Suara Fosikba
Oleh : Zainul Muttaqin
Kairo- Hari sabtu tanggal 14
April 2018, merupakan hari yang sangat berharga dan mengesankan bagi seluruh
anggota almamater FOSIKBA, karena pada hari tersebut mereka semua berbahagia dan
antusias dalam rihlah wisatanya mengunjungi berberapa destinasi sejarah kuno
dan tempat-tempat objek wisata yang
sering dikunjungi oleh para pelancong baik dari pribumi atau turis
seperti teman-teman anggota Fosikba sendiri.
Berangkat tepat jam 07:00 CLT
dengan Bus Pariwisata, di tengah perjalanan kami disuguhkan dengan berbagai pemandangan
indah (walaupun dari balik kaca bus) melewati daerah pedesaan kota Fayoum yang
nota bane dengan kesuburannya, keramahan dan kegigihan penduduknya dalam
bekerja diladang tempat mereka mengais mata pencahariannya.
Kincir air adalah tempat tujuan
pertama kali pada rihlah kali ini dan merupakan awal pertama kali kami
menginjakkan kaki di kota Fayoum yang konon katanya kincir air tersebut
merupakan kincir air bekas peninggalan Nabi Yusuf As. dalam mengalirkan dan
meratakan air dari sungai Nil ke daerah pertanian seluas 340.000 ha di kota
Fayoum tersebut.
Kemudian dilanjut dengan panorama
indahnya danau atau dikenal dengan sebutan buhairah yaitu sighat tasghir dari
bahr (laut kecil) yang disinyalir merupakan tempat tertelannya qarun beserta
hartanya-hartanya, yang awalnya hanya berupa lembah biasa tapi entah mengapa
bererapa tahun kemudian lembah tersebut terisi air yang tetap dan ada hingga
saat ini.
Istana qarun adalah tujun selanjutnya
dalam rihlah kali ini, istina qarun merupakan satu-satunya harta bekas
peninggalannya yang tidak ikut ditenggelamkan oleh Allah dan masih kokoh hingga
saat ini, sebagai peringatan untuk umat manusia. Istana tersebut terdiri dari
tiga tingkat yang digunakan olehnya sebagai tempat tinggal kerabat dekat dan
harta miliknya, tidak termasuk beberapa lapisan di bawah istana tersebut, karena
memang pada saat itu kami selain diawasi oleh juru kuncinya, juga tidak adanya
lampu penerang disetiap ruangannya, ditambah lagi suhu udara yang sangat panas
sekali; sehingga kami merasa tidak betah berlama-lama di dalamya. Tidak hanya
itu saja, dikatakan juga bahwa di dalam istana tersebut terdapat 360 bilik yang
menyamai 360 hari dalam setahun.
Air terjun adalah tujun akhir
pada rihlah kali ini, dan tercatat merupakan yang terlama dari pada objek
wisata sebelumnya berkisar antara tiga jam atau lebih, disana kami selain
disuguhkan dengan pemandangan air terjunnya juga dimanjakan dengan keindahan
pantainya yang menjadi tempat kunjungan favorit warga Mesir sendiri. Disana,
kita selain berwisata juga bisa berbincang-bincang dan bercengkerama dengan
warga setempat, bahkan banyak diantara mereka yang hanya sekedar minta foto
bareng dengan kami.
Rihlah yang tidak hanya sekedar
rihlah biasa, tapi rihlah yang diselingi dengan beberapa agenda kegiatan yang
juga diselipkan ditengah-tengah perjalanan kami. Tercatat ada berberapa
kegiatan yang terealisasi pada saat itu, diantaranya adalah shalawat, sambutan
dari ketua Fosikba ustadz Fahrur Razi
Zubaidi, sambutan dari dewan konsultatif dan diakhiri dengan pemberian
penghargaan pada salah satu anggota Fosikba terbaik dan teraktif dalam
jurnalistik. Mungkin itu saja cerita kami dalam rihlah ke kota Fayoum kali ini,
dan tetap ikuti suara Fosikba selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar