Maret 17, 2020

Surat Terbuka Untuk Corona

Oleh: Zis Hakim 

Na, sebelum aku mengenalmu. 
Aku bersama damai, aku mampu menyelesaikan semua urusan, dunia adalah milikku, segala kebutuhan ada di tanganku. 
Aku biasa mengatakan hitam sebagai putih atau putih sebagai warna yang lain, hanya agar aku sampai pada ingin.
Na, kamu berhasil membuatku untuk tidak percaya kepada diriku. Tak lagi berakidah bahwa dunia adalah segalanya.
Ada yang tak bisa sepenuhnya kucerna.
Ada yang tak bisa ku pahami secara sempurna.

Na, sebelum kamu terkenal dan ratingmu melambung melebihi artis papan atas, aku masih menyembah diri sendiri. Membenci yang tak sepaham, menyalahkan yang sekiranya mengancam, atau membahayakan, membunuh segala  yang buat kedudukan tergoncang.
Aku usir siapapun yang tak aku suka; tanah, air, api, bahkan angin.
Iya, Na, semuanya tidak lain hanya demi menaati sang ingin.

Tahun 2020 ini adalah milikmu Na, semua orang mendzikirkan namamu.
Mereka yang biasa ngantor di sawah atau yang biasa membajak gedung-gedung tinggi atau mereka yang bahkan tidak peduli pada teman sekarirmu atau bahkan anak kecil yang serius main robot-robotan pun tahu Na, tahu bahwa kamu ada, menggerutu lalu mendukungmu untuk tiada.

Aku mendawamkan takut yang khusyuk malah kepadamu, aku menghayati khawatir untuk tidak berhasil malah karenamu, aku lupa diriku, aku acuhkan tuhanku, aku malah ingat dirimu.

Na, mewakili seluruh penduduk bumi aku harap kau mengerti, bahwa hadirmu tak membuat kami menjadi lebih baik lagi.
Cukup Na, kami ingin sekolah, ingin kuliah, ingin belajar, ingin menjalani semuanya dengan wajar. Na, seharusnya tak perlu lagi ada korban, jika memang kau diciptakan oleh Tuhan.

Kairo, 14/02/2020

3 komentar:

Follow Us @soratemplates