November 04, 2016

Islam Damai Vs Jihad



Agama Islam yang merupakan rahmatan lil alamin kenapa harus menegakkan hukum jihad? Bahkan lebih dari itu justru dalam Islam ada hukum potong tangan, qishosh dll. Lantas apakah hal itu bertentangan dengan prinsip rahmatan lil alamin?.

Merupakan dilema besar jika kita tidak bisa memposisikan kapan Islam mencintai kedamaian dan kapan harus jihad, sebab masing-masing ada tempat dan aturan mainnya. Kita lihat saja faktanya, di saat ada sekelompok muslim minoritas bisa dipastikan – meski tidak semuanya –  akan dianiaya bahkan diusir. Sebaliknya jika mereka mayoritas dan ingin menjalankan kewajiban mereka seperti menutup tempat prostitusi dengan alasan nahi mungkar maka pihak luar  – bahkan kadang dari muslim sendiri – berkoar “Islam cinta damai”.

Disinilah pentingnya kita untuk mengetahui kapan Islam harus toleransi dengan umat agama lain, dan kapan berjihad. Jihad sendiri itu pun banyak maknanya bukan hanya sekedar mengangkat senjata. Jika kita menelaah kembali kisah teladan Nabi Muhammad Saw. dalam seluruh aspeknya maka akan jelas bahwa dialah suri tauladan yang baik. Bagaimana tidak? Dalam peperangan saja beliau berpesan kepada para sahabat untuk tidak memerangi orang-orang yang tidak ikut berperang, tidak boleh mengganggu orang yang sedang berada dalam tempat ibadah, tidak boleh membunuh anak-anak, wanita dan orang tua, dan juga tidak boleh memotong pohon atau merobohkan bangunan.

Akan tetapi disisi lain beliau sangat tegas dalam menegakkan hukum-hukum Islam, seperti halnya perkataan beliau “Demi Allah! Kalau Fatimah putri Muhammad mencuri akan saya potong tangannya” ketika ada seorang shahabat tidak akan memotong tangan seorang pencuri karena anak seorang pemuka. Begitu juga di saat terjadi penaklukan kota Mekah di mana beliau mengampuni semua orang yang pernah mendholimi bahkan memeranginya, akan tetapi beliau menghalalkan darah beberapa orang karena sangat memushi Islam.

Selain itu kita harus mengetahui tujuan dan esensi dari jihad itu sendiri dengan makna yang sangat luas. Sehingga kita tidak beranggapan bahwa jihad hanyalah dengan senjata. Sebab boleh jadi – dan memang fakta – pada zaman dulu untuk mempertahan agama itu harus melalui peperangan. Sedangkan, pada masa kini bisa ditempuh dengan cara lain. Tidak heran kita sering mendengan kata jihad konstitusi.


Oleh sebab itu, menurut hemat penulis, bahwa sangantlah penting untuk menjalankan toleransi Islam dan jihad secara bersamaan dan dengan cara yang benar. Sebab kalau kita hanya terfokus pada jihad maka bukan hal mustahil akan melahirkan Islam radikal. Sebaliknya kalau hanya menjalankan toleransi dan perdamaian maka tunggulah saatnya umat Islam akan diinjak-injak. Wallahu A’lam.

Oleh : Achmad Gazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates