Juli 30, 2018

Dua Merpati






Episode 2

Bersama rombongan pasukan Islam yang dipimpin Qais mereka diantarkan pulang. Ditengah perjalan, tibalah waktu dzuhur. Mereka beristirahat sejenak untuk melaksanakan shalat dzuhur yang dipimpin oleh pemimpin pasukan.

“Allahu Akbar” suara takbir menggema, menyentak keras perasaan Maria yang sedang memerhatikan mereka, bergetar hatinya mendengar gemaan takbir yang dilantukkan setiap kali pindah gerakan. Entah apa yang dirasakannya saat itu, yang jelas kalimat itu mampu membuat hatinya tertegun sekaligus terombang-ambing perasaan tak menentu.

“ Apa yang mereka ucapkan itu, dan kembali diucapkan setiap pindah gerakan? “ tanyanya kemudian terhadap pendeta Syata yang berada didekatnya, yang juga sebagai tahanan.

Diluar dugaan, dengan penuh kejujuran pendeta non Muslim ini menjelaskan:
“ itu adalah kalimat untuk memulai ibadah mereka yang disebut Shalat. Seolah-olah dengan kalimat itu mereka menegaskan pada masa bahwa mereka tidak sedang berada di masa tersebut dan tidak sedang berada di dunia, seolah mereka mengatakan bahwa mereka sedang berada di hadapan Dzat yang lebih besar dari segala Wujud. Ketika mereka menyatakan kepergian mereka pada waktu, berikut konflik dan syahwat yang ada di dalamnya, berarti mereka telah memasuki ibadah (Shalat) mereka. Seolah-olah mereka menghapuskan dunia ini dari diri mereka untuk sesaat atau beberapa saat. Caranya dengan mentransendensikan diri mereka atasnya. Perhatikan, bukankah engkau menyaksikan bagaimana kalimat tersebut telah menyihir mereka. Dalam shalat, mereka tidak menoleh pada apapun, mereka begitu tenang, mereka berubah dari kondisi sebelumnya. Mereka sangat khusyu`, seperti khusyuknya para filosof besar saat termenung.”

“sungguh indah filosofi kalimat itu. Buku-buku dan teori-teori telah kelelahan untuk membuat penduduk bumi  merasakan ketenangan dari Pencipta semesta, namun kemudian datanglah Gereja-gereja sebagai tempat ibadah, yang katanya untuk mensaranai orang-orang yang butuh ketenangan menghadap Tuhan. Tempat yang dipenuhi patung-patung dan gambar-gambar sebagai media untuk menyampaikan wahyu-wahyu Tuhan agar merasakan ketenangan dengan doktriin yang dikamuflase. Dengan itu mereka melakukan misi demi keuntungan pribadi. Layaknya dia seorang yang memberi arak pada engkau yang telah dibuat candu. Jika dia tidak memberimu arak, maka kau akan merasakan sensasi diatas fantasi. Seperti itulah mereka membungkus kelezatan dengan nikmat yang mematikan. Lalu siapa yang bisa membawa gerejanya (tempat ibadah) kemana-mana seperti halnya mereka orang-orang islam yang bahkan diatas keledai dan kuda mereka?”. Ungkap Maria dengan penuh kekaguman sambil memerhatikan gerakan shalat pasukan muslimin di depannya.

“ Engkau benar, Maria..” tanggap sang puteri, Armanusya.

“ Gereja tak lain seperti sebuah taman bunga yang dibuat di suatu tempat. Keindahannya terbatas tempat. Dan menikmatinya juga harus bertempat. Sungguh nyaris tidak bisa di dapatkan Wahyu dan Tuhan kecuali di tempat itu. Gereja hanyalah gedung persegi yang mempunyai empat sisi tembok. Sedangkan mereka orang islam bahkan di empat penujuru arah dia bisa beribadah, merasakan ketenangan dan menemukan Tuhannya” ungkapnya dengan penuh ketulusan.

  “ dan ketika mereka sedang shalat, dan pada saat itu dunia telah ditaklukkan lalu  mereka tergiur dan condong terhadapnya, maka sejatinya eksistensi dari shalat pada waktu itu tidak lagi mereka dapatkan “ pendeta Syata yang berada di sampingnya menjelaskan.

“ apakah mereka akan menaklukan dunia?” tanya Maria penasaran.

“ bagaimana Dunia tidak akan ditaklukkan, sedangkan mereka datang bukan untuk memerangi dan bukan karena urusan duniawi. Mereka datang untuk memerangi segala macam kedzaliman dan kesesatan. Mereka datang dari padang pasir yang gersang dengan watak dan fisik yang kuat seperti badai topan yang teguh tegak dalam tinggi panjangnya “. Jawab sang pendeta.

“Demi Tuhan, lagi-lagi kita bertiga seolah berada di agama Amr bin Ash”. Decak kagum Maria tidak dapat lagi dibendung.

Oleh : Ahmad Mahfudz Arief

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates