Maret 16, 2018

,



Sesungguhnya kekayaan itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu kekayaan material dan kekayaan hati. Kekayaan material, suatu perkara yang amat diimpikan oleh kebanyakan manusia. Bahkan, amat jarang sekali  kita temui manusia yang tidak menginginkan kekayaan, kerana hampir semua manusia itu menginginkan kekayaan.

Kekayaan hati, adalah tenangnya hati dengan terhiasnya  oleh sifat-sifat terpuji dan budi pekerti yang baik. Contohnya: sifat ikhlas, sabar, syukur, tawakal, dan masih banyak lagi yang disebutkan di dalam kitab kitab akhlak.

Kebanyakan manusia yang dilapangkan hartanya tidak puas dengan harta yang telah dimilikinya, sehingga selalu berusaha untuk menambah hartanya dan bahkan tidak peduli dari mana ia mendapatkannya. Padahal, kekayaan sebenarnya adalah kekayaan jiwa, yaitu orang yang merasa cukup terhadap apa yang telah diberikan kepadanya, ridho, dan tidak tamak dalam mencari harta. Maka ia adalah orang kaya yang sebenarnya.

Dari Abu Hurairah Nabi bersabda:

ليس الغنى عن كثرة العرض, ولكن الغنى غنى النفس
Artinya; Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya adalah hati yang selalu merasa cukup.

Inilah nasehat dari suri tauladan kita yang sungguh sangat berharga. Dari sini seorang insan bisa merenungkan bahwa banyaknya harta dan kemewahan dunia bukanlah jalan untuk meraih kebahagiaan sebenarnya, sebagaimana orang yang kaya selalu merasa kurang puas. Seandainya ia diberi selembah gunung berupa emas, ia pun masih  mencari lembah yang kedua, ketiga dan seterusnya. Orang seperti inilah yang seakan-akan begitu fakir karena usaha kerasnya untuk terus menerus memuaskan dirinya dengan harta. Oleh karena itu, kekayaan yg sebenarnya adalah hati yang selalu merasa puas dan cukup dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Kondisi seperti inilah yang di sebut kaya sesungguhnya.

والله أعلم بالصواب


Oleh: Salah satu anggota FOSIKBA

Maret 14, 2018

,














            Satu kata sederhana yang sangat mudah diucapkan tapi sangat sedikit yang melakukan., yaitu DIAM. Hanya kata ‘diam’, yang lalu disandingkan dengan kata ‘emas’. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa emas adalah sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Lantas, mengapa kata ‘diam’ dapat disandingkan dengan kata‘emas’ yang amat berharga itu, artinya, di dalam diam ini terdapat sesuatu yang sangat berharga, setara dengan emas. Bahkan dikatakan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. pada kitab Arbain An Nawawi  yaitu :
من حسن إسلام المرء تركه ما لايعنيه
“Salah satu ciri sempurnanya agama seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang sia-sia bagi dirinya”.

Lalu yang dimaksud ‘sesuatu yang sia-sia’ disini apa? Dijelaskan dalam hadits lain  yang diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam kitabnya (As-Shahih)
من عد كلامه من عمله قلّ كلامه إلا فيما يعنيه
 “Barangsiapa yang mengatur perkataan dalam perbuatannya, maka tidak akan berkata kecuali sesuatu yang bermakna”

Maka, yang dimaksud dengan ‘sesuatu yang sia-sia’ adalah perkataan, yaitu perkataan yang mengandung unsur gurau, main-main, tidak serius, dan tidak bermakna. Karena hal tersebut hanya akan menghabiskan waktu tanpa faedah sebagaimana mestinya. Dikatakan juga oleh Imam Syafi’i dalam kitab Nuzhah Al-Majaalis

ثلاثة تزيد في العقل : مجالسة العلماء ومجالسة الصالحين وترك الكلام فيما لايعنيه
Artinya : “Tiga hal yang dapat menambah kecerdasan akal, duduk bersama ulama’, duduk bersama orang sholih, meninggalkan perkataan yang sia-sia”.

Tiga dalil diatas menjelaskan bahwa diam itu sangatlah penting, dan amat sangat dianjurkan, bahkan menjadi salah satu sebab bertambahnya kecerdasan seperti yang telah diriwayatkan oleh Imam Syafi’i, dan sebaliknya, banyak bicara akan menjuru pada kebodohan akal. Dari sinilah muncul kata mutiara Diam Itu Emas. Diam atau sedikit bicara dapat menghasilkan keheningan yang bermanfaat bagi otak dan tubuh manusia

Berikut manfaat keheningan yang dikutip dari situs terkemuka, Brightside :
1. Keheningan meningkatkan regenerasi sel otak
            Sebuah penelitian untuk mengetahui pengaruh bunyi telah dilakukan pada seekor tikus pada tahun 2013. Tikus yang diberikan waktu tenang tanpa bunyi apapun selama 2 jam per hari memiliki sel-sel baru pada hippocampus atau area di otak yang bertanggung jawab akan kemampuan belajar, ingatan, dan emosi.

            2. Keheningan membuat manusia lebih kreatif
            Saat manusia beristirahat, otak tetap bekerja dan memproses segala informasi yang telah diterima di hari tersebut. Saat proses ini berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan bunyi atau yang lain, otak mengintegrasi emosi dan ingatan yang meningkatkan imajinasi dan perkembangan otak.

            3. Keheningan membantu mengurasi stress
            Telah terbukti, bahwa kebisingan membuat otak menjadi stress, disaat rumah kita ramai denga sanak keluaraga dan anak-anak, maka disaat itulah kita merasa kurang tenang, dan ketika mereka pergi semuanya dan hanya tinggal keheningan, maka seakan-akan bahwa sebuah ikatan telah terlepas dari pengikatnya. Para peneliti juga menemukan bahwa menghabiskan waktu 2 menit tanpa bunyi apapun lebih baik daripada mendengarkan musik santai.

            4. Keheningan mengisi sumber daya mental manusia
            Para peneliti juga juga menemukan bahwa anak-anak yang tinggal didekat jalan raya besar yang ribut, memiliki nilai lebih rendah dalam bidang membaca dan bahasa, daripada anak yang tinggal di daerah yang sepi. Karena kebisingan mengurangi konsentrasi belajar mereka, dan sebaliknya, ketenangan bisa meningkatkan konsentrasi belajar mereka.

Dari beberapa pernyataan diatas bisa diambil sebuah afirmasi baru bahwa diam yang dimaksud adalah diam pada waktunya, atau ketika tidak ada sesuatu yang perlu dibicarakan. Karena diam disegala keadaan menunjukkan kekosongan pikiran, sehingga tidak ada yang bisa diungkapkan kepada orang lain.

            Dalam sebuah pepatah disebutkan "mulutmu harimaumu”, barangsiapa yang tidak bisa mengendalikan harimaunya, maka ia sendiri yang akan terterkam. Artinya, sebuah omongan yang dikeluarkan tanpa berfikir terlebih dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari bencana lisan, yang akan menjerumuskan kita dalam keterpurukan. Dan semoga apa yang tertulis ini dapat menjadi pengingat dan bermanfaat dalam kehidupan sosial. Aamiin.
الصمت حكمة و قليل فاعله

Oleh: Abdul Malik

Maret 13, 2018

,






















بسم الله الرحمن الراحيم

(Sikap Pelajar pada The family MCA dan Produsen Hoax)

                Indonesia sebagai negara terbesar umat muslim diseluruh dunia tidak sepenuhnya menjadi instrumen rujukan negara lain dalam mengaplikasikan ajaran islam yang rahmatan lil alamin, polemik harian yang ter-expose melului berbagai media merupakan implementasi kejujuran tidak stabilnya komonikasi hubungan dari aneka lapisan, pada sektor sturuktur kepemerintahan gesekan perpecahan menjadi komsumsi publik, sama-sama mengatasnamakan rakyat, tapi lantang mendiskreditkan pihak lawan yang tidak sejalan dengan target tujuan masing-masing, pihak oposisi pemerintah dan yang pro pemerintah saling membangun opini (political hoax)sistematis yang matang strategi untuk meningkatkan presentase elektabilitas tokoh idolanya, debat terbuka antara tokoh politik dan intelek berhasil membuka pintu kebencian rakyat sehingga hate-speech (ujaran kebencian), hujat-menghujat bahkan malayangkan hoax sekalipun menjadi rutinitas harian yang dilempar sana sini sebagai bentuk pembunuhan krakter pada tokoh yang tidak disukai.

Tentu pihak yang mentransfer informasi hoax ke-lapisan masyarakat akan mengakibatkan dampak buruk kehidupan sosial terutama pada masyarakat awam yang tidak mempunyai benteng menepis  masalah yang sangat krusial ini, apalagi rendahnya literasi yang dimiliki oleh masyarakat sangat mudah sekali menancapkan titik hitam kejahatan ke dalam hati mereka, dan bahkan mereka tidak sekedar menancapkan informasi hoax dan hate-speech ke hatinya saja, melainkan terus berupaya mengeksekusi dan melestarikan pada kehidupan nyata, bisa jadi eksekusi tersebut tidak cuma cacian berlebihan belaka tapi malah menggunakan tindak kriminal pembunuhan atau penganiayaan.

Hoax itu dosa besar!

Pada tanggal 16 januari 2018 Tim Cyber bareskrim polri menangkap 14 produsen hoax, enam dilakukan penahanan dan delapan lainnya dalam proses penegakan hukum, motif penangkapan tersebut karena menyebarkan hoax penganiyaan ulama dan isu kebangkitan PKI, brigadi jendral kepolisian menyampaikan bahwa penangkapan tersebut tidak melihat pada identitas sosial seseorang, tapi murni kejahatan penyesatan opini yang seolah-olah betul adanya, ada sekitar 45 kapitalisasi berita yang cukup masif tentang penganiyaan ulama’ padahal fakta kebenarannya cuma tiga, bahkan sebab viralnya isu penganiyaan ulama di udara (medsos), menyebabkan masyarakat di Banten melakukan penganiyaan dan pemukulan terhadap orang gila (lanjut perwakilan pihak kepolisian menuturkan di acara IlC TV One).

Tragedi masal penganiayaan terhadap orang gila di Banten (karena di anggap pura-pura gila oleh masyarakat), adalah salah satu dampak biadabnya informasi hoax. Orang gila yang dalam statusnya tidak dibebankan hukum syariat oleh dzat yang maha pengasih, tapi malah diberi hukuman penganiyaan masal oleh masyarakat, yang mestinya harus dijaga dan diayomi tapi dia malah menjadi target buruan introgasi, terus siapakah diantara kita yang gila sebenarnya? Memang betul orang gila itu banyak macamnya!. Maka sangat benar sekali ketika Mantan rektor Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Komaruddin Hidayat mengatakan, “momok dari penyebaran berita bohong atau hoax tak ubahnya seperti peradaran narkotika dan pornografi, bila dibiarkan bisa membahayakan dan merugikan masyarakat.” Beliau juga menuturkan, “Hoax itu pembunuhan krakter, yang berbeda dangan kritik. Kalau kritik silahkan, tapi kalau hoax saya anti, karena merupakan manipulasi, kecurangan, yang dapat menjatuhkan orang lain.”[1]Dengan ini teranglah efek berita hoax yang diviralkan di media sosial berdampak konflik komunal, kesenjangan sosial, pembunuhan krakter, persekusi masal, bahkan bisa jadi nanti sampai pada titik tindakan kriminal yang berujung pada kematian.

Produsen hoax bisa diinterpretasikan sebagai pembohong, pemfitnah, pengadu domba, munafik, sumber kerusuhan. Dikategorikan sebagai pembohong karena jelas dia membuat berita yang tidak benar, dikatakan pemfitnah karena menjastis orang lain dengan sesuatu yang tidak baik sehingga timbullah kegaduhan, dikatakan sumber kerusuhan karena tidak mungkin api menyala tanpa ada sebab, dan dikatakan munafik karena dia tau tentang kebenaran fakta tapi dia membangun opini yang tidak sesuai fakta, seperti halnya orang yahudi dan nasrani yang dinobatkan munafik karena menjahui fakta yang diketuhui, dengan membuat kebohongan fakta baru. Dengan hal ini, sifat jelek yang melekat pada produsen hoax adalah dosa besar yang masuk pada katagori dosa hakkul adami, dimana Allah tidak akan memaafkan kecuali orang yang terskiti memaafkan. Apalagi produsen hoax tersebut mencatut nama muslim untuk menyebarkan informasi abal-abal seperti The Family Muslim Cyber Armi.

Adapun solusi agar kita terhindar dari informasi abal-abal atau hoax:

Pertama, klarifikasi (tabayun) sebagimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا.......

Kedua, matangkan kemampuan intlektual, karena semakin rendah literasi masyarakat, maka semakin mudah menerima hoax.

Ketiga, jangan jadi manusia “kagetan”, tetap bersikap dewasa dan tenang dalam menghadapi segala hal.

Dan tentunya yang terakhir tetap untuk semakin menambah rasa takut pada Allah. Insyaallah tidak akan terpengaruh pada berita hoax. Semoga kita semua dijauhkan dari penyebar dan penerima hoax, atau ujaran kebencian. Amin. 

Oleh : Abdul Adzim HS



[1]Di ambil dari CNN Indonesia

Maret 12, 2018

,


















Kita, terutama perempuan yang baru hijrah mudah baperan pada status dan postingan seseorang, terutama apabila di akun facebooknya bertuliskan "Kuliah di Universitas Al-Azhar". Maklum, setiap perempuan ingin bermakmum pada imam yang bisa mengajaknya ke surga. Mereka melihat bahwa setiap pemuda yang kuliah di Universitas terkemuka seperti Al-Azhar adalah pemuda yang berkualitas, apalagi baru-baru ini alumninya sudah mengepakkan sayapnya diberbagai sektor yang ada di Indonesia. Ada yang menjadi Pendakwah, Gubernur, Pakar tafsir, budayawan dll. Artinya, mahasiswa lulusan Timur Tengah menjadi primadona bukan sesuatu yang asing lagi. Sehingga, kalau para akhwat menyerbu akun mahasiswa Timur Tengah, itu bukan tidak ada maunya. Ada udang dibalik batu. Apakah ini salah?

Tentu tidak !! Niat mereka baik, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, mereka hanya ingin berteman dengan orang-orang yang diyakininya bisa menuntunnya ke surga. Siapa tahu jodoh melalui ta'arufan, kata pemuda zaman now. Pada awalnya saya tidak begitu yakin dengan peristiwa yang menimpa salah satu sahabat saya yang diajak ta'arufan oleh akhwat, dan itu pun tidak hanya satu orang. Setelah penulis ditimpa peristiwa yang sama, ternyata akhwat yang demikian itu betul-betul nyata.

Yah,,, mungkin mereka baper pada setatus dan postingan-postingan kami di facebook dan IG, yang mungkin mereka lihat sebagai tulisan ilmiah dan bijaksana. Namun, pada saat peristiwa tersebut menimpa penulis, serentak teringat dengan jawaban bijak salah satu senior yang tidak lama ini ditembak temannya sendiri, beliau menjawab, "Kalau kamu terpaut padaku karena tulisan dan postinganku, sungguh aku tak sebaik yang kamu bayangkan." Dari jawaban inilah penulis mendapat bisikan untuk menjawab, "Saya cari ilmu bukan cari istri. Maaf !! Jangan mudah terlena dengan posisi seseorang, tidak semua yang kuliah di Al-Azhar orang baik-baik. Saya bukan orang baik yang pantas buat wanita sholehah seperti sampean."

Lalu dari peristiwa ini juga, penulis dapat inspirasi untuk menulis postingan yang berjudul “Ahli Ilmu”. Jangan mudah terlena dengan setatus dan postingan seseorang, kecuali apabila sudah tahu kepribadiannya. Ambil dan dengar nasehatnya tanpa melihat orangnya. Seringkali bungkus lebih menarik dari isinya, apalagi sekarang lagi musim pencitraan. Imam Gazali berkata, " Mencari ilmu harus melalui tiga tahap sebagaimana ibadah haji : 1. Mempersiapkan perbekalan termasuk belajar segala yang berkaitan dengan haji. 2. Melakukan proses perjalanan menuju makkah. 3. Setelah sampai, melaksanakan proses ibadah Haji dengan memenuhi syarat dan rukunnya. Tidak sama orang yang masih mengumpulkan perbekalan dengan orang yang sedang melakukan perjalanan. Berbeda dengan orang yang sedang melakukan perjalanan dengan orang yang sedang melaksanakan ibadah haji. Dan berbeda pula orang yang sedang melaksanakan ibadah haji, dengan orang yang sudah melaksanakannya dan pulang ke negeri kelahirannya."

Seperti itulah seorang pelajar. Seorang pemula dia hanya mampu mengumpulkan informasi sebanyak mungkin berupa pengetahuan saja, belum bisa disebut sbagai ahli apalagi pakar. Baru akan naik pada tahap ke dua, ketika dia sudah bisa memahami dan mempraktekkan ilmunya secara nyata, ini pun belum pantas disebut ahli apalagi pakar. Dia baru pantas disebut sebagai ahli atau pakar, apabila ilmu yang dipelajarinya sudah mendarah daging menjadi keahliannya dan kepribadiannya.
Jika ditanya, "Kalau kamu masuk tahap yang mana?". Saya masih pemula, hanya baru bisa menulis dan menyampaikan ilmu orang yang saya baca dan pelajari, belum bisa mengamalkan apalagi menguasai. Jadi, cukup ambil postingan saya, tidak perlu mencontoh orangnya. Karena saya bukan Ahli ilmu masih penuntut ilmu!
Allah SWT berfirman:

 فَسْــئَلُوْۤا أهْلَ الذِّكْرِإنْ كُنْتُمْ لَاتَعْلَمُوْنَ

"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (Ahli ilmu) jika kamu tidak mengetahui"(QS. An-Nahl 16: Ayat 43)
_______________________________
Artinya, siapapun kita dan seperti apapun kita di sini, tidak lantas masyarakat bahkan bangsa kita melihat kita sebelah mata ketika sudah berada di Al-Azhar apalagi sudah berstatus sebagai Mahasiswa Al-Azhar. Mereka mengharapkan kita, kita adalah permata di mata mereka. Jangan sampai mengecewakan mereka, sumbangsih kita diterima dengan baik dan senang hati. Tulisan dan postingan-postingan kita dibaca dan dipelajari, sampai-sampai membuat mereka baper dan ingin menjalin hubungan dengan kita, karena dianggapnya lentera yang dapat menerangi jalan mereka menuju kebenaran.

Ingat, meski kita tidak begitu tertarik dengan sesama mahasiswa Al-Azharnya, namun mahasiswi-mahasiswi di luar sana menunggu dan sangat mengharapkan pendamping dari Mahasiswa Al-Azhar. Terutama bangsa dan negara kita menunggu kedatangan kita. Ayo, kita berikan yang terbaik, tentunya dengan persiapan yang terbaik !!

Semoga bermanfaat !!!

قال عيسى عليه السلام : لاتعلقواالجواهرفي أعناق الخنازيرفإن الحكمةخيرمن الجوهرومن كرههافهوشرمن الخنازير.
"Nabi Isa bersabda : Jangan sekali-kali kamu kalungi babi dengan permata. Nasehat lebih berharga dari permata, siapa yang enggan dinasehati. Sungguh, dia lebih hina dari seekor babi. "

Oleh: Amien ibn al Ghazali

Maret 11, 2018

,























 Hari kamis tanggal 04-01-2018 minggu ke tiga aku menghadapi ujian di kuliah Al Azhar,  penghuni asrama sudah mulai bergegas semua dari tempat tidurnya untuk siap-siap pergi ke kuliah. Nah seperti biasanya mahasiswa Azhar sebelum pergi ujian mereka mengetuk pintu kamar teman-temannya untuk meminta doa agar diberi kelancaran dalam menjawab soal-soal diktat kuliah yang diujikan oleh para dosennya masing-masing. Bismillahi tawakkaltu alallah doaku dalam hati,  ku langkahkan kaki ini dengan sepatu bututku tapi pundakku terasa berat dengan beberapa lapisan kain yang menempel dan menumpuk di badanku.

 Ku pandangi langit untuk mencari sinar matahari, namun yang kutemukan hanya gumpalan awan warna abu-abu. Kutarik nafas panjang-panjang dan menghirup udara segar, anginnya pun sukses membuat tubuhku menggigil dengan semangat, ia mengajak gamisku terbang kesana kemari untuk menghiburku.

20 menit akupun menunggu bus kesayangan mahasiswa Mesir di halte tapi tak kunjung tiba. Akhirnya aku menaiki tramco (kendaraan roda empat /angkot) dan turun di awal Sabi sambil menunggu bus 24 akupun mengeluarkan diktat kuliah untuk muthalaah hafalan yang sudah dipelajari tadi malam. Alhamdulillah, bus yang ditunggu akhirnya sudah tiba dan berhenti pas di depanku.    Ithla’ bissurah ya binti ! (cepat naiklah nak !)ucap kondektor busnya. Ku mencari tempat duduk yang kosong, namun yang kudapati di sana sosok seorang laki-laki paruh baya dengan ciri has jas dan dasi yang biasanya orang kantoran kenakan. Beliau adalah dosen yang pernah mengajariku waktu tingkat pertama dengan lambaian tangannya dan suara lembutnya beliau  mempersilahkan aku duduk di sampingnya sambil mendoakanku dengan doa yang dikeluarkan oleh lisan sucinya.

Beberapa menit kemudian bus yang kutumpangi berhenti mendadak mebuat penumpang  berjatuhan di dalam bus seperti alat-alat dapur jatuh dari raknya jatuh berkeping-keping(hehehehe alay dikit). Qadarullah  Alhamdulillah semua penumpang termasuk pengemudinya selamat tanpa ada luka- luka.

Setibanya di kuliah aku mengecek semua perlengkapan di dalam tasku yang tadi malam sudah saya persiapkan seperti bolpen, peggaris dan kerneh supaya saya bisa ikut ujian dengan tenang, karena ujian di Al Azhar bagi  masisir (mahasiswa Mesir) sangat horor semuanya harus perfect, di dalam ruangan ujianpun kendati harus senyap dan tidak boleh menggerakkan badan kecuali kedipan mata fokus dan tertuju ke kertas soal ujian sambil mengerjakan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diminta oleh dosen yang mengajar pelajaran Ad-Dakhil dan dilarang keras nolah-noleh ke samping, bisa saja kita di DO dari kuliah(ngeri kan kawan-kawan?), bisa dikatakan duduknya Masisir itu ibarat patung singa yang berada di  dekat sungai Nil Tahrir hanya besar mata saja tapi dilarang untuk bergerak. Seketika keadaan terasa mencekam dan genting ternyata dari perlengkapan yang kubawa hanya kernehku yang menghilang entah kemana. Bingung resah semuanya campur aduk di kepala gara-gara kerneh hilang, nanti saya tidak bisa ikut ujia“ pikiranku sudah kacau balau”. Mau balik ke asrama waktu ujian sebentar lagi akan dimulai, mau ke ruangan tidak bawa kartu mahasiswa, ingin rasanya teriak di depan dekan fakultas ushuludin agar bisa dipersilahkan untuk mengikuti ujian ke tiga Al Azhar.

Di bawah pohon ku hanya bisa meratapi kesedihanku, menunggu dan menanti sebuah keajaiban yang datang tiba-tiba, berharap ada seseorang membawakan kartu identitasku. Ternyata tidak lama kemudian semua yang kuharapkan terjadi seketika dan sontak membuat saya sangat bahagiaya sekali, saking bahagianya rasa-rasanya sampai ingin mau nari-nari  kala itu (andaikan diperbolehkan), mungkin tuhan sudah mendengar suara hatiku. Ada seorang laki-laki datang menghampiriku dengan nafas ngos-ngosan sambil menyodorkan sesuatu yang saya harapkan akan kembali. "Ya binti, hadzihi bitaqatuk bissur’ah idzhabi likay la tataakhariTandasnya. Tanpa banyak perbincangan ku hanya bisa menguntaikan kalimat “Syukran ya duktur”, langsung ku melangkahkan kaki sambil melihat kebelakang melihat langkah sosok laki-laki yang sudah banyak membantuku sejak bertemu di tingkat pertama dan menjadi super hero di hari ujian ketiga kuliahku hingga langkahnya semakin jauh semakin tidak terlihat oleh pandanganku.

Takdir tuhan sangat indah
Mempertemukaku dengan sosok pahlawan tanpa jasa
Seolah tercuri oleh penampilannya yang sangat langka

BERSAMBUNG


Oleh: Muallimah

Follow Us @soratemplates