April 18, 2015

Penjual Adalah Raja


Oleh; Suhardi Junaidi, Lc

Pagi itu  hawa di Giza terasa dingin, ditambah lagi anginnya yang lirih menamabah suasana sungai Nil semakin terasa makin indah, di samping sungai Nil itu terlihat seorang kakek tua berpakaian lusuh berdiri di samping gerobak yang berisi buah jeruk. Jeruk-jeruk itu tertata rapi bak Piramida nan indah, warnanya pun juga merah-merah. Semua orang yang melihatnya pasti akan tergoda dan ingin membelinya, begitu pula Farhan yang juga langsung tertarik ingin membelinya karena Farhan yakin kalau jeruk-jeruk itu bagus dan manis.

Lalu tanpa berpikir panjang Farhan hampiri kakek itu, “Ammo, aku beli dua kilo.” Ucap Farhan  pada kakek itu. Seketika kekek tua itu mengambil jeruk dan menimbangnya, namun yang ditimbang jeruk-jeruknya jelek dan kelihatan kering, berbeda dengan buah yang tertata rapi dan bagus-bagus itu. Ternyata dia mengambil jeruk dari belakang jeruk yang bagus-bagus itu. dia sengaja memamerkan jeruk-jeruk yang bagus untuk menarik pembeli, dan dibalik itu dia simpan jeruk yang  jelek bahkan busuk, dan itu yang diberikan ke pembeli.

 Itu cara sebagian penjual buah yang licik, dia menaruh buah-buahan yang bagus dan menatanya dengan rapi untuk menarik pembeli, lalu yang jelek-jelek disimpan di belakang, dan itu yang akan dikasih kepada pembeli. Banyak sekali yang tertipu dengan cara seperti itu, seperti yang terjadi pada kawannya Farhan, Yanto. Dia berkisah, ketika dia berjalan santai melintasi pasar Hay 10, mahasiswa asal madura itu melihat buah jambu biji yang tertata rapi dan bagus-bagus, dia langsung tertarik dan tanpa ragu dia membelinya sebagai oleh-oleh ke rumah temannya, FOSIKBA. Namun tataan indah itu hanya buat penarik perhatian saja, pasalnya setelah dia membelinya ternyata diberi yang sudah bonyok dan hampir semuanya tidak bisa dimakan.

Di mesir, penjual buah memang bermacam-macam, ada yang memperbolehkan memilih dan ada juga yang tidak memperbolehkannya. Seperti yang pernah dialami temanku Doni, dia menuturkan dia ingin membeli jeruk dan ingin memilih sendiri namu penjualnya keberatan dan langsung mengusirnya “Pergi, pergi tidak usah beli.” Usir penjual itu sambil menggerak-gerakkan tangannya. Temanku itu langsung pergi dengan perasaan kesal terhadap tingkah penjual tadi.

Pada malam itu aku lagi duduk santai di atas kasur sambil mengotak-atik laptop, tiba-tiba saja temanku, Bakhtiar memanggilku dan teman sekamarku untuk makan jeruk bersama. Aku dan temankupun beranjak menghampirinya di ruang depan, sayang sekali ternyata jeruknya bonyok semua dan ditambah lagi dengan rasanya yang kecut. “Wahh, kok bonyok jeruknya, Bang,” Ungkapku sambil mengerutkan kening. Karena, jeruk yang lagi aku makan itu terasa kecut. Dia baru tau kalau jeruk yang dia beli jelek semua. “Aku sudah kedua kalinya loh pak beli di situ dan dapat yang jelek,” Seru playmaker Kpj itu dengan muka kecewa. Mahasiswa asal Bekasi itu berkisah bahwa dia membeli jeruk itu di pinggir jalan dekat pasar Moqottom, padahal, katanya sebelum beli dia menegur penjual jeruk itu bahwa dia dulu beli jeruk disitu dan diberi yang jelek-jelek. Penjual itu mengiyakan dan berkata mau memberi yang bagus tapi tanpa sepengetahuannya dia diberi lagi jeruk yang jelek-jelek.

Lalu teman dia, Sutrisno berkomentar “Pak, kalau membeli buah di Moqottom jangan beli di pinggir jalan, belilah yang di depan pasar atau samping pasar!, dulu aku beli bagus-bagus semua dan bisa mililih sendiri.” Di samping Trisno, Muhammad Alim berpesan “Jadi, kalau beli buah dan tidak bisa memilih kebanyakan  akan diberi yang jelek-jelek walaupun tidak jelek semua. Namun, sedikit banyak pasti dicampur dengan yang jelek.” Jelas  pria yang suka ketawa keras itu.

Begitulah cara sebagian penjual buah yang sering kita temui di seantero Cairo ini. Jadi, pembeli sebaiknya harus hati-hati jika ingin membeli buah. Hal semacam itu sudah lumrah di mesir dan itu bukan hanya menimpa pembeli jeruk dan jambu, tapi juga pembeli buah-buahan yang lain seperti anggur, strawberry, buah persik, dll. Karena di sini jarang sekali memperlakukan pembeli sebagai raja. Tapi sebaliknya, pejual adalah raja.

 Modus yang dipakai penjual buah itu tidak jauh beda, mereka hanya menata rapi buah yang bagus-bagus, sehingga kelihatan menarik dan yang melihatnya pasti banyak tertipu. Hal semacam itu biasanya kelakuan penjual buah tidak tetap, tapi kalau penjual tetap biasanya pembeli bebas memilih, dan perlu diingat kalau harga buah yang lebih murah tidak diragukan lagi rasanya pasti lebih kecut dan yang lebih mahal pasti lebih baik dan lebih manis.

Mesir yang gersang namun termasuk negara yang produktif menghasilkan beragam buah-buahan. Buah-buahan selalu bergantian tergantung musimnya masing-masing. Hal itu disebabkan di Mesir tidak ada hujan sehingga tanaman tidak terganggu hujan namun kaya air dari sungai Nil yang tak henti-hentinya mengalir, sehingga perairan bisa diatur tergantung kebutuhan pertanian dan hasilnya pun lebih maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates