Februari 27, 2019

,

MAAFKAN AKU SEMESTA

Maafkan aku duhai semesta!!
 Jika aku merasa baik dihadapanmu
 cambuk aku dengan lembut
 ingatkan aku bahwa kebaikan yang kurasa hanya berangkat dari hawa nafsu belaka
Jika aku merasa paling benar dihadapanmu
 gertak aku dengan pelan
 ajari bagaimana aku menjadi orang yang benar
Semesta!!

 Ajari aku untuk berdamai denganmu
 dengan manusia – manusia di sekelilingku
 dengan semua yang tak terjangkau oleh penglihatanku
 Aku ingin terbang bebas
 terbang jauh tanpa melihat ke arah mana pun
 terbang kemanapunsemampu aku tuju
Semesta!!
 Ajari aku untuk menghargai setiap langkahku
 setiap detak jantungku dan setiap nafasku
 agar aku tidak merasa kehilangan nikmat tuhanku
 agar aku bisa merasakan rahmat tuhanku
 Betapa aku sangat merugi, jika aku menyia – nyiakan rahmat tuhanku
Semesta!!
 Langkahku kadang tak sama dengan tujuanku
 bukan karena bingung atau salah jalan
 namun terkadang karena ada jalan buntu di hadapanku
 Bisa saja aku balik dan kembali pulang
 tapi tidak untuk saat ini aku harus benar – benar percaya
 bahwa purnama disana akan tetap bersinar

Maafkan aku duhai semesta!!


                                                                                               
                                                                                                   oleh : Nafiah Zaa
                                                                            
                   

                                                                                                                                            


Februari 16, 2019

,

                Silaturahmi merupakan suatu kebutuhan batin bagi manusia. Bukan hanya kebutuhan jasmani saja yang harus kita manjakan, tapi kebutuhan rohani kita juga direalisasikan. Berinteraksi antar sesama umat merupakan keharusan, karena kita hidup di dunia bukan seorang diri, yang pasti kita membutuhkan orang lain untuk hidup bahagia. Selain kita diwajibkan untuk berinteraksi dengan tuhan, wujud sosialisme antar manusia itu juga harus ada, yaitu dengan cara silaturahmi dengan kumpul bersama.
                Alhamdulilah pada hari jum’attanggal 15 februari 2019 FOSIKBA (forum silaturahmi keluarga besar Al-khairat) dengan izin Allah SWT. bisa mengadakan acara Silaturahmi antar semua anggota FOSIKBAbaik senior maupun yang Maba. Temu kangen antar teman saling berjabat tangan, senda gurau, serta saling mendoakan satu sama lain. dan juga sekaligus pembukaan kegiatan termin 2.
                Acara ini juga dihadiri oleh para sesepuh FOSIKBA diantaranya Ustad Luqman Fayadh LC, Ustad Fathur Razi Ahmad Jauhari LC, Ustad Fathur Razi ababil dan juga Ustad Mujib Syukri Luman selaku dewan konsultatif FOSIKBA, dan juga dihadiri oleh Ustad Sutrisno Dahlan dan Ustd Khotibul Umam LC selaku penasehat FOSIKBA.
                Dalam acara silaturahmi ini diisi dengan pembukaan dan pembacaan ayat – ayat suci al qur’an serta pembacaan sholawat yang menghiasi jalannya acara ini dengan harapan acara ini lanccar dan sukses. Kemudian dialanjutkan dengan sambutan – sambutan yang dibawakan langsung  oleh ewan konsultatif dan juga dewan penasehat FOSIKBA.Acara ini juga diisi dengan seminar keFOSIKBA-an yang dibawakan langsung oleh Ustad Luqman Fayadh LC. Dengan menjelaskan tentang FOSIKBA dan apa guna  FOSIKBA.
Selain itu acara ini juga diisi dengan pengukuhan ketua sekaligus pelantikan ketua baru FOSIKBA periode 2019 – 2020, yang dilantik langsung oleh Ustad Fathur Razi Ahmad Jauhari LC. Selaku dewan konsultatif kepada ketua baru FOSIKBA Ustad Syamsul Arifin.
Selesai sholat magrib kita  melaksanakan sholat ghaib bersama yang dihaturkan untuk paman dari saudari kita Sofa Infiraj yaitu almarhum K. Muhammad Zamiel El Mukhtar serta tahlil dan doa bersama.
                Kemudian dilanjutkan dengan ORMABA ke almamateran yang diisi dengan perkenalan angota baru FOSIKBA kedatangan 2018 – 2019 sekaligus  mengisi formulir daftar anggota baru FOSIKBA. Mereka memperkenalkan diri masing – masing serta menyebutkan fakultas apa yang akan diambil oleh mereka di al-Azhar nanti.
                Acara ini ditutup dengan pembacaan Doa yang dipimpin langsung oleh Ustad Sutrisno Dahlan selaku sesepuh FOSIKBA, dan diakhiri dengan makan bersama yang sudah disediakan oleh panitia silaturahmi. Dan alhamdulilah acara berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan.

Februari 08, 2019

,


Prolog

Dakwah merupakan akar tersebarnya agama Islam dan juga merupakan perbuatan yang sangat terpuji dalam Islam, pahalanya pun tidak dapat dibandingkan dengan pahala amal-amal baik yang lain, salah satunya pahala orang yang menyebarkan agama Islam tidak terputus walaupun ia telah mati sampai hari kiamat. sedangkan Kewajiban menyebarkan agama Islam tidak hanya dicukupkan kepada para Nabi dan rasul saja melainkan kepada seluruh orang Islam.
Berbagai praktek dalam menyampaikan dakwah Islam telah ada sejak zaman Rasulullah, mulai dari dakwah secara sembunyi-sembunyi sampai mengirimkan utusan ke daerah-daerah, kota, desa dan belahan dunia pada umumnya. Dibawah ini sebagian manhaj dalam menyebarkan agama Islam;

1.      Yaumu al-Raji’
Pada tahun ke-3 Hijriyah, datang kepada Rasulullah delegasi dari Kabila Udhal dan Qarah untuk meminta seorang utusan agar dapat mengajari mereka membaca al-Qur’an dan syari’at agama Islam. maka, Rasulullah langsung mengirim beberapa sahabatnya yang di antaranya ; Martsat bin Abi  Martsat, Khalid bin al-Bakir, Ashim bin Tsabit, Hubaib bin ‘Adi, Zaid bin al-Datsnah dan Abdullah bin Tariq. Yang di pimpin oleh Ashim bin Tsabit.


Di riwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah; “tatkala mereka melewati perkampungan Hudail[1] tanpa sadar mereka di ikuti oleh 100 pemanah, yang bertujuan membunuh mereka. setelah para pemanah sudah mendapati dan mengepung mereka, salah satu dari mereka berkata ;”kalian akan aman jika kalian menyerah dan kami tidak akan membunuh satupun dari kalian”. Lalu ‘Ashim menjawab dengan nada tegas “saya tidak akan menyerahkan diri kepada orang kafir”. Setelah mendengar pernyataan ‘Ashim, para pemanah menjadi geram lalu membunuhnya beserta yang lain dan hanya tersisa Khubaib, Zaid dan Abdullah yang kemudian menyerah.
Kemudian para pengejar membawa mereka bertiga ke Mekah untuk di jual. sehingga tatkala mereka sampai di Dhahran2 , Abdullah memberontak seraya ingin melepaskan diri dan mengambil pedangnya. Namun, usahanya sia-sia karena mereka (para pemanah) langsung melemparinya dengan batu secara bertubi-tubi sampai tewas. Kemudian mereka melanjutkan perjalanannya menuju Mekah. Sesampainya di Mekah khubaib dibeli oleh bani Harits namun bukan sebagai budak melainkan sebagai tahanan.

Nasib Khubaib tidak jauh berbeda dari nasib Abdullah karena Bani Harits sangat ingin membunuhnya, untuk membalaskan dendam atas kematian Harits dipeperangan badar. Kematiannya  masih membekas lekat di dalam hati para keturunannya. Sehingga ketika kematian Khubaib tidak bisa dihindari lagi, dia meminta untuk melakukan sholat dua rakaat sambil berkata; “saya tidak peduli ketika aku mati dalam keadaan muslim karena bagaimanapun, hanya Allah yang berhak menentukan kematianku. Sesungguhnya kematian berada di tangan-Nya, dia akan memberkati setiap anggota tubuh yang terpotong-potong”. Kematian Khubaib menjadi salah satu sejarah baru dalam agama Islam sebagai orang pertama yang melakukan sholat sunnah dua rakaat sebelum mati.

Diriwayatkan dari Ja’far bin Amr bin Umayah dari ayahnya dari kakeknya “Rasulullah mengutus saya menjadi mata-mata untuk mengintai kaum Qurasy, kemudian saya datang ke tempat dimana Khubaib di salib dengan sembunyi-s



[1]. Hudail ; tempat yang berada diantara Asfan dan Mekkah.
2. lembah yang berada di dekat mekah.



September 26, 2018

,




(Ternyata Sayyidina Ali juga Humoris)

Ketika Sayyidina Ali Amirul Mukminin masuk masjid, tiba-tiba ada anak muda menangis tersedu-sedu. Ali-pun bertanya : "apa yang membuatmu menangis? ". Pemuda itu menjawab : "Syuraih memutuskan masalah tidak benar!". Berceritalah pemudah tersebut panjang lebar; begini_sambil menghala nafas­­­­_ayahku kemarin pergi bersama rombongan dengan membawa harta yang cukup banyak, ketika rombongan itu pulang ayahku ternyata tidak bersama mereka, aku-pun terkejut dan bertanya, dimana ayahku? Ayahmu meninggal, kata rombongan itu. Aku-pun bertanya lagi, terus bagaimana dengan harta yang dibawa ayahku? Lah.. ayahmu tidak membawa harta sedikitpun.

Akhirnya aku membawa para rombongan itu pada Syuraih agar diadili. Syuraih menyelidiki mereka dengan bertanya, dimana ayah anak muda ini? Mereka menjawab: mati. Dimana harta yang dibawa? Dia tidak membawa apa-apa. Kemudian mereka bersumpah. Hingga akhirnya Syuraih membuat keputusan yang menguntungkan meraka sendiri, karena saya tidak punya bukti. Begitulah wahai Amirul Mukminin kenapa saya menangis ditempat ini, padahal saya tau kalau ayahku banyak sekali membawa harta.

Ketika Ali selesai mendengar keluh kesah anak muda tersebut, barulah Ali berkata dengan nada teguran pada Syuraih : "Jauh sekali engkau wahai Syuraih! Beginakah engkau memecahkan masalah?”

Ali-pun menunjukkan kecerdasan dan kepiawaiannya dalam menuntaskan masalah dengan cara unik, sulit diterka, lucu dan menggemaskan, menggambarkan beliau sosok yang tidak selalu tegang, terlalu serius mengerutkan dahi tapi justru beliau terkesan homuris pada waktu itu dalam mencari kebenaran dari sebuah masalah yang rumit penuh dengan persekongkolan.

Ali memberi perintah supaya para rombongan tersebut dipisahkan dan kapalanya ditutup dengan sebuah kain. Dan satu-persatu dari meraka dipanggil untuk diinterogasi dengan dihadiri sekumpulan masyarakat. Ali berkata pada masyarakat yang hadir : "nanti kalau saya bertakbir "Allahu Akbar", kalian jangan lupa bertakbir sekeras-kerasnya ya.." mufakat dan konspirasi-pun terjalin antara Ali dan masyarakat.

Satu diantara rombongan masuk ruangan memenuhi panggilan dan ditanya dalam keadaan bungkusan kain dikepalanya dibuka. Hari apa engkau keluar bersama bapak anak muda ini? Hari ini, bulan ini, dan tahun ini. Jawab orang tersebut. Ali bertanya lagi: di tempat mana bapak anak muda ini meninggal? Di daerah fulan. Jawab lagi. Apa penyakitnya, berapa hari yang sakit? Sakitnya begini, dan sakit selama begini (menyebut jumlah harinya). Mati hari apa, siapa yang mengurus jenazahnya, dengan apa ia dikafani, siapa yang mensholati dan siapa mengurus kuburannya? Ia-pun menjawab keselurahan pertanyaan Sayyidina Ali.

Sayyidina Ali memberi perintah supaya kepala lelaki yang sudah diintrogasi ditutup lagi dengan kain yang sudah dipakai dan giring masuk kedalam penjara. Pada moment inilah Sayyidina Ali bertakbir selantang-lantangnya dengan diikuti pekikan takbir jamaah "Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar" hingga kerasnya takbir bersamaan tersebut terdengar keras sekali ditelinga para "rombongan" yang akan diintrogasi selanjutnya, membuat mereka ragu dan bimbang akan pengakuan temannya yang sudah diintrogasi. Takbir "Allahu Akbar" mengesankan kalau yang diintrogasi mengakui kesalahan dan membuka kebenaran fakta.

Tibalah pada sesi introgasi selanjutnya dan memanggil diantara rombongan yang lain. Ia duduk dengan keadaan kain puntup kepala dibuka. Ali-pun bergagas cepat mengeluarkan pertanyaan seakan Ali sudah mengetahui duduk masalahnya dengan suara yang penuh kharisma : "engkau mengira aku tidak mengetahui apa yang kalian lakukan". Dia-pun menjawab terbata-bata, gemetar mengira kalau Ali memang sudah tau fakta sebenarnya : "Wahai Amirul Mukminin, ia saya termasuk diantara kaum yang membunuhnya". Lelaki kedua yang diintrogasi ini mengaku, dan dia dibawa ke penjara dengan disertai pekikan takbir berjamaah membuat semua peserta rombongan yang lain mengakui juga tindak kriminal pembunuhan dan pengambilan harta bapak si anak muda. Bahkan Ali juga memanggil lagi lelaki pertama rombongan yang sudah diintrogasi dengan mengakui kesalahannya.
Begitulah Sayyidina Ali memecahkan permasalahan yang rumit dengan cara yang unik, lucu, menggemasakan dan tepat. Sosok Amirul Mukminin yang dikenal akan keilmuannya dan diakui kepekaannya dalam memutuskan masalah oleh kekasih tercitanya -Sayyidina Muhammad- ternyata juga humoris dalam mencari fakta dibalik konspirasi berjemaah para "romabangan" sebagaimana di muka. Ternyata pekikakan "takbir" mampu mengelabuhi dan membuka fakta.

Oleh: Abdul Adzim HS
Sumber : kitab Ali bin Abi Tholib Hakiman wa Faqihan, karya Dr. Hamid Jamik

September 20, 2018

,


Oleh : M. Abdul Malikul Ngibad

Dengan menyebut Nama Tuhan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, segala puji tetap untuk-Nya, dan salam sejahtera semoga selalu terlimpahkan untuk kekasih tercinta-Nya. Tidak diragukan lagi bahwa sekarang kita semua telah memasuki era modernisasi, era dimana segalanya serba instan atau cepat saji, baik dalam segi apa saja, terutama dalam segi Informasi, yang disajikan secara cepat, bahkan bisa dikatakan disajikan dengan hitungan detik saja. Berbeda halnya dengan era 90-an, yang membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari dalam menyajikan sebuah berita, dikarenakan sarana yang kurang memadai jika dibandingkan dengan sekarang. Tetapi tidak diragukan lagi semakin cepat sebuah informasi sampai, maka semakin membingungkan pula informasi tersebut, karena informasi yang bersifat HOAX dan REAL datang secara bersamaan, bahkan terkadang sesuatu yang bersifat hoax akan lebih cepat sampai daripada sesuatu yang riil, dikarenakan beberapa motif tertentu.

Salah satu contohnya adalah provokasi terhadap masyarakat, agar terbentuk pola pikir sesuai dengan kepentingan pihak tertentu. Bermula dari hal seperti ini, sedikit demi sedikit, merubah pola pikir dan moral anak bangsa. Bagaimana tidak, sifat seorang pemuda yang serba ingin tahu membuatnya menggeledah berbagai informasi yang dianggap penting, tetapi bukan yang mereka butuhkan, sehingga apa yang cepat muncul dihadapannya, dijadikan acuan untuk berpendapat terhadap sesuatu, tanpa melihat apakah yang didapat itu berasal dari sumber yang benar-benar valid atau tidak. Jika yang didapatkan adalah informasi yang riial, maka ia beruntung, akan tetapi jika sebaliknya, maka ia akan termakan provokasi yang berujung saling menghujat satu sama lain, tanpa menggunakan adab atau etika yang ada.

Seperti yang kita ketahui akhir akhir ini, sedang marak info politik “#2019gantipresiden”. Pihak A mencari celah untuk menjatuhkan pihak B, segala bentuk usaha dilakukan, begitu pula sebaliknya. Lalu bagaimana dengan para pemuda yang bersahabat dengan gadget? Sudah pasti, mereka akan langsung berkomentar tanpa melihat kanan dan kiri dulu, hingga menimbulkan hujatan, kebencian, bahkan pertikaian antar kelompok. Padahal semua yang mereka lihat dan baca belum tentu sesuai dengan kenyataan. Demikianlah yang disebut dengan moral yang rusak oleh teknologi modern. Padahal dalam Islam sendiri telah diajarkan, jika timbul suatu masalah, maka diwajibkan untuk ber-tabayyun atau mencari kejelasan dari sumber yang terpercaya. Untuk selanjutnya, akan kami bahas tentang apa maksud dari judul “Pengikisan Moral dengan Teknologi dan Modernisasi”.

Pengikisan berasal dari kata kikis yang mempunyai arti hilang atau habis. Kemudian mendapat turunan sehingga terbentuk kata pengikisan dan bermakna penurunan. Moral dalam KBBI bermakna sikap atau perilaku. Teknologi adalah sebuah sarana atau alat yang digunakan untuk membantu manusia. Sedangkan modernisasi menurut KBBI adalah pergeseran sikap warga untuk dapat hidup dengan tuntutan kini. Jadi maksud dari judul diatas adalah Penurunan sikap warga yang disebabkan oleh kemajuan teknologi. Beberapa contoh penurunan sikap yang dimaksud adalah :
1.      Sikap acuh tak acuh seorang anak terhadap orang tuanya, karena sibuk dengan gadget dan game.
2.      Kurangnya perhatian ibu terhadap anak, dikarenakan sang ibu terlalu sibuk dengan media sosial yang sedang digandrunginya.

3.      Saling hujat antar pengguna media sosial (netizen) melalui akun Facebook, Instagram atau yang lainnya.
4.      Penghinaan terhadap pemerintah dan ulama melalui media sosial.
5.      Terlalu sibuk bermain Mobile Legend, sehingga membuat malas belajar dan kuliah yang berujung pada ketidak lulusan.

Lima hal diatas adalah beberapa perkara yang akhir-akhir ini marak terjadi pada pengguna media sosial, khususnya anak muda yang  jelas jelas menyimpang dari nilai-nilai adat, adab, dan tatanan yang ada. Pertama, sikap acuh tak acuh seorang anak kepada orang tuanya. Bukankah sikap seperti ini sudah sangat menyimpang dari tatanan yang ada? Karena orang tua sangatlah terhormat dan mulia, baik disisi manusia dan disisi Allah. Bagaimana bisa seorang anak bersikap apatis terhadap orang tuanya yang jelas-jelas paling berjasa dalam hidupnya. Terhadap orang tuanya saja bersikap apatis, apalagi terhadap orang lain. Sedangkan dalam islam telah diperintahkan kepada setiap manusia untuk berbakti dan bersikap baik kepada orang tua, seperti yang difirmankan Allah SWT. dalam surat Al Isra’ ayat 23 :
ÙˆَÙ‚َضَÙ‰ٰ رَبُّÙƒَ Ø£َÙ„َّا تَعْبُدُوا Ø¥ِÙ„َّا Ø¥ِÙŠَّاهُ ÙˆَبِالْÙˆَالِدَÙŠْÙ†ِ Ø¥ِØ­ْسَانًا ۚ

Kedua, kurangnya perhatian seorang ibu kepada anak, dikarenakan ibunya sibuk dengan media sosial yang sedang digandrungi. Sikap ini jelas amat menyimpang. Karena sikap orang tua, sedikit atau banyak pasti ditiru oleh seorang anak. Bagaimana mungkin seorang anak menjadi perhatian dan baik kepada orang tuanya, sedangkan ibunya sendiri sibuk dengan smartphone miliknya. Suatu hal yang  mustahil, seperti kata pepatahbuah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.

Ketiga, saling hujat dan menjatuhkan di akun media sosial yang memilki banyak dampak buruk bagi pihak yang bersangkutan. Alangkah baiknya, jika pihak yang bersangkutan saling bertemu dan membicarakan duduk masalah dengan hati yang lapang, bukan dengan bentuk ujaran kebencian terhadap sesuatu yang belum jelas kebenarannya melalui media sosial. Karena hakikat media sosial di era modern ini adalah alat untuk membangun silaturrahmi jarak yang jauh, bukan untuk memecah belah persaudaraan.

Keempat, penghinaan terhadap pemerintah dan ulama. Sudah tidak diragukan lagi, hal ini sedang marak sekali dikalangan netizen, contohnya membuat gambar bertulisan (meme) dengan objek presiden atau ulama. Hal ini sangat menyimpang adab dan tatanan budaya serta agama. Mencaci sesama teman saja tidak boleh, apalagi seorang santri, yang seharusnya memiliki rasa hormat terhadap guru atau ulama, juga pemerintahan.

Kelima, menyibukkan diri dengan bermain gadget dan game hingga malas dan lupa niat dan kewajiban utama seorang pelajar, malas kuliah, dan berujung pada ketidak lulusan. Hal ini juga sangat menyimpang. Bahkan menurut saya, orang orang seperti diatas telah “berdosa” kepada banyak pihak, antara lain orang tuanya, gurunya, dosa kepada negaranya bagi mahasiswa yang bersekolah diluar negeri, karena Negara telah mengamanahkan kepercayaan padanya sebagai duta bangsa, dan yang terakhir dosa kepada dirinya sendiri, karena telah menyelewengkan niat dan membohongi hati masing-masing.

Itulah beberapa contoh perbuatan kurang baik yang diakibatkan dari penyalahgunaan teknologi modern. Alangkah baiknya kita menjauhi hal-hal yang diatas, dan lebih selektif lagi dalam menggunakan teknologi yang serba canggih pada zaman sekarang, juga tetap menjaga adab serta etika kepada sesama. Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menyikapai teknologi pada masa sekarang ini adalah:

1.      Menggunakan teknologi berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan keinginan.
2.      Memperbanyak membaca buku, daripada membaca potongan kisah atau berita di media sosial.
3.      Memperdalam ilmu agama, sebagai benteng dan pegangan dalam berkehidupan.

Demikianlah yang dapat kami tuliskan, semoga bermanfaat kepada kami khususnya, dan kepada pembaca sekalian umumnya. Kurang lebihnya mohon maaf atas segala khilaf. Semoga Allah menjaga kita semua dari segala hal yang menurut-Nya kurang baik, dan semoga kita dijadikan sebagai hamba yang taat dan patuh terhadap perintah dan larangan-Nya. Aamiin.

Follow Us @soratemplates