,
Sesungguhnya kekayaan itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu
kekayaan material dan kekayaan hati. Kekayaan material, suatu perkara yang amat
diimpikan oleh kebanyakan manusia. Bahkan, amat jarang sekali kita temui manusia yang tidak menginginkan
kekayaan, kerana hampir semua manusia itu menginginkan kekayaan.
Kekayaan hati, adalah tenangnya
hati dengan terhiasnya oleh sifat-sifat
terpuji dan budi pekerti yang baik. Contohnya: sifat ikhlas, sabar, syukur,
tawakal, dan masih banyak lagi yang disebutkan di dalam kitab kitab akhlak.
Kebanyakan manusia yang
dilapangkan hartanya tidak puas dengan harta yang telah dimilikinya, sehingga
selalu berusaha untuk menambah hartanya dan bahkan tidak peduli dari mana ia mendapatkannya.
Padahal, kekayaan sebenarnya adalah kekayaan jiwa, yaitu orang yang merasa
cukup terhadap apa yang telah diberikan kepadanya, ridho, dan tidak tamak dalam
mencari harta. Maka ia adalah orang kaya yang sebenarnya.
Dari Abu Hurairah Nabi bersabda:
ليس
الغنى عن كثرة العرض, ولكن الغنى غنى النفس
Artinya; Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan
dunia. Namun kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.
Inilah nasehat dari suri tauladan
kita yang sungguh sangat berharga. Dari sini seorang insan bisa merenungkan
bahwa banyaknya harta dan kemewahan dunia bukanlah jalan untuk meraih kebahagiaan
sebenarnya, sebagaimana orang yang kaya selalu merasa kurang puas. Seandainya ia
diberi selembah gunung berupa emas, ia pun masih mencari lembah yang
kedua, ketiga dan seterusnya. Orang seperti inilah yang seakan-akan begitu
fakir karena usaha kerasnya untuk terus menerus memuaskan dirinya dengan harta.
Oleh karena itu, kekayaan yg sebenarnya adalah hati yang selalu merasa puas dan
cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Kondisi seperti inilah
yang di sebut kaya sesungguhnya.
Oleh: Salah satu anggota FOSIKBA