April 18, 2018

Darmawisata FOSIKBA Sebagai Penutupan Kegiatan Pra Termin II



Suara Fosikba

Oleh : Zainul Muttaqin

Kairo- Hari sabtu tanggal 14 April 2018, merupakan hari yang sangat berharga dan mengesankan bagi seluruh anggota almamater FOSIKBA, karena pada hari tersebut mereka semua berbahagia dan antusias dalam rihlah wisatanya mengunjungi berberapa destinasi sejarah kuno dan tempat-tempat objek wisata yang  sering dikunjungi oleh para pelancong baik dari pribumi atau turis seperti teman-teman anggota Fosikba sendiri.

Berangkat tepat jam 07:00 CLT dengan Bus Pariwisata, di tengah perjalanan kami disuguhkan dengan berbagai pemandangan indah (walaupun dari balik kaca bus) melewati daerah pedesaan kota Fayoum yang nota bane dengan kesuburannya, keramahan dan kegigihan penduduknya dalam bekerja diladang tempat mereka mengais mata pencahariannya.

Kincir air adalah tempat tujuan pertama kali pada rihlah kali ini dan merupakan awal pertama kali kami menginjakkan kaki di kota Fayoum yang konon katanya kincir air tersebut merupakan kincir air bekas peninggalan Nabi Yusuf As. dalam mengalirkan dan meratakan air dari sungai Nil ke daerah pertanian seluas 340.000 ha di kota Fayoum tersebut.

Kemudian dilanjut dengan panorama indahnya danau atau dikenal dengan sebutan buhairah yaitu sighat tasghir dari bahr (laut kecil) yang disinyalir merupakan tempat tertelannya qarun beserta hartanya-hartanya, yang awalnya hanya berupa lembah biasa tapi entah mengapa bererapa tahun kemudian lembah tersebut terisi air yang tetap dan ada hingga saat ini.

Istana qarun adalah tujun selanjutnya dalam rihlah kali ini, istina qarun merupakan satu-satunya harta bekas peninggalannya yang tidak ikut ditenggelamkan oleh Allah dan masih kokoh hingga saat ini, sebagai peringatan untuk umat manusia. Istana tersebut terdiri dari tiga tingkat yang digunakan olehnya sebagai tempat tinggal kerabat dekat dan harta miliknya, tidak termasuk beberapa lapisan di bawah istana tersebut, karena memang pada saat itu kami selain diawasi oleh juru kuncinya, juga tidak adanya lampu penerang disetiap ruangannya, ditambah lagi suhu udara yang sangat panas sekali; sehingga kami merasa tidak betah berlama-lama di dalamya. Tidak hanya itu saja, dikatakan juga bahwa di dalam istana tersebut terdapat 360 bilik yang menyamai 360 hari dalam setahun.

Air terjun adalah tujun akhir pada rihlah kali ini, dan tercatat merupakan yang terlama dari pada objek wisata sebelumnya berkisar antara tiga jam atau lebih, disana kami selain disuguhkan dengan pemandangan air terjunnya juga dimanjakan dengan keindahan pantainya yang menjadi tempat kunjungan favorit warga Mesir sendiri. Disana, kita selain berwisata juga bisa berbincang-bincang dan bercengkerama dengan warga setempat, bahkan banyak diantara mereka yang hanya sekedar minta foto bareng dengan kami.

Rihlah yang tidak hanya sekedar rihlah biasa, tapi rihlah yang diselingi dengan beberapa agenda kegiatan yang juga diselipkan ditengah-tengah perjalanan kami. Tercatat ada berberapa kegiatan yang terealisasi pada saat itu, diantaranya adalah shalawat, sambutan dari ketua Fosikba ustadz  Fahrur Razi Zubaidi, sambutan dari dewan konsultatif dan diakhiri dengan pemberian penghargaan pada salah satu anggota Fosikba terbaik dan teraktif dalam jurnalistik. Mungkin itu saja cerita kami dalam rihlah ke kota Fayoum kali ini, dan tetap ikuti suara Fosikba selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates