Dalam kehidupan yang sebentar ini, kita dituntut untuk
selalu berprilaku baik dalam segala aspek, baik itu dari segi tingkah maupun
kata. Dan juga kita dituntut untuk selalu membantu sesama dalam hal kebaikan di
manapun kita berada.
Sebagai manusia kita selalu membutuhkan satu sama lain
dalam mencapai tujuan kita masing-masing. Maka dari itu, kehidupan tidak akan
lepas dari intraksi sosial. Baik itu dengan keluarga ataupun masyarakat. Karena,
hidup bersosial adalah sebuah fitrah dan keniscayaan bagi umat manusia untuk memudahkan
mereka dalam memenuhi segala kebutuhannya. Seperti kebutuhan primer, sekunder,
jasmani dan rohani.
Hal ini juga di singgung oleh Ibnu Khaldun dalam
beberapa statemennya dalam membangun sebuah peradapan, "Ketahuilah! Sesungguhnya
kehidupan bersosial adalah suatu kebutuhan bagi umat manusia". Hal ini
membuktikan bahwa manusia tidak bisa lepas dari yang namanya bersosial dalam menjalani lembaran harinya.
Keharusan manusia bersosial ini bisa kita lihat dalam
perjalanan mereka yang selalu membentuk sebuah komonitas. Mulai dari komonitas
kecil yang meliputi keluarga, terus ke komonitas kabilah, masyarakt hingga terbentuklah
bangsa atau negara.
Sebenarnya
kalau kita cermati lebih teliti hikmah di balik keharusan manusia untuk hidup
bersosial yang terjadi sejak manusia pertama diciptakan adalah, manusia tidak
bisa hidup secara individu dan mengerjakan semua pekerjaan tanpa bantuan dari
orang lain karena mereka adalah makhluq lemah. Mungkin ini selaras dengan firman
Sang Maha Pencipta dalam surah al-nisa :28
وخلق اﻹنسان ضعيفا
“Karen manusia
diciptakan (bersifat) lemah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar