Maret 28, 2018

BOLEHKAH KITA MARAH?























Marah merupakan sifat yang diberikan Allah SWT kepada manusia, marah merupakan tabiat atau kebiasaan yang tidak hilang dari prilaku manusia. Marah yang tercela adalah marah sebagai tindakan balas dendam demi dirinya sendiri. Allah swt berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.  العمران ١٣٤.
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134).

Dari ayat di atas Allah menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang termasuk Ahli surga, diantaranya adalah orang yang mampu menahan amarahnya ketika marah,  dan selalu memaafkan kesalahan orang lain. Banyak sekali riwayat yang menjelaskan tentang marah, diantaranya :

Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ليس الشديد بالصرعة، إنماالشديدالذي يملك نفسه عندالغضب. متفق عليه.
Orang yang kuat bukanlah dengan bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”

Sebelum membahas lebih memdalam mengenai sifat marah, alangkah baiknya kita mengetahui definisi sifat marah itu sendiri.

Apasih marah itu ...???

Ada beberapa pengertian marah menurut beberapa ulama diantaranya Imam al-Jurjani:

وقال الجرجاني: الغضب هو تغيريحصل عندغليان دم القلب، ليحصل عنه التشفي للصدر.
"Marah ialah perubahan yang terjadi ketika darah dalam hati bergejolak untuk melampiaskan dendam di hati".

Sebagian ulama mengatakan :

هوغليان دم القلب، طلبا لدفع المؤذي عند خشية وقوعه، أوطلبًا للانتقام ممن حصل له منه الأذى بعد وقوعه.
"Marah ialah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang yang menimpakan gangguan padanya".

Dari pengertian di atas pada dasarnya marah itu adalah sifat negatif, hampir semua orang tak suka pada orang yang memiliki sifat tersebut, begitu pula sebaliknya, orang lebih menyukai orang yang memiliki sifat pemaaf. tetapi ada juga marah yang bersifat positif bahkan merupakan keharusan.

Marah yang dilarang adalah marah yang dilatar belakangi oleh hawa nafsu, dendam, egoisme, fanatik buta. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan fikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diinginkan. Rasulpun sangat mewanti-wanti kita untuk mengendalikan amarah, seperti sabda Nabi :

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم : أوصني، قال : لاتغضب.  فردد مرارا؛ قال : لاتغضب. رواه البخاري.
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu a'nhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “ janganlah kamu marah !” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu marah!” HR Bukhari.

Allah swt berfirman:

ولولادفع الله الناس بعضهم ببعض لفسدت الأرض ولكن الله ذوفضل على العالمين. البقرة ٢٥١.
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” [Al-Baqarah 251].

Rasulullah bersabda :

لاتغضب ولك الجنة.
"Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga".

Juga, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

من كظم غيظا وهوقادرعلى أن ينفذه دعاه الله عزوجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره الله من الحورالعين ماشاء.
"Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, maka pada hari Kiamat Allah  akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai".

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إذاغضب أحدكم فليسكت. رواه البخاري.
"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam". HR Bukhari.

Adapun marah yang diperbolehkan ialah marah yang positif, yaitu marah karena Allah swt seperti kita marah terhadap musuh-musuhNya dari golongan Yahudi dan Nasrani, baik orang-orang kafir dan munafik. Marah yang terpuji jika motivasinya karena Allah tatkala aturan-aturan Allah dihina, seperti marahnya Nabi Musa as setelah kepergian Nabi Musa ke gunung Thur kemudian ummatnya membuat anak lembu yang terbuat dari emas lalu mereka jadikan sebagai sesembahan.

Hal terpenting yang harus kita tanamkan adalah mencintai karena Allah dan jika terpaksa kita marah, maka marahlah juga karena Allah.
Rasulullah SAW. bersabda:

الحب في الله والبغض في الله.
"Mencintai karena Allah dan marah karena Allah".

Wallahu A'lam.

Oleh: Zain Jakfar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates