April 06, 2018

,






















Sebelum anda membaca, tersenyumlah; karena senyum itu ibadah. Pastikan anda berada dalam keadaan mood, Pw, dan sehat walafiat. Takutnya anda tidak kuat seperti mbak Milea, menahan rindu yang semakin membooming dan bikin kaget bang Dilan; sehingga anda males membaca “tulisan balsem” ini sampai selesai, walaupun (seperti balsem) hanya akan membuat anda tercerahkan sebentar kemudian pening lagi… heheheJ

Kepo politik, berarti peduli pada Negara. Walaupun tidak senilai dengan para politisi yang memperjuangkan aspirasi mereka, berada di garda terdepan dalam pembangunan Negara. Tapi setidaknya, kita harus tau kondisi Negara dan berusaha menyumbangkan suara. Sebagai warganya, kita berhak bicara, menjauhi hoax yang menebar kebencian, dan ikut menjaga kelestarian. Dalam kasus penyebaran kebencian dan hoax, MCA (Muslim Cyber Army) diduga adalah dalang di dalamnya yang kemudian menjadi sebuah booming dan bikin kaget…. HeheJ

Di zaman now, masih banyak orang yang gampang percaya dengan hal-hal  yang booming itu, suka kaget dan tak mau menelisik ulang. Sehingga, menuai kebencian pada politik dan rusaknya ideology masyarakat. Namun, memang setelah politik itu menjadi politik kekuasaan, seseorang menjadi pejabat dan mendapatkan sumber daya ekonomi dan lain-lain, timbul persepsi dalam masyarakat bahwa politik itu harus dibenci dan dijauhi.

Nah, dari persepsi yang demikian, kita perlu mengubahnya dan meyakini bahwa kita tidak bisa lepas dari politik; karena telah kita rasakan besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, walaupun politik bukanlah hal yang serba suci. Kita tahu bahwa negara ini didirikan oleh para politisi, bukan oleh mereka yang diam dan hanya mencaci-maki. Sebagai pemuda yang berapi-api, kita harus tetap menjaga anggapan bahwa politik itu suci dan mulia dalam esensinya, karena dari sanalah aspirasi kita diperjuangkan dan ditegakkan. Segala hal yang bersangkutan dengan kebaikan negara, para politisilah yang menanganinya.

Maka dari itu,  sebagai warga negara yang mencintai (cinta: menjaga keindahannya, tetap cemerlang dan menjauhkannya dari keburukan) wathon (tanah air), kita wajib mempertahankan politik tetap mulia dan tidak hanya didominasi kekuasaan, namun juga pengetahuan, kesadaran, idealisme, dan cita-cita yang tinggi. Sehingga, politik tidak kotor dan menjadi tak sedap di mata masyarakat.

Di Mesir, kita akan melihat politik pemerintahan yang berperan didalamnya ulama-ulama Al-Azhar dan memiliki peranan penting di dalamnya. Ini dimaksudkan untuk dapat memperbaiki perpolitikan itu sendiri secara langsung, walaupun pernah seorang presiden disana mengatakan bahwa agama dan politik adalah hal yang bertolak belakang; karena agama mengajak pada kemaslahatan, dan sebagian politisi dalam realitanya bertolak belakang dengan itu. Sehingga, muncullah perkataan “jangan bawa-bawa agama dalam berpolitik”. Dan sekali lagi, kata ini menjadi sebuah booming di Negara kita dan merusak pola pikir masyarakat. Sehingga jika seorang ulama dekat dengan perpolitikan, maka dianggap tak lagi berwibawa dan dijauhinya.

Baru-baru ini ada perkataan lama yang kembali diulas yaitu “politik itu candu”, yang menurut penulis, istilah ini hanyalah sebuah kesederhanaan yang diambil sudutnya, dengan sudut pandang yang (kurang) pas, namun menjadi sebuah boming dan bikin kaget (katapakjokowi).... hehe.. J

Berbeda jika kata candu itu disematkan pada politisi yang terjangkit penyakit “narsisme politik”. Orang yang narsisme politik akan menjadi seorang diktator yang ingin terus berkuasa, dan terus-menerus memoles citra dirinya, sehingga timbul candu kekuasaan. Akan sangat mengerikan jika para penguasa dalam berbagai ranah sosial dan politik dirasuki penyakit narsisme dan candu kekuasaan. Demokrasi hanya akan menjadi jalan untuk berkuasa, dan harta Negara dikeruk dari dalam sehingga perlahan akan menghancurkannya secaradiam-diam.

Hal demikian itu telah kita lihat sendiri, banyaknya figur politik yang menoreh tinta merah dalam dunia politik yang membuat rakyat apatis dengan hal-hal yang berbau politik serta tak percaya lagi dengan hukum-hukum di Indonesia. Seperti contoh kasus di era pak jokowi yang jadi booming dan bikin kaget, yaitu kasus Setya Novanto yang kasusnya dibuat lelet dan berlarut-larut, walaupun bukti korupsinya sudah real dan tak terbantahkan di mata umum. Atau kasus “Mahar Politik” yang pernah menjadi topik hangat dalam Cator Semoh (baca: Madura) di FOSIKBA yang juga pernah menjadi sebuah booming dan agak bikin kaget, ditambah ada yang lebih bikin kaget lagi, yaitu kasus bertebarannya orang gila pembunuh ulama yang  sampai saat ini masih menjadi sebuah boomingdan bikin kaget.... J

Dari kejadian tersebut, jangan lantas kita terburu-buru mengambil kesimpulan, bahwa politik itu merusak dan menghancurkan, akan tetapi bagaimana cara kita membantu politik pemerintahan itu kembali pada esensi dibentuknya. Karena sejatinya, politik adalah media untuk pengabdian bersama menuju kesejahteraan, bukan untuk meraih kekuasaan dan bermanis-manis dengan pencitraan, menjadikannya sebuah (kesederhanaan yang diambil dari sudutnya, dari sudut pandang kamera yang pas, sehingga,  semuanya, apa....? kaget dan menjadi sebuah booming…. J) penyakit narsisme politik.

Seorang pemimpin harus membangun kemurnian dan keteguhan hati untuk mengabdi, dan memahami kekuasaan sebagai wadah aktualisasi diri dalam memberikan pengabdian dan pelayanan kepada rakyat. Begitu pun rakyat harus berpartisipasi, menegur dan mencari solusi untuk kemaslahatan bersama. Diam tak selamanya emas, seperti kata penulis sebelumnya (penulis “diam itu emas”), namun diam juga akan menjadikan kita “setan yang membisu” seperti istilah dari Prof. Quraisy Shihab. Penulis tafsir al-Misbah yang juga Fans Real Madrid ini, menyematkan istilah tersebut pada orang yang memiliki kemampuan untuk menegur dan mencegah kemunkaran, akan tetapi enggan untuk melakukan. Beliau mengutip perkataan sosiolog, bahwa diam melihat hal yang buruk, bisa menjadikan keburukan itu dianggap baik oleh masyarakat. Begitu pun sebaliknya, jika kebaikan sudah jarang dilakukan maka akan dinilai oleh masyarakat sebagai keburukan.

            Sebagai pemuda pemilik masa depan bangsa, marilah kita berupaya membantu, berpartisipasi, membangun, mengoreksi, dan ikut menjadi bagian dalam terbentuknya politik pemerintahan yang baik, serta menjauhkannya dari hal-hal yang dinilai buruk oleh hati nurani kita. Semoga tulisan yang penuh kesederhanaan ini (yang menurut saya, diambil dari sudut pandang yang pas) tidak menjadikan anda kaget dan menjadi sebuah BOOMING, sehingga semuanya..... Apa? Mengkritik negatif tak membangun, dan hanya memberatkan, seperti pengorbanan Aisha untuk Fachry—pen.--. Heheh,...:)JJ
Oleh: Ramzy Ridha--2R (baca: TU A)

April 01, 2018

,



















Tidak diragukan lagi bahwa dalam diri seseorang terdapat jati diri yang berbeda-beda. Jati diri merupakan sesuatu keadaan khusus seseorang yang subtansinya muncul dari memori dan emosional seseorang. Jati diri inilah yang membawa sebuah kepribadian yang berbeda satu sama lainnya dengan dipengaruhi lingkungan yang berbeda, baik dari  insting, adat, kebiasaan, bahkan keyakinan. Dan hal tersebut menjadi elemen terpenting dalam kesadaran perjalanan hidup kita.

Kita selalu merasakan jati diri itu dalam berbagai kehidupan yang kita lalui dan di setiap  lembaran hidup yang kita alami. Bahkan kita merasakan yang aneh pada jati diri kita itu sendiri tatkala sedang mengalami suatu hal pada posisi tertentu.

Jati diri mempunyai tekad yang membawa pemiliknya akan selalu berbeda dengan keribadian yang lain. Oleh karena itu sangatah penting jati diri ini diperhatikan dan dibawa pada posisi yang lebih baik. Menjadi suatu keharusan bagi sebagian orang yang hanya membawa jati diri pada posisi yang negatif untuk merubahnya pada jati diri yang positif.

Namun Jati diri seseorang tidaklah terlepas dari pengaruh lingkungan yang membentuk sebuah kepribadian sesorang, mulai dari watak, cara berpikir, dan sebagainya. Sangatlah penting kiranya kita harus memerhatikan lingkungan yang kita hadapi sekarang, karena lingkungan mempunyai pengaruh besar dalam mencetak kepribadian yang hebat dan juga memberi dampak yang hebat pula untuk membahayakan kepribadian seseorang.

Inilah yang harus terbayang dibenak kita, sejauh mana jati diri kita terpengaruh oleh lingkungan, ataukah mempengaruhinya, dalam artian kita terpengaruh apa mempengaruhi? Menjadi pertanyaan besar untuk diri seseorang akan lingkungan yang ia hadapi sekarang. Kita tidak harus melarikan diri dari lingkungan, akan tetapi bagaimana caranya kita menjadikan lingkungan itu berlutut pada diri kita. Mungkin ini hanya sekedar pelampiasan dari jati diri Penulis yang tidak luput dari kesalahan dan ketidaksadaran akan dirinya. Waallahu a`lam


Oleh: Rafa



,
























Aurat adalah sesuatu yang terbuka, bersifat cacat, aib dan memalukan. Bagi perempuan muslimah menutup aurat menjadi sebuah kewajiban yang harus dijalankan sesuai syariat islam. Selain itu menutup aurat juga menimbulkan rasa aman untuk melindungi diri, juga membantu lawan jenis dalam menjaga pandangannya. Lalu bagaimana menurut pandangan agama mengenai seorang perempuan menutup aurat dengan cara mereka sendiri yang sudah nampak jelas keluar dari rambu-rambu sebagaimana yang di syariatkan dalam islam? Benarkah di era yang semakin fashionable menutup aurat sudah menjadi embrio- embrio yang semakin tumbuh pesat dikalangan perempuan-perempuan muslimah?

Dengan adanya perkembangan zaman yang semakin maju hal ini membuat revolusi baru terhadap pakaian seorang muslimah menjadi mode atau fashion yang sangat pesat dan banyak diminati. Tidak tanggung-tanggung para kaum perempuan yang semula terbiasa dengan pakaian-pakaian terbuka dengan mudah memutuskan hijrah, padahal bagi mereka dulu menutup aurat seperti memakai pakaian muslimah dianggap sebagai sesuatu yang kuno dan tidak trendi. Hal tersebut juga karena di era masanya, perempuan muslimah tidak di anggap menarik (identik dengan pakaian sederhana) akan tetapi masih sesuai dengan syariat islam. Relovusi baru di dunia fashion pakaian muslimah, membuat para desainer berlomba-lomba memamerkan hasil kreasi intelektualnya dalam bentuk pemasaran dan penjualan secara signifikan yang sangat laris drastis. Kalau boleh saya katakan kaum perempuan muslimah masa kini itu kayak ada hawa-hawa ingin dikatakan perempuan muslimah zaman now, bahasa gaulnya sok trendi gitu. Yang tidak habis pikir emak-emaknya malah juga ikut-ikutan. Waduh ketinggalan zaman buk!!.

Sebagaimana yang sudah kita ketahui bersama bahwa menutup aurat adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah terutama perempuan. Dan perintah menutup aurat ini sudah sangat jelas dalam salah satu firman Allah:

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka !” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [al-Ahzâb/33:59]

Dan dalam salah satu hadits shahih juga disebutkan:

Wahai Asma ! Sesungguhnya wanita jika sudah baligh maka tidak boleh nampak dari anggota badannya kecuali ini dan ini (beliau mengisyaratkan ke muka dan telapak tangan). (HR. Abu Dâwud)

Persoalan menutup aurat sebenarnya  sudah bukan menjadi pembahasan menarik, mengingat sudah banyak dalil-dalil atas ketetapan masalah hijab itu sendiri. Akan tetapi masalah yang sedang trending dikalangan kita, yakni terdapat beberapa kesalahan dalam menutup aurat akibat dari dampak mode tren fashion yang hanya mementingkan model tanpa disandarkan pada syariat-syariat dalam islam, seperti busana muslimah yang tidak sempurna menutup aurat karena terdapat celah-celah, ketat dan transparan. Dan hal ini sangat erat dengan endapan-endapan mudlarat yang sudah menyimpang dari kategori pakaian muslimah yang harus longgar dan tidak menampakkan lekuk tubuh.

Mengutip sedikit kalimat seorang penulis sekaligus dai yang tak etis jika saya sebut namanya. Beliau berkata:

“Hijab gaul lah, hijab trendi lah, hijab modis lah, hijab punuk untalah, hijab punuk kucing lah, Semua itu Fashion. Fashion diciptakan bukan untuk fungsi tapi untuk estetika, dirancang bukan untuk melindungi keindahan tetapi untuk mengekspose keindahan”. Jika kita flash back terhadapat sejarah di jazirah arab yang notabeninya sebagai rujukan utama orang-orang muslim di luar arab, hijab tidak lain hanya semata mata printah yang fungsinya tidak lain hanya untuk kemaslahatan bagi kaum hawa, yang sifatnya begitu sangat sederhana dan sangat minimalis.

Adapun perempuan muslimah menyikapi menutup aurat dengan berbagai variasi seperti niqab, hijab, tudung dan khimar. Semua dalam kapasitas mengekspresikan menutup aurat sesuai pandangan personal. Namun tetap saja dalam sebuah persepsi yang disandarkan pada masing-masing personal tidaklah membuat salah kaprah dan menyimpang dari batasan-batasan yang disyariatkan dalam agama. Karena sejatinya menutup aurat dengan benar merupakan simbolis seorang muslimah yang bersungguh-sungguh dalam menjaga kehormatan dan keimanannya. Bukan hanya menjadi budak dari sebuah tren fashion yang membodohkan sehingga tanpa disadari telah menodai kehormatan sendiri. Untuk itu cerdaslah menjadi muslimah dalam memilah dan memilih sebuah pakaian semisal baju longgar, kain tidak transparan, tidak ketat nyaman dan layak dipakai. Tapi jangan memakai mukennah juga ya!!hehe, karena sekalipun menutup aurat hal tersebut lebih bagusnya dipakai untuk sholat. Dan seandainya emang sudah tidak memiliki pakaian yang memadai lagi, seperti rok sobek sana sini yang katanya rok kekinian minian, ya wes terpaksa harus pakai mukennah aja (yang ini guyon).


Oleh: Fahasbu

Maret 28, 2018

,






















Marah merupakan sifat yang diberikan Allah SWT kepada manusia, marah merupakan tabiat atau kebiasaan yang tidak hilang dari prilaku manusia. Marah yang tercela adalah marah sebagai tindakan balas dendam demi dirinya sendiri. Allah swt berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.  العمران ١٣٤.
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134).

Dari ayat di atas Allah menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang termasuk Ahli surga, diantaranya adalah orang yang mampu menahan amarahnya ketika marah,  dan selalu memaafkan kesalahan orang lain. Banyak sekali riwayat yang menjelaskan tentang marah, diantaranya :

Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ليس الشديد بالصرعة، إنماالشديدالذي يملك نفسه عندالغضب. متفق عليه.
Orang yang kuat bukanlah dengan bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”

Sebelum membahas lebih memdalam mengenai sifat marah, alangkah baiknya kita mengetahui definisi sifat marah itu sendiri.

Apasih marah itu ...???

Ada beberapa pengertian marah menurut beberapa ulama diantaranya Imam al-Jurjani:

وقال الجرجاني: الغضب هو تغيريحصل عندغليان دم القلب، ليحصل عنه التشفي للصدر.
"Marah ialah perubahan yang terjadi ketika darah dalam hati bergejolak untuk melampiaskan dendam di hati".

Sebagian ulama mengatakan :

هوغليان دم القلب، طلبا لدفع المؤذي عند خشية وقوعه، أوطلبًا للانتقام ممن حصل له منه الأذى بعد وقوعه.
"Marah ialah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang yang menimpakan gangguan padanya".

Dari pengertian di atas pada dasarnya marah itu adalah sifat negatif, hampir semua orang tak suka pada orang yang memiliki sifat tersebut, begitu pula sebaliknya, orang lebih menyukai orang yang memiliki sifat pemaaf. tetapi ada juga marah yang bersifat positif bahkan merupakan keharusan.

Marah yang dilarang adalah marah yang dilatar belakangi oleh hawa nafsu, dendam, egoisme, fanatik buta. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan fikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diinginkan. Rasulpun sangat mewanti-wanti kita untuk mengendalikan amarah, seperti sabda Nabi :

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم : أوصني، قال : لاتغضب.  فردد مرارا؛ قال : لاتغضب. رواه البخاري.
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu a'nhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “ janganlah kamu marah !” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu marah!” HR Bukhari.

Allah swt berfirman:

ولولادفع الله الناس بعضهم ببعض لفسدت الأرض ولكن الله ذوفضل على العالمين. البقرة ٢٥١.
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” [Al-Baqarah 251].

Rasulullah bersabda :

لاتغضب ولك الجنة.
"Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga".

Juga, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

من كظم غيظا وهوقادرعلى أن ينفذه دعاه الله عزوجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره الله من الحورالعين ماشاء.
"Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, maka pada hari Kiamat Allah  akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai".

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إذاغضب أحدكم فليسكت. رواه البخاري.
"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam". HR Bukhari.

Adapun marah yang diperbolehkan ialah marah yang positif, yaitu marah karena Allah swt seperti kita marah terhadap musuh-musuhNya dari golongan Yahudi dan Nasrani, baik orang-orang kafir dan munafik. Marah yang terpuji jika motivasinya karena Allah tatkala aturan-aturan Allah dihina, seperti marahnya Nabi Musa as setelah kepergian Nabi Musa ke gunung Thur kemudian ummatnya membuat anak lembu yang terbuat dari emas lalu mereka jadikan sebagai sesembahan.

Hal terpenting yang harus kita tanamkan adalah mencintai karena Allah dan jika terpaksa kita marah, maka marahlah juga karena Allah.
Rasulullah SAW. bersabda:

الحب في الله والبغض في الله.
"Mencintai karena Allah dan marah karena Allah".

Wallahu A'lam.

Oleh: Zain Jakfar


Maret 27, 2018

,
























Pendidikan merupakan agenda yang strategis dari sekian banyak agenda dalam mewujudkan bangsa yang maju. Sektor pendidikan selalu menyita banyak perhatian bangsa. Karena sektor ini mampu menggerakkan sektor-sektor yang lain, dan selalu memberi banyak kontribusi bagi bangsa, serta sebagai penentu dari kemajuan bangsa dimasa depan.

Dengan demikian sebelum memperhatikan sektor-sektor yang lain, maka sektor pendidikan yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Bagaimana mungkin tanpa pendidikan yang bermutu akan mampu memajukan ekonomi bangsa, pembangunan, pemerintahan, dan lain-lain.

Mungkin tidak berlebihan jika pendidikan disebut sebagai investasi masa depan. Jika kita menilik kembali sejarah Islam. Puncak kegemilangan kepemerintahan Islam tercapai pada masa Dinasti Abbasiyah. Kemajuan pada masa itu  terdorong dari kemajuan di sektor pendidikan, terlebih pemerintah pada saat itu sangat memperhatikan sektor pendidikan, dan banyak dana yang disalurkan ke sektor tersebut, serta pula didukung oleh penerjemahan literatur-literatur Bahasa Persia dan Yunani ke Bahasa Arab; Sehingga kemajuan di bidang pendidikan pada masa itu sangat tampak.

Tidak hanya stagnan di bidang pendidikan saja, kemajuan pada masa Dinasti Abbasiyah juga terasa di beberapa bidang yang lain, seperti: kemajuan di bidang ekonomi, pembangunan, kedokteran, pemerintahan, dll. Hal tersebut ditandai dengan munculnya cendekiawan-cendekiawan muslim yang kompeten di bidang-bidang tersebut. Dan keilmuan-keilmuan yang berkembang pada masa itu masih tetap terasa hingga sekarang, dan selalu dikembangkan dari masa ke masa. Semua kegemilangan pada masa itu semakin menegaskan bahwa begitu penting dan besarnya pengaruh pendidikan terhadap kemajuan bangsa.

Berkenaan dengan penilaian kemajuan bangsa, pada awalnya kebanyakan dari masyarakat menilai bangsa yang maju dari segi pembangunan atau sumber daya alamnya. Namun pada abad ke-21 ini pandangan masyarakat mulai berpindah terhadap penilaian dari segi sumber daya manusianya. Karena tanpa didukung oleh SDM yang berkualitas, maka pembangunan dan SDA tidak akan terorganisir dengan baik. Dan salah satu bagian dalam mewujudkan SDM yang berkualitas yaitu harus ditopang dengan pendidikan yang berkualitas.

Sumber daya alam juga bagian dari penunjang kemajuan bangsa. Kita tidak bisa menutup mata atas ketersediaan hal tersebut, karena SDA juga bagian dari unsur dalam memajukan di sektor ekonomi dan sektor yang lain. Namun SDA bukan dari segalanya sebagai barometer kemajuan, karena SDA akan berkurang dan punah dengan beriringnya waktu berlalu. Beda halnya dengan sumber daya manusia, yang kualitas dan keilmuannya terus mengalir dan semakin berkembang dari masa ke masa, yakni dengan cara mentransformasi keilmuan ke generasi selanjutnya. Maka dari itu, untuk memanfaatkan dan memenej SDA dengan baik, dibutuhkan pendidikan yang bermutu.

Jika kita sebagai pelajar yang ingin memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa, maka kita harus bisa membangun dasar-dasar pendidikan yang baik, karena hal tersebut diharapkan dapat berkontribusi di bidang-bidang yang lain.

Tulisan ini kami buat untuk menyadarkan seseorang yang menganggap pendidikan hanya sebagai formalitas saja, yang menurutnya pendidikan bukanlah hal yang penting, dan tidak akan memberikan dampak besar bagi kehidupan. Dan tentunya tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan di sana-sini, serta penggunaan kata yang kurang tepat. Maka dari itu, dengan senang hati kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Meski demikian, besar harapan dari kami semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan bisa berkontribusi dalam memajukan bangsa.


Oleh: Hafidz Riyadi

Follow Us @soratemplates