Februari 23, 2018

WAKTU; ANTARA KESEMPATAN DAN KELALAIAN





Seandainya ditanya:
Sudah berapa tahun umurmu?,

dan apa saja yang kau peroleh selama itu?

Maka akan terucap beberapa jawaban yang berbeda, mungkin sebagian akan menjawabnya dengan nada rendah dan  rawut wajah sedih, karena selama dia hidup dan mampu berfikir, tak banyak yang dia perbuat dan peroleh. Ya…… mungkin dia habiskan waktu yang dimilikinya dengan hanya bersantai dan menikmati tipuan dunia ini, tanpa berfikir bahwa kelaklah kenikmatan yang sesungguhnya. Ya……. Mungkin saja dia tertipu oleh luasnya waktu yang dimilikinya, sehingga dia lupa bahwa waktu terus berjalan hingga pada akhirya waktu mempersempit ruang aktifitasnya sendiri.

Dalam model yang seperti inilah seseorang banyak tertipu, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. :
عن ابن عباس – رضي الله عنهما – قال: قال رسول الله صلى الله وسلم : نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ. (أخرجه البخاري)                                                                                                                                                           
“dua nikamat dimana seseorang banyak tertipu akanya, nikmat sehat dan waktu luang”

Waktu luang menjadikan seseorang berfikir, antara melakukan sesuatu dan membuat rencana hebat, atau hanya diam menikmati waktu tersebut dalam rangka mengistirahatkan fikiran dan tubuhnya, dan berfikir bahwa sebentar lagi akan datang waktu-waktu khusus; dimana mereka terpaksa melakukan kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan orang lain untuknya.

Sangat di sesalkan jika mereka hanya berdiam diri saja, dan tak ada hasil yang diperoleh, karena mungkin setelah waktu luang itu habis, mereka akan merasakan penyesalan sebagaimana kebanyakan orang pada umumya. Dan itulah ke”rugi”an sebagaimana dalam firman Alla SWT. pada awal surat Al ‘Ashr:
والعصر إن الإنسان لفي خسر
Banyak sekali penafsiran tentang ayat pertama pada surat Al ‘Ashr ini, namun ada hal yang paling mencolok untuk dikaitkan dengan “kerugian bagi mereka yang menyia-nyiakan waktu luangnya”, yaitu antara:  Qosam dengan lafadz Al- ‘Ashr dan lafadz al- Khusr pada ayat kedua setelahnya. Telah menjadi maklum, bahwa Al-‘Ashr(waktu ashar) adalah waktu yang menjadi akhir dari waktu siang, dan tahukah kita bahwa siang adalah waktu untuk bekerja dan beraktifitas? Ya…… tepat sekali……, dan tahukah kita, jika, kita memiliki waktu lowong di siang hari dan kita menyia-nyiakannya kita akan rugi dan tak mendapatkan apa-apa? Ya……….. tepat sekali……...mengapa demikian….?karena belum tentu kita bisa berbuat dan beraktifitas di malam hari, yang memang tercipta sebagai waktu beristirahat dan melepas lelah. Dan begitulah Allah SWT. menggambarkannya dalam surat al-Ashr, dimana seseorang yang menyia-nyiakan waktu luang pada akhirnya hanya akan meraskan penyesalan dan kerugian.

Namun, tak semua orang meyia-nyiakan waktu yang mereka punya. Kita tahu bahwa, Ulama’ terdahulu semasa hidupnya mereka habiskan untuk ilmu, semisal: mengarang kitab berjilid-jilid di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sejenak kita akan berfikir merenunginya, dan pada akhirnya kita takjub pada pencapaian mereka yang fenomenal dan tak mampu kita capai itu.

Mungkin kita akan bertanya-tanya akan kemampuan mereka itu, kita tahu bahwa pada masa mereka tidaklah dijumpai fasilitas modern untuk mengabadikan karya-karya yang hingga kini tak mampu kita baca secara tuntas, dan mungkin sepanjang hayat ini, kita tak mampu membacanya melainkan hanya sebagian saja. Namun, mereka mampu melakukannya di masa hidup yang sebentar itu, dan menjadikan nama mereka masih tetap di ingat hingga sekarang. Maha benar firman Allah SWT. dalam surat Al-Ashra ayat ke 3: yang

إلاالذين آمنواوعملوا الصالحات وتواصوب الحق وتوا صوب الصبر
 “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati agar  senantiasa mentaati kebenaran dan saling menasehati untuk selalu bersabar.”

Tidak ada yang tidak mungkin, selama waktu masih tersedia dan kita mampu memanfaatkannya dengan baik. Lampu merah di jalan raya yang hanya berdurasi 1 menit, akan terasa lama jika yang menuggunya menganggap itu adalah hambatan, dan akan terasa sebentar jika diabaikan, namun jika kita manfaatkan untuk berfikir meskipun sesaat saja, maka akan memberikan dampak yang besar di masa yang akan datang. Insya Allah.

Ini adalah bukti bahwa, tak ada waktu yang sedikit, melainkan akan memberikan manfaat yang besar bagi mereka yang memanfaatknnya, dan tak ada waktu yang luas, melainkan akan memberikan kerugian bagi mereka yang menyia-nyiaknnya.

Oleh: Moch. Sholeh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates