September 26, 2018

Pekikan Takbir "Allahu Akbar" Membuka Fakta!





(Ternyata Sayyidina Ali juga Humoris)

Ketika Sayyidina Ali Amirul Mukminin masuk masjid, tiba-tiba ada anak muda menangis tersedu-sedu. Ali-pun bertanya : "apa yang membuatmu menangis? ". Pemuda itu menjawab : "Syuraih memutuskan masalah tidak benar!". Berceritalah pemudah tersebut panjang lebar; begini_sambil menghala nafas­­­­_ayahku kemarin pergi bersama rombongan dengan membawa harta yang cukup banyak, ketika rombongan itu pulang ayahku ternyata tidak bersama mereka, aku-pun terkejut dan bertanya, dimana ayahku? Ayahmu meninggal, kata rombongan itu. Aku-pun bertanya lagi, terus bagaimana dengan harta yang dibawa ayahku? Lah.. ayahmu tidak membawa harta sedikitpun.

Akhirnya aku membawa para rombongan itu pada Syuraih agar diadili. Syuraih menyelidiki mereka dengan bertanya, dimana ayah anak muda ini? Mereka menjawab: mati. Dimana harta yang dibawa? Dia tidak membawa apa-apa. Kemudian mereka bersumpah. Hingga akhirnya Syuraih membuat keputusan yang menguntungkan meraka sendiri, karena saya tidak punya bukti. Begitulah wahai Amirul Mukminin kenapa saya menangis ditempat ini, padahal saya tau kalau ayahku banyak sekali membawa harta.

Ketika Ali selesai mendengar keluh kesah anak muda tersebut, barulah Ali berkata dengan nada teguran pada Syuraih : "Jauh sekali engkau wahai Syuraih! Beginakah engkau memecahkan masalah?”

Ali-pun menunjukkan kecerdasan dan kepiawaiannya dalam menuntaskan masalah dengan cara unik, sulit diterka, lucu dan menggemaskan, menggambarkan beliau sosok yang tidak selalu tegang, terlalu serius mengerutkan dahi tapi justru beliau terkesan homuris pada waktu itu dalam mencari kebenaran dari sebuah masalah yang rumit penuh dengan persekongkolan.

Ali memberi perintah supaya para rombongan tersebut dipisahkan dan kapalanya ditutup dengan sebuah kain. Dan satu-persatu dari meraka dipanggil untuk diinterogasi dengan dihadiri sekumpulan masyarakat. Ali berkata pada masyarakat yang hadir : "nanti kalau saya bertakbir "Allahu Akbar", kalian jangan lupa bertakbir sekeras-kerasnya ya.." mufakat dan konspirasi-pun terjalin antara Ali dan masyarakat.

Satu diantara rombongan masuk ruangan memenuhi panggilan dan ditanya dalam keadaan bungkusan kain dikepalanya dibuka. Hari apa engkau keluar bersama bapak anak muda ini? Hari ini, bulan ini, dan tahun ini. Jawab orang tersebut. Ali bertanya lagi: di tempat mana bapak anak muda ini meninggal? Di daerah fulan. Jawab lagi. Apa penyakitnya, berapa hari yang sakit? Sakitnya begini, dan sakit selama begini (menyebut jumlah harinya). Mati hari apa, siapa yang mengurus jenazahnya, dengan apa ia dikafani, siapa yang mensholati dan siapa mengurus kuburannya? Ia-pun menjawab keselurahan pertanyaan Sayyidina Ali.

Sayyidina Ali memberi perintah supaya kepala lelaki yang sudah diintrogasi ditutup lagi dengan kain yang sudah dipakai dan giring masuk kedalam penjara. Pada moment inilah Sayyidina Ali bertakbir selantang-lantangnya dengan diikuti pekikan takbir jamaah "Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar" hingga kerasnya takbir bersamaan tersebut terdengar keras sekali ditelinga para "rombongan" yang akan diintrogasi selanjutnya, membuat mereka ragu dan bimbang akan pengakuan temannya yang sudah diintrogasi. Takbir "Allahu Akbar" mengesankan kalau yang diintrogasi mengakui kesalahan dan membuka kebenaran fakta.

Tibalah pada sesi introgasi selanjutnya dan memanggil diantara rombongan yang lain. Ia duduk dengan keadaan kain puntup kepala dibuka. Ali-pun bergagas cepat mengeluarkan pertanyaan seakan Ali sudah mengetahui duduk masalahnya dengan suara yang penuh kharisma : "engkau mengira aku tidak mengetahui apa yang kalian lakukan". Dia-pun menjawab terbata-bata, gemetar mengira kalau Ali memang sudah tau fakta sebenarnya : "Wahai Amirul Mukminin, ia saya termasuk diantara kaum yang membunuhnya". Lelaki kedua yang diintrogasi ini mengaku, dan dia dibawa ke penjara dengan disertai pekikan takbir berjamaah membuat semua peserta rombongan yang lain mengakui juga tindak kriminal pembunuhan dan pengambilan harta bapak si anak muda. Bahkan Ali juga memanggil lagi lelaki pertama rombongan yang sudah diintrogasi dengan mengakui kesalahannya.
Begitulah Sayyidina Ali memecahkan permasalahan yang rumit dengan cara yang unik, lucu, menggemasakan dan tepat. Sosok Amirul Mukminin yang dikenal akan keilmuannya dan diakui kepekaannya dalam memutuskan masalah oleh kekasih tercitanya -Sayyidina Muhammad- ternyata juga humoris dalam mencari fakta dibalik konspirasi berjemaah para "romabangan" sebagaimana di muka. Ternyata pekikakan "takbir" mampu mengelabuhi dan membuka fakta.

Oleh: Abdul Adzim HS
Sumber : kitab Ali bin Abi Tholib Hakiman wa Faqihan, karya Dr. Hamid Jamik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates