu..

Teruslah bercerita tentangmu, berbicaralah sampai salah satu dari kita tertidur. Aku tidak akan bosan dengan semua yang kau ketik. Betapa sering aku menduga-duga, adakah kode yang tersirat dalam kolom chat kita..

Kamu pasti tahu, bahwa aku berbohong, jikalau aku bilang dengan mudahnya aku bisa melupakanmu. Karena itu seakan mustahil bagiku. Foto dan video itu selalu membuatku diam-diam merasa nyaman..
Kamu pasti tahu, kalau aku begitu sulit melepas bayang-bayangmu di benakku..
Terkadang aku heran, hal apa yang membuatku takut akan kehilangan yang bukan miliku?! Salahkah aku dan perasaanku?!..
Hadirnya diriku tak berpengaruh apapun bagimu, pedulimu tak sedalam peduliku terhadapmu. Apa yang salah dari caraku mengagumimu?!..
Mungkin kamu hanya belum mengerti sedalam apa perasaanku. Jadi kamu hanya mengabaikan ketulusanku dengan menjauhiku..

Mungkin kamu hanya belum menyadari, bahwa cintaku padamu begitu dahsyatnya. Jadi kamu lebih sering cuek dengan perhatianku..
Aku berharap suatu saat kau benar-benar paham seberapa besar keseriusan perasaanku..
Andai kamu tahu, aku begitu tulus, perasaanku tanpa syarat, tapi bagaimana dengan dirimu, pernahkah aku menjadi hal terpenting dalam hidupmu walau sekali saja.

Doa adalah caraku memelukmu dari kejauhan..
Tuhan, aku tidak tahu apakah pilihanku ini benar atau tidak, aku hanya terkalahkan oleh keyakinanku yang begitu besar untuk bersamanya...
Aku hanya bisa meratap dalam doa menuju cahaya yang berpanorama indah di setiap malam-malamku. Tetesan air mata dalam memintanya menjadi sesuatu yang paling sabar aku tahan ..

Ade, aku tahu, kamu masih memikirkannya..
Aku tahu kamu tak mencintaiku..
Tapi aku tak tahu mengapa aku masih bertahan dalam mencintaimu.
Padahal aku tak punya alasan lagi untuk mencintaimu, tapi hati ini tetap bersih keras memilih untuk bertahan, bertahan, dan bertahan dalam cintaku terhadapmu..

Aku hanya bertahan pada keyakinanku. Iya, keyakinan untuk menyayangimu, meskipun aku tahu, ini tak mudah bagiku, tapi bahagiaku, senyumku adalah kamu..
Rasanya aku ingin mengubur rasa nyaman itu, agar tak ada seorang pun yang bisa mengambilnya kembali, supaya kamu mengerti, betapa besarnya harapanku terhadapmu..

Kasih, aku akan tetap di sini, menunggumu di pintu harapan, sampai kamu keluar membukakan pintu, menjemputku dengan sebuah keputusan.



Penulis : Imam Musthafa

Cairo, 22/02/2022

Desember 30, 2021

,




Regenerasi dalam sebuah organisasi merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Pemindahan estafet kepemimpinan haruslah dilakukan untuk menjaring bibit-bibit potensial, sehingga ada semacam penyegaran dalam organisasi yang dimaksud. Maksud lain dari penyerahan tonggak kepengurusan ini adalah revitalisasi atau tajdid, yang sangat dibutuhkan dalam upaya menjawab berbagai perubahan internal dan eksternal yang terjadi.

FOSIKBA sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang berlandaskan kekeluargaan, sadar akan hal di atas. Maka pada hari Kamis, 11 November 2021 dilaksanakanlah prosesi pelantikan ketua terpilih Muhammad Asrori AS, berdasarkan hasil MUSAG FOSIKBA pada 31 Oktober 2021. Bersama Alvin Mustafa Hanafi sebagai wakil ketua, Asrori dengan seluruh jajaran pengurus FOSIKBA masa bakti 2021-2022 dilantik pada acara yang dilangsungkan di sekretariat FOSIKBA, Saqr Qurasy, Hay ‘Asyir tersebut.

Acara pelantikan ini dihadiri oleh anggota FOSIKBA. Hadir juga para anggota dewan konsultatif, ketua FOSIKBA priode 2016-2017 Ustaz Zakariyya Asyraf, Lc. beserta senior FOSIKBA Ustaz Sutrisno Dahlan, Lc. Ketua almamater IKBAL Kairo Ustaz Bahrul Ulum, turut hadir bersama sekretaris FOSGAMA Ustaz M. Syaifullah Haeruddin.

Ustaz Fathor Rosi, Lc selaku anggota dewan konsultatif dalam sambutannya memaparkan, almamater FOSIKBA mempunyai kapital yang sangat besar, yaitu anggota yang tidak hanya berasal dari satu pesantren saja, sehingga menjadi warna tersendiri bagi FOSIKBA.

 “Kita di FOSIKBA ini mempunyai keunggulan dalam hal SDM. Anggota kita tidak hanya dari satu pesantren saja, tetapi dari berbagai pesantren baik di Madura maupun luar Madura. Hal ini merupakan sebuah potensi yang harus dimaksimalkan,tuturnya.

Ketua terpilih Muhammad Asrori AS mengatakan, bahwa dalam satu priode masa bakti satu tahun kedepan, dia akan berupaya untuk melaksanakan program-program FOSIKBA yang belum terlaksana secara maksimal. Termasuk di antara program-program tersebut adalah kajian antar almamater, khususnya yang berada di bawah naungan kekeluargaan FOSGAMA Mesir.

“Insyaallah, kajian antar almamater yang merupakan salah satu program dari divisi kajian dan keilmuan, akan berusaha kami laksanakan. Di tengah-tengah kita sekarang hadir ketua almamter IKBAL Ustaz Bahrul Ulum, saya berharap semoga iktikad baik kami ini mendapatkan respons positif dari beliau dan ketua almamater lainnya,” tandasnya di depan ketua IKBAL dan perwakilan FOSGAMA.

Asrori juga menyampaikan, semua program yang akan diagendakan oleh pengurus nantinya akan mempertimbangkan aspek sosial dari anggota secara umum. Lokasi tempat tinggal, jadwal kegiatan kampus Al-Azhar, serta kegiatan-kegiatan ekstra di luar kampus, akan menjadi pertimbangan dalam upaya merumuskan agenda kerja satu tahun kedepan.

“Program-program kerja kita nantinya akan memperhatikan kondisi anggota FOSIKBA. Kita akan mendesain supaya program yang kita canangkan bisa mengakomodir anggota FOSIKBA, yang sekarang sebagian besar di daerah Darrosah. Hal lain yang akan kami lihat adalah jadwal masuk kampus dan kegiatan-kegiatan pribadi, seperti kajian, organisasi dan lain sebagainya,” lanjut anggota FOSIKBA kedatangan tahun 2020 itu.

Hal ini senada dengan apa yang ditekankan oleh Ustaz Fathor Rosi, Lc. dalam sambutannya. Beliau mengungkapkan, pada masa beliau menjabat sebagai ketua FOSIKBA tidak ada satupun program organisasi silaturahmi ini yang berbenturan dengan jadwal aktif kampus.

“Pada priode saya, tidak ada satupun program FOSIKBA yang mengganggu kefokusan teman-teman anggota untuk kuliah, karena kami memang berupaya agar program FOSIKBA dilaksanakan pada hari libur kampus,” pungkas ketua FOSIKBA masa bakti 2017-2018 itu. (Tim Media FOSIKBA).

Agustus 24, 2021

,



Perjalanan Al-Quran; dari Langit Hingga Ke Bumi. 

Oleh: Nafiah Zaini

Al-Quran, adalah mukjizat terdahsyat sepanjang usia di antara mukjizat lainnya yang Allah turunkan kepada kekasihnya saw. melalui ruh alamin sayyidina Jibril as. juga merupakan hadiah spesial teruntuk ummat baginda yang tersayang. 


Al-Quran kitab suci ummat Islam sebagai penuntun jiwa ke jalan yang  benar, panduan hidup di dunia menuju keabadian yang kekal, seruan indah yang tak mampu terkalahkan oleh rangkaian-rangkaian syair, karena Allah telah menjaganya hingga akhir zaman. 


Sebagai kitab suci nan abadi, Al-Quran menarik sekali untuk terus dikaji, pun ulama-ulama terdahulu telah menjalani proses panjang dalam mempelajari keilmuan Al-Quran. Karena keilmuan Al-Quran yang begitu luas, maka dengan itu kita wajib tahu, betapa dahsyatnya Al-Quran sebagai kitab suci ummat islam.


Ada banyak sekali keilmuan yang berkaitan langsung dengan Al-Quran, namanya sangat familiar di telinga pelajar, yang sudah kita kenal dengan “Ulumul Quran” dalam bahasa indonesia bisa kita sebut dengan "Ilmu-ilmu Al-Quran". Melalui tahapan panjang, ulama-ulama kita terdahulu telah berhasil mengkaji sampai keakar-akarnya untuk menggali informasi kebenaran Al-Quran, menjawab syubhat-syubhat dan tuduhan-tuduhan orientalis yang menganggap Al-Quran sebagai syair, dan bukan kitab suci yang turun dari Allah swt yang sakral.


Lahirnya Ulumul Quran tidak semata-mata menjadi kajian tersendiri dan mandiri waktu itu, melainkan masih bersatu dalam paduan ilmu Tafsir, kemudian dari sana terlahir ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran, seperti: Nuzulul quran, Nasikh Mansukh, I`jazul quran, Asbabun Nuzul, Tadwin Alquran dan lain sebagainya.


Namun, sejatinya ilmu Al-Quran sudah ada pada zaman Rasulullah saw, kendatipun demikian, para sahabat waktu itu, masih sibuk dengan menuliskan Al-Quran, dan menghapalnya agar Al-Quran tetap terjaga melalui mereka.


Di dalam Ulumul Quran juga membahas seputar ta`rif dari Al-Quran itu sendiri yang merupakan mukjizat baginda nabi Muhammad saw., namun sebelum kita membahas isi kandungan keilmuan Al-Quran, kita harus tahu definisi dari Ulumul Quran.


Fadhilat syekh Nuruddin `Itr dalam kitabnya menyatakan: devinisi Ulumul Quran secara istilah adalah pembahasan-pembahasan yang meliputi pengetahuan yang berkaitan langsung dengan Al-Quran, seputar: turunnya Al-Quran, Tartib dan pembukuannya, pengetahuannya, penulisannya, penafsirannya, I`jaz, Nasikh Mansukh dan lain sebagainya.


Ada banyak pertanyaan tiba-tiba muncul tentang Al-Quran. Bagaimana Allah menurunkannya kepada nabi kemudian sampai kepada seluruh ummat manusia di bumi? Lalu di mana keberadaan Alquran sebelum diturunkan kepada nabi? bagaimana cara Rasulullah menjaganya? bagaimana para sahabat dahulu menjaga hapalannya? Jawabannya akan kita temukan dalam pembahasan ilmu-ilmu Al-Quran.


Fadhilat syeikh Nuruddin 'Itr dalam Muqaddimahnya juga mengatakan: Setiap orang islam itu butuh mengkaji dan mempelajari pelajaran ini yaitu (Ulumul Quran). Jika hatimu telah merasakan kenikmatannya, maka ulangi dan pikirkanlah kembali, agar kamu menemukan ketenangan dalam hati dalam beriman. Ajaklah orang-orang yang mencintainya, serta orang yang selalu ingin dekat dengannya, hal itulah yang akan menambah keyakinanmu terhadap kitab suci Al-Quran.


Kuasa Allah; Sayyidina Umar bin Khatab Memeluk Islam Karena Al-Quran


Perjalanan Al-Quran sungguh indah dan menakjubkan, hingga akhirnya islam berada di titik kemenangan, tentunya Al-Quran diturunkan bukan hanya sebagai tuntunan bagi ummat islam, namun juga sebagai petunjuk atau hidayah bagi seluruh ummat manusia di alam jagat raya. 


Tuhan memberikan kemampuan hati ummat  manusia untuk menjaganya, pun Allah menjadikan hati ummat manusia damai dengannya, karena Allah telah menjamin keautentikannya.


Guru mulia Raden KH. Moh Tohir Zain dalam ceramahnya pernah mengungkapkan: "Banyak dari kita takjub pada orang yang hapal Alquran. Padahal orang hapal Alquran itu nashnya sudah ada, Allah swt. berfirman: 

إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون.

Hakikatnya orang hapal Alquran itu termasuk min hifdzihi ila Al-Quran".


Untuk menjaga Al-quran, Allah sangat mempermudah bagi orang yang menghapal. Menurut beliau, harusnya kita takjub dan heran pada orang yang tidak hapal Alquran, kenapa? Karena Allah sudah memberikan Kemudahan untuk menghapal, tapi ia tidak hapal, tepatnya memang tidak niat untuk menghapal.


"yang demikian itu bukan perkara yang tabu.

Karena banyak orang hapal Al-Quran, tapi hidupnya jauh dari Al-Quran. Kemudian ada yang tidak hapal Al-Quran, hidupnya adalah Al-Quran, yakni berakhlaq Al-Quran, kesehariannya tegas berpegang teguh pada Al-Quran". Imbuhnya. Rahmatullahi Alaih.


Kita percaya Al-Quran adalah kitab suci yang Allah jaga hingga akhir nanti, kita juga percaya bahasa Al-Quran memang sangat menarik hati. Hal itu terbukti melalui kejadian-kejadian yang nyata terjadi kepada  sayyidina Umar bin Khattab r.a. sahabat terdekat Rasulullah saw. 


Sebelum masuk Islam, Sayyidina Umar ra. merupakan orang yang sangat paham tentang kaidah bahasa Arab, sehingga ketika beliau mendengar lantunan Al-Quran, hatinya sangat takjub dan tertarik dengan kei'jazannya, seakan terhipnotis dengan susunan bahasa yang begitu mempesona.


Sayyidina Umar bin Khattab masuk islam di tangan saudari perempuannya yang bernama Fathimah bin Khattab saat ia dan suaminya belajar membaca Al-Quran kepada Sayyidina Khabbab. Sayyidina Umar tidak menjadi marah lantaran saudarinya itu benar-benar masuk agama islam yang ajarannya dianggap telah mengubah tradisi nenek moyang mereka, sebaliknya, ia meminta agar membaca ulang potongan ayat dari surat "Taha" yang dibaca adiknya.


Setelah ayat itu dibacakan ulang, Sayyidina Umarpun langsung berlari menuju Rasulullah saw. yang saat itu bersama para sahabatnya di kediaman sahabat yang bernama Sofa, dengan membawa padang ditangannya, Sayyidina Umar tidak kuasa menahan air mata, ia tidak mampu menahan gejolak di dadanya, akhirnya pedang itu terjatuh seketika. Dan di hadapan Rasulullah saw. ia bersaksi bahwa Allah adalah tuhannya dan Nabi Muhammad adalah utusannya.


Setiap lantunan ayat suci Al-Quran terdengar, hatinya selalu bergetar dan tak kuasa menahan air mata, seakan ada mahnet yang menyentuh dikedalaman jiwanya, Sayyidina Umar yang terkenal sangat kuat dan ditakuti oleh penduduk arab, menjadi lemah lembut detik itu juga. 


betapa bahagianya baginda saat Sayyidina Umar mengucapkan dua kalimat syahadat dihadapannya, karena ternyata Umarlah jawaban dari doa-doa Rasulullah saw. agar dua orang yang sangat kuat di antara orang arab pada saat itu memeluk Islam dan bahkan menjadi khalifah ke dua setelah Sayyidina Abu Bakar r.a.

dua orang dalam doa Rasulullah saw. itu adalah Sayyidina Umar bin Khattab dan Abu Jahal.


Kajadian di atas adalah salah satu bentuk yang sangat nyata bahwa Al-Quran tidak hanya sebagai penuntun orang Islam saja, melainkan sebagai petunjuk untuk semua makhluk Tuhannya.


Untuk mempermudah kita mempelajari Ilmu-ilmu Al-Quran, para ulama kita, baik ulama salaf ataupun ulama khalaf, telah banyak melahirkan karya seputar Ilmu-ilmu Al-Quran tersebut, di antaranya adalah: 


١. علوم القرآن الكريم لفضيلة الشيخ نورالدين عتر

٢. الإتقان في علوم القرآن للإمام جلال الدين عبد الرحمن السيوطي

٣. فنون الأفنان في عيون علوم القرآن للإمام أبي الفراج عبد الرحمن بن الجوزي

٤. المدخل إلى دراسة القرآن الكريم لفضيلة الشخ محمد محمد أبو شهبة

٥. البيان في علوم القرآن لفضيلة الشيخ عبد الوهاب غزلان

٦. مباحث في علوم القرآن لفضيلة الشيخ صبح الصالح

٧. من روائع القرآن للأستاذ الدكتور سعيد رمضان البوطي

٨. مناهل العرفان في علوم القرآن لفضيلة الشيخ العلامة محمد عبد العظيم الزرقاني.


Semoga perjuangan ulama-ulama kita tidak berhenti di tangan kita, namun akan ada tangan-tangan selanjutnya yang mampu meneruskan perjuangan mereka, bahkan mampu melahirkan karya-karya terbaiknya, dan mejaga warisan-warisan keilmuan yang lainnya juga. Semoga Allah mampukan kita, dan meridhai perjalanan kita di buminya. Amin ya rabbal Alamin.


Tulisan ini ditulis semata-mata sebagai arsip penulis yang insyaAllah akan berseri.

Kairo, 08 Agustus 2021

Follow Us @soratemplates