Maret 24, 2022

,

 



 

"Apabila kamu akan melihat orang lain, hendaklah oleskan terlebih dahulu minyak wangi di hidungmu, sehingga siapa pun orang yang di hadapanmu, ia akan tetap tercium wangi".

Sebaliknya, bila di hidungmu terdapat bau kotoran, maka secantik dan sewangi apa pun perkara yang ada di hadapanmu, ia akan tercium busuk.

Bila kita selalu menganggap buruk orang lain, lihatlah!. Mungkin di dalam hidungmu ada kotorannya. Ini adalah ajaran dari sesepuh-sesepuh kita.

Air sungai dengan segala macam isinya akan mengalir ke lautan. Akan tetapi hal itu tidak mampu mengotori lautan. Sampah-sampah yang ikut terbawa gelombang akan berada di pinggiran pantai, sehingga sangat jarang ada pantai yang bersih. Hal itu karena laut tidak mau menerima kotor, sehingga apa yang ada di dalam laut mesti sehat.

Air sungai maupun air bah saat musim penghujan yang masuk ke dalam laut, tidak mampu merubah air laut menjadi air tawar.
Itulah laut, ia memiliki jati diri sehingga tidak mudah digoyahkan dan tidak mudah dibenturkan.

Saya menjadi malu terhadap laut. Sebenarnya siapakah yang mempunyai jati diri yang kuat?. Aku atau kamu?. Entahlah.... Secara logika, ikan-ikan laut yang sebelumnya hidup di kedalaman laut yang asin, bila akan dijadikan ikan asin mestinya cukup dijemur tanpa diberi garam lagi. Akan tetapi kenyataannya tidaklah seperti itu.

Sebenarnya akal sehatku menolak dan berkata: "Berasal dari air asin kok digarami lagi. Ternyata rasanya tawar". Ikan di lautan ternyata tetap tawar walaupun berada di lautan yang tentu asin.

Penulis : FOSIKBA 2022

Maret 09, 2022

,

 


Memahami esensi kisah seseorang, maka secara tidak langsung kita dihadapkan setidaknya dua komponen penting yang terdapat di dalamnya. Pertama; latar belakang orang itu sendiri. Kedua; perjalanan hidupnya mulai dari kecil sampai dewasa. Hal ini menjadi tolok-ukur objektivitas bagi siapa saja ketika hendak menyikapi sesuatu yang terjadi dalam kisah tersebut. 

Ada hadis menjelaskan silsilah keturunan Yusuf As “Nabiyyun Ibn Karim Ibn karim”. Bahwa dia merupakan putra dari Ayyub (Karim) bin Ishak (Karim) yang mana keduanya merupakan Nabi. Pun demikian Yusuf sendiri merupakan nabi, dia salah satu Nabi yang telah mengajarkan kepada umat Islam midan dakwah yang tidak mengenal waktu dan tempat. Seperti yang telah diterangkan dalam ayat 36-41 perjuangan dakwahnya dalam penjara.

Kemudian sejarah hidupnya dimuat dalam al-Quran secara terperinci tanpa terpisah-pisah di surat ketiga belas dalam urutan mushaf Usmani. tidak seperti kisah-kisah nabi sebelumnya atau setelahnya yang disebutkan di banyak tempat terpisah. Hal ini merupakan keistimewahan yang dimiliki Yusuf As. Sekaligus sebagai Ibrah bagi kita untuk meneladani jejak hidupnya. Bagaimana tidak? Allah Swt. telah menyiapkannya menjadi pemimpin sekaligus petunjuk bagi umat manusia.

Ada percakapan menarik terekam antara dua cendekiawan; Muhammad Ragab al-Bayumi (MRA) dan Mahmud fahmi al-Bayumi (MFA) mengenai awal mula kisah Yusuf As. dalam kitab “Min al-Qimah al-Insaniyah fi al-Islam” karya Muhammad Ragab al-Bayumi.

Di saat keduanya selesai menyimak Surat Yusuf yang dibacakan, sepontan MRA mengatakan bahwa kisah Yusuf berporos pada kisah Gamis. Gamis yang berlumuran darah palsu yang dibuat oleh saudara-saudaranya guna mengelabui ayahnya ketika berusah menjauhnya dari sang ayah. Gamis yang ditarik sampai robek oleh istri raja Mesir saat Yusuf hendak menyelamatkan diri dari tipu muslihatnya, serta Gamis yang dikirimkan kepada ayahnya yang membuat mata Nabi Yakqub melihat Kembali.

Kemudian MFA menyanggahnya: wahai saudaraku! bagaimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu? MRA: itu hanya logic theory dari surat tadi.

Kemudian MFA menyanggahnya lagi; jika demikian, maka ru’ya sadikah bisa juga menjadi pilihan yang lain sebagai porosnya karena kisah itu berawal dan berakhir dengan mimpi; di waktu kecil Yusuf bermimpi melihat Matahari, Bulan serta sebelas bintang sujud di hadapannya, dia juga menafsirkan mimpi dari dua rekan saat di penjara, juga menafsirkan mimpi raja Mesir hingga kemudian dia menunjukkan makna mimpinya waktu kecil di hadapan ayahnya. Namun apakah kamu setuju dengan kritisi seperti itu?

Terlepas dari persepsi tadi, akan lebih baik jika mengatakan bahwa poros kisahnya adalah bentuk dari esensi sifat kepribadian serta keistimewahan yang dimiliki Yusuf yaitu berupa sifat ihsan. Sedang makna ihsan seperti dikutib dari hadis Jibril “An Takbudallaha Kaannaka Tarahu Wainlam Takun Tarahu Wa Innahu Yaraka”. hadis ini diartikan ‘sampainya seorang ke level kesempurnaan di setiap amaliyahnya’. Hal ini dapat terlihat dalam pribadi dan tindak laku Yusuf mulai dari kecil sampai dewasa, (imbuhnya).

Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa sifat ihsan telah menjadi kriteria wajib seorang Nabi, namun ihsan yang terdapat dalam Surat Yusuf merupakan salah satu hal terpenting untuk dipelajari dan diambil ibrahnya. Bagaimana tidak? Yusuf yang memilki paras wajah tampan menolak ajakan **** wanita tercantik saat itu. Serta ihsan ketika dia memilih masuk penjara walaupun dia tidak bersalah demi meredam sindiran, cacian serta hinaan yang mengarah kepada keluarga al-Aziz kala itu. Juga ihsan ketika menafsirkan mimpi dari rekannya di penjara. Serta ihsan ketika dia mengungkapkan identitasnya kepada saudaranya. ihsan yang difirmankan Allah Swt. dalam ayat 22 dan 56, ihsan yang diakui rekannya di penjara dalam ayat ke-36, ihsan yang diakui oleh saudaranya ketika Yusuf masih kecil dan tumbuh dewasa di ayat 4 dan 78 serta Ihsan yang diakui Yusuf sendiri dalam ayat ke 90.

Maka dari sini, kita dapat melihatnya dengan mata telanjang bahwa kisah Yusuf berporos di sifat ihsan. Serta Surat ini menyatakan makna Ihsan itu luas tidak terkhusus kepada sedekah yang masyhur dipahami sementara ini. Amaliyah Yusuf seolah-olah menjelaskan kepada kita dalam bait kisahnya bahwa kita harus berbuat ihsan di setiap tindak laku. Seperti sabda Nabi “Ida Dabahtum wa Ahsin al-Dibhatah”.

Wallahu’alam.......

Penulis : Ust. Ach. Shalehuddin, Lc.

,

 


Sejenak tersandung dalam lamunan kata “Zainussyaithan”,  adalah sepatah kata yang dulu pernah aku dengar dari seorang guru di sebuah majlis taklim waktu masih belajar di pondok. Entah apa yang membuatku selalu teringat kata tersebut? 

kalau cuma alasan menganggap penting tentu tak cukup untuk menjawab pertanyaan di atas,  viralnya seseorang tak akan terus-menerus mengingat sesuatu tanpa adanya pelantara yang memaksa sistem kerja otaknya untuk terus mengingatanya, entah itu lewat kejadian-kejadian yang ada di sekitarnya atau yang dia alami sendiri, semakin sering kejadian itu ia lihat maka semakin melekat di otaknya. Mari kita cari jawabannya!

Kata  Zainussyaithan di ambil dari bahasa Arab dan secara bahasa berarti Hiasan syaithan, ialah salah satu manhaj syetan untuk mengelabui manusia secara samar agar terjerumus kedalam kemaksiatan dengan cara menyisipkan sisi positif dibalik kemaksiatan tersebut.
Dan kita pun tidak bisa menampik fakta bahwa hal ini seringkali kita alami dalam kehidupan sehari-hari (Bagi yang gak pernah, silahkan  mengkerutu dan bilang, “kita? Lo aja kali.’’ wkwk..) 
Tanpa disadari tak jarang kita selalu terpancing umpan-umpan syetan untuk membatalkan pekerjaan baik yang akan atau sedang kita lakukan, saat akan membuka buku misalnya kita  sering tergoda untuk membuka Facebook dan lain semacamnya dengan menanamkan harapan agar kita fokus terhadap pelajaran setelah membukanya, namun sebaliknya kita justru malah terlena dan terlupa pada niat awal kita untuk belajar disebabkan terlarut dalam godaan tersebut apalagi sampai membuka ML (Mabar kuyy..😁) Atau mungkin terbesit dalam pikiran saat males-malesan buat nyiapin materi ujian, “ Gak papa lah gak naik kelas, tahun depan lebih dioptimalkan lagi belajarnya. Lagian belajar kan bukan karena ujian.” Wihh.. Siap Ndan. Atau pacaran, biar pas setiap mau ke majlis taklim ada yang nemanin wkwkw.. 

Saya pun sebagai manusia biasa tak lepas dari yg namanya Zainussyaithan  seperti halnya yang dialami saya pribadi tadi pagi setelah sahur susah payah nahan ngantuk nungguin waktu shalat Subuh dan selalu terbesit dalam pikiran "Tidur aja dulu kali ya biar nanti khusuk shalat subuhnya" namun tetap aku paksa buat tetap nunggu waktu shalat, eh setelah shalat Subuh ngantuknya hilang wkwk.. Sempat bilang dalam hati "Dasar syetan!"

Tapi setelah dipikir-pikir, syetan kan dikurung selama bulan puasa! Terus..?
Seketika naluri berkata, "Seseorang yang bermaksiat di bulan Ramadhan murni berangkat dari sifat asli orang tersebut, bukan karena godaan syetan."

Dan peraktek yang lebih extrim lagi yaitu selalu melakukan kemaksiatan dengan niat ingin tobat setelah tua nanti. Sekilas memang kelihatan sebuah hal yang wajar dengan hal positif yang tersisip dibalik godaan tersebut, namun hal ini mempunyai dampak besar terhadap minset dan keimanan seseorang bahkan dapat mengakibatkan kekafiran jika sudah sampai pada tingkat istihlal (menghalal-halalkan hal-hal yang haram).

Syetan pun sukses saat mangsa mulai berpikir, “Ah, sekali-kali kan gak papa.”  Atau, “Lagian aku kan gak sering melakukannya.” Sungguh Sebuah manhaj tipu daya yg begitu lembut, rapi, samar dan efektif, yang mana dengan pola tersebut korban tak pernah menduga kalau dia sudah tertelan umpan syetan di kailnya. Yupss betul, syetan itu semanis dan segombal rayuanmu. 

Jangankan hal-hal yang haram yang mubah pun syetan gombalnya minta ampun. Eh, dinginnya ke syetan aja ya,, ke aku jangan! huhu..

Syaithan akan selalu hadir kepada setiap manuasia dengan produk-produknya beserta promo-promo yang ditawarkannya, dan selalu berusaha menyesatkan manusia, tentu dengan segala manhajnya untuk mendapatkan teman sebanyak-banyaknya diakhirat nanti. Semoga Allah selalu menguatkan iman kita dan menjauhkan kita dari hal-hal yang dapat merusak kemurnian iman.

Penulis : Ust. Abd. Wafi, Lc

Februari 22, 2022

,


 


Kairo adalah tempat pertama kali aku menemukanmu, melihatmu, memandangmu, dan mengenalmu. Sebut saja namaku adalah Ifa dan namanya adalah Ika, Pertemuan kami yang berbuah kebersamaan sementara ini, membuat tanganku ingin mencorat-coret kata tentang rasa. Sengaja aku tulis dengan bingkisan kata yang sederhana, karena aku merasa tak perlu otakku mengembara mencari kata yang sulit untuk dicerna, biarkan aku yang sudah terbiasa dengan kata-kata yang sederhana, entah dalam keadaan bahagia ataupun terluka. Aku masukkan tulisan ini ke dalam bingkai puisi yang berjudul (Aku yang salah).


Mungkin dari awal memang aku yang salah...
Terlalu cepat menyimpulkan bahwa perhatian-perhatian kecil yang kau teteskan kepadaku adalah sebuah bentuk perasaan lebih..
Tanpa aku memikirkan bahwa itu hanyalah sebuah perhatian biasa yang terjadi di antara teman ke teman...

Aku yang salah..
 Untuk terlalu berharap bahwa kita bisa dalam satu dekapan tanpa menyadari bahwa perasaanmu tak lagi sama dengan perasaanku..

Aku yang salah..
Aku terlalu gila dengan sifat-sifatmu yang indah itu, dari caramu yang tak mau berbicara kecuali aku memulainya, pendiam, pemalu, peduli, lembut dan ramah kepada siapapun yang di dekatmu..

Aku yang salah..
 Aku terlalu cepat menanggapi ucapanmu ketika aku tanya, kangen ya? Kamu pun menjawab "iya".. aku lanjutkan pertanyaan seriusku yang aku bungkus dengan canda tawa, terus kalau lagi kangen, ngapain? Liat foto profil tah? Wkwk. "Nggak" jawabnya.. Terus ngapain? Aku susul dengan pertanyaan... "Dengerin vn kka, wkwk" jawabnya sambil tertawa... lalu aku beri tau dia kalau apa yg dia lakukan adalah apa yang aku lakukan ketika aku rindu dirinya..

Aku yang salah...
 Tapi di sisi lain aku tak bisa melupakan ucapanmu ketika aku tanya, apakah ada perasaan dalam dirimu terhadapku? Kau pun menjawab dengan suara khasmu "iya".. terasa begitu semu di telingaku, begitu semu jikalau sebenarnya kamu tidak memiliki perasaan sama sekali terhadapku..

Aku yang salah...
Aku yang terlalu cepat menghakimi saat kau bilang "darahku menjadi semi jawa tengah dan timur". Aku kah jawa timur itu. Aku terlalu cepat salah paham saat kau bilang, “sayang baksonya kalau nggak dihabisi". Tak bisa aku bayangkan apa yang akan terjadi dengan hatiku jikalau kamu meletakkan koma setelah kata “sayang" itu.

Aku yang salah..
Aku tidak mengerti apa yang terjadi kepadaku, mengapa semuanya berjalan begitu cepat, 1 tahun lebih memendam rasa penasaran akan dirimu, itu mungkin bukanlah waktu yang terbilang lama, apalagi terjawab dengan waktu yang begitu singkatnya. Tiba-tiba saja, kamu sudah menguasai seluruh isi pikiranku..

Aku yang salah..
Aku yang selalu mengharapkan hadirnya kamu di sampingku. Kita mulai dekat, bercanda, tertawa ria, seakan saling melengkapi satu sama lain. Kamu meletakkan sebuah perasaan di hatiku ketika aku menatap wajahmu..

Aku yang salah..
Terlalu cepat aku melukis masa depanku bersamamu dalam cita, tanpa ada sedikitpun keraguan akan terwujudny, bahkan tak pernah terlintas dalam benakku akan kehancurannya..

Aku yang salah..
Perasaan yang benar-benar begitu nyaman hadir dalam lubuk hatiku saat berbicara denganmu, membuatku tidak ingin beranjak dari sisimu sedikitpun..

Aku yang salah..
Aku membuat jiwa ini selalu ingin bersamamu.. duduk berdua membuat diri ini menjadi candu.. tiba-tiba saja aku merasa takut dan khawatir akan kehilangan sosokmu,  terima kasih telah menerimaku selama ini..

Aku yang salah..
Terkadang aku merasa tolol mengemis cinta kepadamu.. tetap mencintaimu walaupun entah ke berapa kalinya aku menangis.. tetap berharap walau itu hanya sia-sia saja..
***
Kasih, tidak usah kamu ajari aku bagaimana cara merindukanmu. Aku lebih tahu, hatiku lebih sering mengadu tentang rasa itu..
Jangan kamu ajari aku bagaimana cara melupakanmu, karena hari-hariku sudah disibukkan dengan bayang-bayangmu..

Teruslah bercerita tentangmu, berbicaralah sampai salah satu dari kita tertidur. Aku tidak akan bosan dengan semua yang kau ketik. Betapa sering aku menduga-duga, adakah kode yang tersirat dalam kolom chat kita..

Kamu pasti tahu, bahwa aku berbohong, jikalau aku bilang dengan mudahnya aku bisa melupakanmu. Karena itu seakan mustahil bagiku. Foto dan video itu selalu membuatku diam-diam merasa nyaman..
Kamu pasti tahu, kalau aku begitu sulit melepas bayang-bayangmu di benakku..
Terkadang aku heran, hal apa yang membuatku takut akan kehilangan yang bukan miliku?! Salahkah aku dan perasaanku?!..
Hadirnya diriku tak berpengaruh apapun bagimu, pedulimu tak sedalam peduliku terhadapmu. Apa yang salah dari caraku mengagumimu?!..
Mungkin kamu hanya belum mengerti sedalam apa perasaanku. Jadi kamu hanya mengabaikan ketulusanku dengan menjauhiku..

Mungkin kamu hanya belum menyadari, bahwa cintaku padamu begitu dahsyatnya. Jadi kamu lebih sering cuek dengan perhatianku..
Aku berharap suatu saat kau benar-benar paham seberapa besar keseriusan perasaanku..
Andai kamu tahu, aku begitu tulus, perasaanku tanpa syarat, tapi bagaimana dengan dirimu, pernahkah aku menjadi hal terpenting dalam hidupmu walau sekali saja.

Doa adalah caraku memelukmu dari kejauhan..
Tuhan, aku tidak tahu apakah pilihanku ini benar atau tidak, aku hanya terkalahkan oleh keyakinanku yang begitu besar untuk bersamanya...
Aku hanya bisa meratap dalam doa menuju cahaya yang berpanorama indah di setiap malam-malamku. Tetesan air mata dalam memintanya menjadi sesuatu yang paling sabar aku tahan ..

Ade, aku tahu, kamu masih memikirkannya..
Aku tahu kamu tak mencintaiku..
Tapi aku tak tahu mengapa aku masih bertahan dalam mencintaimu.
Padahal aku tak punya alasan lagi untuk mencintaimu, tapi hati ini tetap bersih keras memilih untuk bertahan, bertahan, dan bertahan dalam cintaku terhadapmu..

Aku hanya bertahan pada keyakinanku. Iya, keyakinan untuk menyayangimu, meskipun aku tahu, ini tak mudah bagiku, tapi bahagiaku, senyumku adalah kamu..
Rasanya aku ingin mengubur rasa nyaman itu, agar tak ada seorang pun yang bisa mengambilnya kembali, supaya kamu mengerti, betapa besarnya harapanku terhadapmu..

Kasih, aku akan tetap di sini, menunggumu di pintu harapan, sampai kamu keluar membukakan pintu, menjemputku dengan sebuah keputusan.



Penulis : Imam Musthafa

Cairo, 22/02/2022

Desember 30, 2021

,




Regenerasi dalam sebuah organisasi merupakan hal yang mutlak dibutuhkan. Pemindahan estafet kepemimpinan haruslah dilakukan untuk menjaring bibit-bibit potensial, sehingga ada semacam penyegaran dalam organisasi yang dimaksud. Maksud lain dari penyerahan tonggak kepengurusan ini adalah revitalisasi atau tajdid, yang sangat dibutuhkan dalam upaya menjawab berbagai perubahan internal dan eksternal yang terjadi.

FOSIKBA sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang berlandaskan kekeluargaan, sadar akan hal di atas. Maka pada hari Kamis, 11 November 2021 dilaksanakanlah prosesi pelantikan ketua terpilih Muhammad Asrori AS, berdasarkan hasil MUSAG FOSIKBA pada 31 Oktober 2021. Bersama Alvin Mustafa Hanafi sebagai wakil ketua, Asrori dengan seluruh jajaran pengurus FOSIKBA masa bakti 2021-2022 dilantik pada acara yang dilangsungkan di sekretariat FOSIKBA, Saqr Qurasy, Hay ‘Asyir tersebut.

Acara pelantikan ini dihadiri oleh anggota FOSIKBA. Hadir juga para anggota dewan konsultatif, ketua FOSIKBA priode 2016-2017 Ustaz Zakariyya Asyraf, Lc. beserta senior FOSIKBA Ustaz Sutrisno Dahlan, Lc. Ketua almamater IKBAL Kairo Ustaz Bahrul Ulum, turut hadir bersama sekretaris FOSGAMA Ustaz M. Syaifullah Haeruddin.

Ustaz Fathor Rosi, Lc selaku anggota dewan konsultatif dalam sambutannya memaparkan, almamater FOSIKBA mempunyai kapital yang sangat besar, yaitu anggota yang tidak hanya berasal dari satu pesantren saja, sehingga menjadi warna tersendiri bagi FOSIKBA.

 “Kita di FOSIKBA ini mempunyai keunggulan dalam hal SDM. Anggota kita tidak hanya dari satu pesantren saja, tetapi dari berbagai pesantren baik di Madura maupun luar Madura. Hal ini merupakan sebuah potensi yang harus dimaksimalkan,tuturnya.

Ketua terpilih Muhammad Asrori AS mengatakan, bahwa dalam satu priode masa bakti satu tahun kedepan, dia akan berupaya untuk melaksanakan program-program FOSIKBA yang belum terlaksana secara maksimal. Termasuk di antara program-program tersebut adalah kajian antar almamater, khususnya yang berada di bawah naungan kekeluargaan FOSGAMA Mesir.

“Insyaallah, kajian antar almamater yang merupakan salah satu program dari divisi kajian dan keilmuan, akan berusaha kami laksanakan. Di tengah-tengah kita sekarang hadir ketua almamter IKBAL Ustaz Bahrul Ulum, saya berharap semoga iktikad baik kami ini mendapatkan respons positif dari beliau dan ketua almamater lainnya,” tandasnya di depan ketua IKBAL dan perwakilan FOSGAMA.

Asrori juga menyampaikan, semua program yang akan diagendakan oleh pengurus nantinya akan mempertimbangkan aspek sosial dari anggota secara umum. Lokasi tempat tinggal, jadwal kegiatan kampus Al-Azhar, serta kegiatan-kegiatan ekstra di luar kampus, akan menjadi pertimbangan dalam upaya merumuskan agenda kerja satu tahun kedepan.

“Program-program kerja kita nantinya akan memperhatikan kondisi anggota FOSIKBA. Kita akan mendesain supaya program yang kita canangkan bisa mengakomodir anggota FOSIKBA, yang sekarang sebagian besar di daerah Darrosah. Hal lain yang akan kami lihat adalah jadwal masuk kampus dan kegiatan-kegiatan pribadi, seperti kajian, organisasi dan lain sebagainya,” lanjut anggota FOSIKBA kedatangan tahun 2020 itu.

Hal ini senada dengan apa yang ditekankan oleh Ustaz Fathor Rosi, Lc. dalam sambutannya. Beliau mengungkapkan, pada masa beliau menjabat sebagai ketua FOSIKBA tidak ada satupun program organisasi silaturahmi ini yang berbenturan dengan jadwal aktif kampus.

“Pada priode saya, tidak ada satupun program FOSIKBA yang mengganggu kefokusan teman-teman anggota untuk kuliah, karena kami memang berupaya agar program FOSIKBA dilaksanakan pada hari libur kampus,” pungkas ketua FOSIKBA masa bakti 2017-2018 itu. (Tim Media FOSIKBA).

Follow Us @soratemplates