November 07, 2016

,



Waktu masih kecil dulu, guruku pernah memberi nasehat yang sampai sekarang masih aku ingat dan akan selalu diingat. karna nasehat ini ternyata mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan seseorang di masa depannya. Beliau berkata dengan bahasa maduranya yang penuh dengan wibawa, “tadek tabu’en bettes bedeh e adek”.

Waktu itu aku belum paham apa maksud dari nasehat guruku itu. Lalu kemudian rasa ketidak pahamanku terjawab ketika beliau menjelaskan apa maksud dari perkataan itu. Kata beliau “Jadi yang namanya menyesal itu, terjadinya dikemudian hari. Nanti ketika kamu sudah berumur , kamu akan tahu bagaimana rasanya menyesal. Jadi mulai sekarang mumpung kamu masih kecil, rajin-rajinlah belajar supaya ketika tua nanti tidak menyesal”.


Memang terdengar biasa pada saat itu, karna aku sendiri pada waktu itu belum tahu bagaimana rasanya menyesal. Waktu itu aku hanya menjawab dengan kata ”enggi”, tanpa memahami betul apa yang sedang beliau nasehatkan kepadaku. Barulah kini setelah aku beranjak dewasa, aku mulai mengerti betapa pentingnya ‘kalam hikmah’ yang disampaikan guruku itu. Ya kini aku merasakan itu. Bahwa memang sebaiknya ‘seseorang itu memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok’. Senada dengan apa yang difirmankan Allah Swt. dalam surah Al-Hasyr ayat 18. Ini hanya sebagian contoh kecil saja dari pelajaran hidup yang penulis alami. semoga tulisan yang singkat ini bisa menjadi ibrah bagi orang-orang yang  berfikir.

Oleh ;
Kholilurrahman Zubaidi

November 04, 2016

,


Agama Islam yang merupakan rahmatan lil alamin kenapa harus menegakkan hukum jihad? Bahkan lebih dari itu justru dalam Islam ada hukum potong tangan, qishosh dll. Lantas apakah hal itu bertentangan dengan prinsip rahmatan lil alamin?.

Merupakan dilema besar jika kita tidak bisa memposisikan kapan Islam mencintai kedamaian dan kapan harus jihad, sebab masing-masing ada tempat dan aturan mainnya. Kita lihat saja faktanya, di saat ada sekelompok muslim minoritas bisa dipastikan – meski tidak semuanya –  akan dianiaya bahkan diusir. Sebaliknya jika mereka mayoritas dan ingin menjalankan kewajiban mereka seperti menutup tempat prostitusi dengan alasan nahi mungkar maka pihak luar  – bahkan kadang dari muslim sendiri – berkoar “Islam cinta damai”.

Disinilah pentingnya kita untuk mengetahui kapan Islam harus toleransi dengan umat agama lain, dan kapan berjihad. Jihad sendiri itu pun banyak maknanya bukan hanya sekedar mengangkat senjata. Jika kita menelaah kembali kisah teladan Nabi Muhammad Saw. dalam seluruh aspeknya maka akan jelas bahwa dialah suri tauladan yang baik. Bagaimana tidak? Dalam peperangan saja beliau berpesan kepada para sahabat untuk tidak memerangi orang-orang yang tidak ikut berperang, tidak boleh mengganggu orang yang sedang berada dalam tempat ibadah, tidak boleh membunuh anak-anak, wanita dan orang tua, dan juga tidak boleh memotong pohon atau merobohkan bangunan.

Akan tetapi disisi lain beliau sangat tegas dalam menegakkan hukum-hukum Islam, seperti halnya perkataan beliau “Demi Allah! Kalau Fatimah putri Muhammad mencuri akan saya potong tangannya” ketika ada seorang shahabat tidak akan memotong tangan seorang pencuri karena anak seorang pemuka. Begitu juga di saat terjadi penaklukan kota Mekah di mana beliau mengampuni semua orang yang pernah mendholimi bahkan memeranginya, akan tetapi beliau menghalalkan darah beberapa orang karena sangat memushi Islam.

Selain itu kita harus mengetahui tujuan dan esensi dari jihad itu sendiri dengan makna yang sangat luas. Sehingga kita tidak beranggapan bahwa jihad hanyalah dengan senjata. Sebab boleh jadi – dan memang fakta – pada zaman dulu untuk mempertahan agama itu harus melalui peperangan. Sedangkan, pada masa kini bisa ditempuh dengan cara lain. Tidak heran kita sering mendengan kata jihad konstitusi.


Oleh sebab itu, menurut hemat penulis, bahwa sangantlah penting untuk menjalankan toleransi Islam dan jihad secara bersamaan dan dengan cara yang benar. Sebab kalau kita hanya terfokus pada jihad maka bukan hal mustahil akan melahirkan Islam radikal. Sebaliknya kalau hanya menjalankan toleransi dan perdamaian maka tunggulah saatnya umat Islam akan diinjak-injak. Wallahu A’lam.

Oleh : Achmad Gazali

November 02, 2016

,

Untuk yang sedang dilanda cobaan atau musibah, bersyukurlah! Karena Anda tidak sendirian, di balik itu ada orang-orang  yang juga sedang dilanda cobaan/musibah seperti Anda. Apakah Anda kira cobaan yang sedang Anda hadapi sangat berat? Padahal bagi mereka cobaan yang sedang Anda hadapi sangatlah kecil dan tidak berarti.
Penarkah Anda membayangkan  cobaan yang menimpa Nabi Ayyub? Beliau kehilangan  seluruh harta, keluarga, dan anak-anaknya ditambah lagi penyakit yang beliau derita. Begitu juga Sumayyah (Ibu Ammar bin Yasir) yang ditusuk kemaluannya sampai tembus ke punggungnya oleh Abu Jahal, kesabaran Mush’ab bin Umair yang rela meninggalkan popularitas, kekayaan dan keluarganya demi bersama Rasulullah. Sehingga dia harus hidup miskin, bahkan ketika wafat dia tidak memiliki apa-apa yang bisa digunakan untuk kain kafannya kecuali sehelai selimut yang tidak sampai menutupi kakinya.
Abu Qilabah yg diuji dengan tanpa kedua tangan dan kedua kaki, sedangkan beliau dalam keadaan buta. Dalam kondisi seperti itu dia harus kehilangan anak semata wayangnya karena diterkam serigala. Dan banyak lagi orang-orang terdahulu yang telah mengalami ujian dan cobaan jauh lebih berat dari sekedar apa yang kita alami.
Dimanakah Anda dibandingkan mereka? Allah Swt. Berfirman:
(أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ)
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al- Ankabut: 2).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya sabar itu terdapat pada hentakan pertama.’ (HR. Bukhari Muslim).

Khabbab Ibnu al-Arad radhiallahu ‘anhu berkata:
شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَهْوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِى ظِلِّ الْكَعْبَةِ ، قُلْنَا لَهُ أَلاَ تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلاَ تَدْعُو اللَّهَ لَنَا قَالَ « كَانَ الرَّجُلُ فِيمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِى الأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهِ ، فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ ، فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَتَيْنِ ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ ، مَا دُونَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ أَوْ عَصَبٍ ، وَمَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ ، وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ هَذَا الأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ ، لاَ يَخَافُ إِلاَّ اللَّهَ أَوِ الذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ ، وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ
“Kami mengadu kepada Rasulullah Saw. ketika beliau berada di bawah naungan Ka’bah dan berbaring berbantalkan selimut. Kami bertanya kepada beliau “Wahai rasulullah! Tidakkah engkau meminta pertolongan bagi kami dan berdo’a kepada-Nya untuk membantu kami?” Nabi pun menjawab, “Dahulu seorang pria dari umat sebelum kalian telah dipaksa untuk melepas keimanannya dengan badannya dikubur dalam sebuah galian yang diperuntukkan baginya. Kemudian sebilah gergaji diletakkan di atas kepalanya dan dirinya pun dibelah dua dengan gergaji tersebut. Meskipun demikian, hal itu tidak membuatnya berpaling dari agamanya. Demikian pula terdapat seorang yang tubuhnya disisir dengan sisir besi sehingga nampaklah tulang dan urat tubuhnya. Meskipun demikian, hal itu tidak membuatnya berpaling dari agamanya. Demi Allah! Dia akan menyempurnakan agama ini sehingga seorang pengendara yang berangkat dari Shan’a menuju Hadramaut tidak lagi takut kecuali kepada Allah atau dia hanya khawatir terhadap serigala yang akan menerkam kambing gembalaannya. (Kemenangan itu pasti akan datang), namun kalian terlalu tergesa-gesa.”[HR. Bukhari: 3416]

Terakhir, tetaplah bersyukur! Seberat apapun ujian yang menimpa kita. Karaena, dengan bersyukur hidup akan lebih berarti.

By; Shofiyullah Annady

November 01, 2016

,


Oleh; Real Jack

Membaca merupakan lahkah besar untuk menjauhkan masyarakat dari kebisuan dan diam tanpa kata dalam ketidak berdayaan. Hilangnya aktifitas membaca akan mmbunuh kekreatifan masyarakat. Mereka akan terombang-ambing oleh kebodohan sehingga untuk membentuk jati dirinya saja mereka tidak mampu.

Dengan memposisikan membaca sebagai rutinitas, pengetahuan akan selalu bertambah, inovasi-inovasi baru, ide-ide kreatif akan terus bermunjulan dan yang terpenting mampu menganalisa sesuatu dengan baik dan tajam sehinga bisa membedakan mana yg baik, buruk, benar dan salah untuk kemaslahatan bersama.

Untuk masalah pentingnya membaca, saya pikir tidak usah saya paparkan lebih luas dan panjang, agar ogar-orang tidak merasa muak mendengarnya. Dua alinea di atas saya tulis hanya sebagai basa-basi saja.

Saya kagum kepada istri Husni Mubarak mantan Presiden Mesir dengan inisiatifnya yang  cemerlang, ia mendirikan percetakan buku yang diperuntukan rakyat Mesir dengan tujuan untuk menanamkan kegiatan membaca, mengasah kemampuan berpikir, menyadarkan rakyat Mesir akan pentingnya sebuah pengetahuan dalam membangun sebuah peradaban bangsa,  menyebarkan jiwa-jiwa toleransi. Sehingga mereka  tidak mudah melempar saudara sebangsannya dengan perkataan kotor yang timbul dari mulut busuk yang tak berpendidikan.

Percetakan buku yang diberi nama Usrah itu telah membangun puluhan toko buku sebagai distributor yg menyebar hingga ke seper empat negara Mesir dengan harga yang sangat murah. Sudah lebih dari dua dekade Percetakan Usrah tidak henti-hentinya terus mencetak jutaan buku dalam berbagai fan, baik buku klasik ataupun kontemporer yang meliputi sastra, pemikiran, budanya, seni, agama dsb. Pecetakan yang didirikan oleh Susan Fuzi ini juga mencetak buku terjemahan dari berbagai negara. Sehingga orang-orang Mesir juga bisa menghirup sesak dan segarnya udara di luar negaranya.

Itu sedikit rasa kagum saya untuk Mesir dalam upaya menanamkan aktivitas membaca dan menambah pengetahuan dalam berbagai aspek sebagai pondasi dasar dan langkah awal dalam membangun peradaban bangsanya dengan menyediakan buku-buku murah.

Sebagai orang Indonesia saya juga menyimpan rasa kagum pada negriku, jauh dari rasa kagum saya pada Mesir. Rasa kagum yang selama ini selalu membuatku terperangah heran adalah daya saing bisnis orang Indonesia yang tiap tahun terus meningkat. Hingga untuk mencerdaskan dan meningkatkan pengetahuan bangsa saja harus debeli dengan harga yang sangat mahal padahal pengetahuan adalah langkah awal untuk memajukan suatu bangsa.

Saya masih ingat, sekitar tahun 2009 lalu tentang program buku murah dari Mendiknas untuk para pelajar demi melancarkan program wajib belajar 9 tahun. Tapi sayang kebijakan itu menuai banyak kritikan dari banyak penerbit karena dinilai diskriminatif. Hingga saat ini perogram buku murah itu tidak pernah terlaksana. Sebagai gantinya pemerintah memberi sebuah solusi untuk mempermudah pelajar yaitu dengan menggunakan BSE (Buku Sekolah Elektronik).

Itu baru untuk para pelajar SD-SMA, saya tidak dapat membayangkan keritikan dari penerbit independen kalau pemerintah medirikan percetakan buku untuk seluruh rakyak Indonesia seperti yang dilakukan oleh suzi Fauzan.

Saya tidak bisa memastikan apakah kritikan itu benar-benar datang dari penerbit atau hanya alasan dari pemerintah. Tapi yang jelas mereka sama-sama menjebloskan rakyak Indonesia ke dalam jeruji krisis pengetahuan dengan membatasi dan mempersempit ladang pengetahuannya.




Oktober 01, 2016

,

Oleh; Ach. Ghazali Muhammad

يريد المرء أن يؤتى مناه # ويأبى الله إلا ما أرادا
يقول المرء فائدتي ومالي # وتقوى الله أعظم ما استفادا
“Setiap orang menginginkan impiannya tercapai. Tapi, Allah yang akan menentukan semuanya. Ia berkata, “Bila keinginanku tercapai ia akan berguna dan menjadi bekalku”. Sedangkan hal yang sangat bergunan baginya hanyalah taqwa kepada Allah.

Tidak semua yang kita inginkan akan tercapai, karena dunia bukanlah tempat pesanan. Kita hanya bisa berusaha untuk menggapainya. Namun, semua akan berakhir di tangan Tuhan. Satu di antara beberapa hal yang harus kita ketahui, bahwa suatu impian yang tidak tercapai bukanlah akhir dari segalanya dan dibalik semua itu pasti ada hikmanhya.

Dalam Agama Islam kita sudah diperintah untuk selalu berprasangka baik kepada siapapun termasuk kepada takdir Tuhan yang kita rasakan. Sebagaimana dalam Hadist Qudsi, Tuhan mengatakan bahwa Dia tergantung prasangka hambaNya.

Namun, yang perlu diberi garis bawah dan harus kita akui bahwa Allah tidak akan berbuat zalim kepada siapapun dan apa yang dia berikan kepada kita itulah yang terbaik buat kita meskipun secara kasat mata sangat tidak diinginkan. Sebab, apa yang kita anggap tidak baik justru kadang menjadi yang terbalik bagi kita.

Alkisah, pernah ada seseorang terdampar dari kapal lautnya dan sampai di tepi sebuah pulau. Cuaca ditempat itu sangat dingin dan dia tidak mempunyai bekal apapun. Yang ada hanyalah kayu bakar yang dia gunakan untuk menyalakan api guna menahan rasa dingin. Suatu hari saat dia menyalakan api dia tertidur dan semua kayu bakar yang ada hangus terbakar. Ketika terbangun dia sangat menyesali keterlelapannya dan berpikir apa yang akan menjadi penahan dingin pada hari-hari berikutnya? Namun, tidak lama dari itu ada kapal yang berlabuh ke pulau tersebut dan mempersilhkannya untuk ikut bersama mereka. Dia sangat heran dan bertanya kepada para awak kapal “Dari mana kalian tau bahwa disini ada orang?” Mereka menjawab “Dari asap yang engkau kirimkan”.

Dari cerita singkat diatas bisa kita ambil ibroh bahwa apa yang sudah kita rencanakan dan tidak sesuai dengan harapan belum tentu akan berdampak negatif. Jusrtu sebaliknya, kadang hal itulah yang akan membawa kemaslahatan bagi kita. Karena rencana Allah selalu berakhir indah.

Sejenak kita lihat dan telaah kembali firman Allah dalam surah al-Baqarah: 216
كتب عليكم القتال وهو كره لكم، وعسى أن تكرهوا شيئا وهو خير لكم، وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم، والله يعلم وأنتم لا تعلمون (البقرة:216)
“Dawajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S al-Baqarah:216).

Diantara hikmah diturunkannya ayat diatas yaitu agar orang Islam terbiasa menerima Hukum Syar’ie meskipun di dalamnya terdapat kesulitan. Dan juga hikmah dari suatu taklif itu berdasarkan mashlahah dan mafsadahnya bukan dengan disukai atau tidak. Sebab sesuatu yang tidak disenangi kadang menyimpan kebaikan sedangkan dalam hal yang kita inginkan kadang mengakibatkan kehancuran dan semua itu tergantung tujuan akhirnya.

Tidak tercapainya suatu keinginan adalah suatu proses dan sunnatullah di dunia ini. Sehingga, tidak heran kita sering mendengar perkataan, “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda”. Namun, bukan berarti kita selalu menunggu bola dan berpangku tangan untuk mencapainya. Sebab, yang namanya proses pastilah membutuhkan pengorbanan. Hidup adalah perjuangan dan perjuangan membutuhkan pengorabanan. Tidak mau berkorban? Ya, jangan hidup! Hehehe....

Jika kita melihat kembali sejarah orang-orang hebat pastilah melalui proses yang sangat rumit. Nabi Yusuf menjadi perdana menteri setelah sekian lama harus mendekam di penjara, disamping harus berpisah dengan ayahanda tercintanya. Thomas berhasil menemukan lampu setelah seribu kali melakukan percobaan. Ya, begitulah! Semuanya membutuhkan proses. (Para pemuda-pemudi sekarang mungkin hanya berpikir saya dan kamu akan menjadi kita setelah melalui proses rumit juga hehehe....)

Diantara faktor yang sangat urgent dalam tercapainya cita-cita adalah keinginan yang kuat dan management yang baik. Jika kita hanya memiliki keinginan tanpa mengatur dengan baik atau hanya berencana, tapi tidak pernah dilakukan. Maka, kemungkinan besar hasilnya nihil. Jadi keduanya harus bersamaan.
حسن الإرادة لابد أن يقترن مع حسن الإدارة
“Keinginan yang kuat harus bersamaan dengan management yang baik”

Kesimpulan yang bisa kita ambil dari uraian singkat di atas yaitu apabila impian kita belum tecapai tidak harus kecil hati dan apabila sudah tercapai tidak boleh jemawa. Terakhir kita simak perkataan seorang penyair:
ما كل ما يتمنى المرء يدركه # تجري الرياح بما لاتشتهي السفن
“Tidaklah semua yang diinginkan seseorang akan tercapai, anginpun kadang bertiup bukan sekehendak kapal”.

Tuhan tidak akan memberikan apa yang kamu inginkan, melainkan apa yang kau butuhkan Dia akan penuhi.
Dan apa yang baik menurutmu belum tentu baik di sisiNya.



In sya allah…..

Follow Us @soratemplates