,
Oleh; M.
Muchtar Makin
“Dunia pasti berputar” begitulah potongan lirik dari
lagu Ariel NOAH yang menyimpan
banyak makna. Jika
dulu kita hanya seorang anak-anak.
Maka, sekarang sudah tidak lagi.
Kita sudah bisa berfikir dan berusaha sendiri. Jika kita dulu tidak mengenal
huruf dan angka,
sekarang tidak lagi.
Jika dulu kita belajar karena adanya dorongan ekster-nal baik itu dari keluarga, guru, teman,
lingkungan dsb.
Sekarang kita belajar karena adanya faktor internal yang tumbuh
dari diri kita
sendiri.
Akan tetapi, ketika dua faktor – internal dan ekster-nal –
diatas sudah tidak lagi menjadi motivasi untuk belajar. Berarti kita sudah mati di waktu masih hidup. Racun berbisa telah membunuh kita melalui spirit belajar. Tanpa belajar kita adalah mayat yang berjalan.
Sangatlah sulit
untuk membangkitkan kembali
sprit yang sudah mati. Akan tetapi, selama di dalam
diri kita masih terdapat sepotong asa, janganlah berputus asa. Karena harapan adalah sebuah mukjizat yang dapat
mewujudkan apa saja yang kita inginkan.
Coba kita perhatikan orang-orang hebat disekitar kita semisal
Quraisy Shihab, Nurcholish Majid, Harun Nasution, Yusuf Qardhawy dan para ilmuan lainnya. Mereka semua tidak dilahirkan hebat. Akan tetapi, kegigihan belajarlah
yang menjadikan merekah hebat. Sehingga mampu melahirkan inspirasi-inspirasi baru dalam dunia
pemikiran. Mustahil jika ada orang hebat tanpa melalui proses belajar.
Dulu saya sangat giat belajar kenapa sekarang rasa giat itu lenyap?
Dulu saya sangat gemar membaca kenapa sekarang saya digrogoti rasa malas? Dulu
saya
bisa menye-lesaikan
beberapa buku
di sela-sela waktu yang padat.
Kenapa sekarang saya tidak mampu
menyelesaikan satu buku pun. Padahal, waktuku sekarangalebih
luas?
Mungkin kita semua pernah mempunyai
beberapa penggalan pertanyaan di
atas. Jangan khawatir! Itu adalah hal yang biasa. Sifat manusia memang seperti itu, selalu berubah-ubah. Kita Cuma butuh sedikit resep atau tips untuk menjaga
semangat belajar kita agar tetap bugar dan fresh.
Di sini saya memiliki dua
tips jitu (in sya Allah) untuk menjaga spirit
belajar kita
agar tetap bugar dan fresh.
Pertama; dengan menciptakan lingkungan yang edukatif. Orang cerdas bukanlah orang yang dipengaruhi oleh ling-kungan, akan tetapi ia mampu mempengaruhi lingkungan dengan kata lain mampu menciptakan lingkungan.
Pertama; dengan menciptakan lingkungan yang edukatif. Orang cerdas bukanlah orang yang dipengaruhi oleh ling-kungan, akan tetapi ia mampu mempengaruhi lingkungan dengan kata lain mampu menciptakan lingkungan.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa lingkungan
memiliki peran besar dalam menentukan prestasi seorang pelajar. Lingkungan
yang baik kemungkinan besar akan melahirkan pelajar yang baik dan berprestasi. Tapi
sebaliknya, jika lingkungannya
sudah rusak dan orang yang
berada di dalamnya tidak dapat mengendalikan lingkungan tersebut otomatis ia
akan terbawa. Dari situ, lahirlah pelajar yang malas, nakal, dan berutal.
Apakah saya masih mempunyai
peluang untuk merubah
lingkungan tersebut menjadi
lebih baik? Tentu bisa! Dengan menanam kesadaran pada diri kita bahwa kesuk-sesan tidak akan
bisa dicapai kecuali dengan belajar.
Kesadaran ini yang
akan selalu mengajak kita untuk senantiasa belajar kapanpun dan dimanapun kita berada. Tidak peduli lingkungan itu baik atau buruk. Dengan
begitu titik fokus kita tidak lagi tertuju pada baik-buruknya suatu lingkungan.
Melainkan pada cara meraih kesuksesan itu.
Kita
tahu bahwa kesuksesan itu ibarat puncak yang tinggi sedangkan belajar adalah
tebing yang harus kita daki. Tidak perduli seberapa terjal dan bahaya tebing
tersebut. Karena tanpa melalui tebing terseut kita tidak akan bisa sampai pada
puncak.
Ketika kesadaran itu tertanam pada diri kita,
secara tidak langsung kita sudah mulai merubah lingkungan tersebut menjadi lebih baik. Bahkan dengan cara ini, lambat laun akan
merambat pada teman-teman kita
yang berada
di sekitar kita.
Setelah kita terbiasa belajar kita akan sadar bahwa
belajar adalah suatu kebutuhan primer. Ketika kita sadar akan pentingnya belajar
kita
tidak akan menoleh lagi
pada lingkungan.
Kedua; konsisten.
Sebetulnya, poin ini merupakan suplemen dari
poin pertama, karena sebaik apapun kita belajar, seindah apapun kita membaca, segiat apapun kita belajar
apabila tidak dilakukan secara
konsisten, hasilnya tidak akan maksimal. Oleh karena itu, agama kita mengajarkan untuk selalu konsisten
dalam melakukan
sesuatu.
Karena, Pekerjaan yang konsisten meskipun sedikit jauh
lebih baik
dari pada pekerjaan
yang banyak namun tidak konsisten.
Dengan kesadaran akan pentingnya belajar dan melakukannya
secara konsistern kita tidak akan lagi dikuasai dan diperbudak oleh
lingkungan.
Akan tetapi, kitalah yang akan menguasai dan memperbudak lingkungan.
Enak,
kan? He he he!
In sya Allah! Dengan dua tips di atas semangat belajar
kita akan tetap bugar dan fresh. Selamat mencoba!
Yang terahir, ingat kata saya tadi di atas!
“Orang
cerdas bukanlah orang yang dikuasai oleh lingkungan, akan tetapi, dialah yang mampu
menguasai lingkungan, seburuk apapun itu”.
Nothing Impossible! Semoga bermanfaat.