Maret 28, 2018

,






















Marah merupakan sifat yang diberikan Allah SWT kepada manusia, marah merupakan tabiat atau kebiasaan yang tidak hilang dari prilaku manusia. Marah yang tercela adalah marah sebagai tindakan balas dendam demi dirinya sendiri. Allah swt berfirman:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ.  العمران ١٣٤.
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah senang kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134).

Dari ayat di atas Allah menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang termasuk Ahli surga, diantaranya adalah orang yang mampu menahan amarahnya ketika marah,  dan selalu memaafkan kesalahan orang lain. Banyak sekali riwayat yang menjelaskan tentang marah, diantaranya :

Hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ليس الشديد بالصرعة، إنماالشديدالذي يملك نفسه عندالغضب. متفق عليه.
Orang yang kuat bukanlah dengan bergulat, namun orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.”

Sebelum membahas lebih memdalam mengenai sifat marah, alangkah baiknya kita mengetahui definisi sifat marah itu sendiri.

Apasih marah itu ...???

Ada beberapa pengertian marah menurut beberapa ulama diantaranya Imam al-Jurjani:

وقال الجرجاني: الغضب هو تغيريحصل عندغليان دم القلب، ليحصل عنه التشفي للصدر.
"Marah ialah perubahan yang terjadi ketika darah dalam hati bergejolak untuk melampiaskan dendam di hati".

Sebagian ulama mengatakan :

هوغليان دم القلب، طلبا لدفع المؤذي عند خشية وقوعه، أوطلبًا للانتقام ممن حصل له منه الأذى بعد وقوعه.
"Marah ialah bergejolaknya darah dalam hati untuk menolak gangguan yang dikhawatirkan terjadi atau karena ingin balas dendam kepada orang yang menimpakan gangguan padanya".

Dari pengertian di atas pada dasarnya marah itu adalah sifat negatif, hampir semua orang tak suka pada orang yang memiliki sifat tersebut, begitu pula sebaliknya, orang lebih menyukai orang yang memiliki sifat pemaaf. tetapi ada juga marah yang bersifat positif bahkan merupakan keharusan.

Marah yang dilarang adalah marah yang dilatar belakangi oleh hawa nafsu, dendam, egoisme, fanatik buta. Bila seorang hamba menghadapi masalah hidupnya dengan kemarahan dan emosional, akan tertutuplah akal dan fikirannya yang akhirnya menimbulkan perkara-perkara yang tidak diinginkan. Rasulpun sangat mewanti-wanti kita untuk mengendalikan amarah, seperti sabda Nabi :

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم : أوصني، قال : لاتغضب.  فردد مرارا؛ قال : لاتغضب. رواه البخاري.
"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu a'nhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “ janganlah kamu marah !” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu marah!” HR Bukhari.

Allah swt berfirman:

ولولادفع الله الناس بعضهم ببعض لفسدت الأرض ولكن الله ذوفضل على العالمين. البقرة ٢٥١.
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” [Al-Baqarah 251].

Rasulullah bersabda :

لاتغضب ولك الجنة.
"Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga".

Juga, sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

من كظم غيظا وهوقادرعلى أن ينفذه دعاه الله عزوجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره الله من الحورالعين ماشاء.
"Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, maka pada hari Kiamat Allah  akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai".

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إذاغضب أحدكم فليسكت. رواه البخاري.
"Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam". HR Bukhari.

Adapun marah yang diperbolehkan ialah marah yang positif, yaitu marah karena Allah swt seperti kita marah terhadap musuh-musuhNya dari golongan Yahudi dan Nasrani, baik orang-orang kafir dan munafik. Marah yang terpuji jika motivasinya karena Allah tatkala aturan-aturan Allah dihina, seperti marahnya Nabi Musa as setelah kepergian Nabi Musa ke gunung Thur kemudian ummatnya membuat anak lembu yang terbuat dari emas lalu mereka jadikan sebagai sesembahan.

Hal terpenting yang harus kita tanamkan adalah mencintai karena Allah dan jika terpaksa kita marah, maka marahlah juga karena Allah.
Rasulullah SAW. bersabda:

الحب في الله والبغض في الله.
"Mencintai karena Allah dan marah karena Allah".

Wallahu A'lam.

Oleh: Zain Jakfar


Maret 27, 2018

,
























Pendidikan merupakan agenda yang strategis dari sekian banyak agenda dalam mewujudkan bangsa yang maju. Sektor pendidikan selalu menyita banyak perhatian bangsa. Karena sektor ini mampu menggerakkan sektor-sektor yang lain, dan selalu memberi banyak kontribusi bagi bangsa, serta sebagai penentu dari kemajuan bangsa dimasa depan.

Dengan demikian sebelum memperhatikan sektor-sektor yang lain, maka sektor pendidikan yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Bagaimana mungkin tanpa pendidikan yang bermutu akan mampu memajukan ekonomi bangsa, pembangunan, pemerintahan, dan lain-lain.

Mungkin tidak berlebihan jika pendidikan disebut sebagai investasi masa depan. Jika kita menilik kembali sejarah Islam. Puncak kegemilangan kepemerintahan Islam tercapai pada masa Dinasti Abbasiyah. Kemajuan pada masa itu  terdorong dari kemajuan di sektor pendidikan, terlebih pemerintah pada saat itu sangat memperhatikan sektor pendidikan, dan banyak dana yang disalurkan ke sektor tersebut, serta pula didukung oleh penerjemahan literatur-literatur Bahasa Persia dan Yunani ke Bahasa Arab; Sehingga kemajuan di bidang pendidikan pada masa itu sangat tampak.

Tidak hanya stagnan di bidang pendidikan saja, kemajuan pada masa Dinasti Abbasiyah juga terasa di beberapa bidang yang lain, seperti: kemajuan di bidang ekonomi, pembangunan, kedokteran, pemerintahan, dll. Hal tersebut ditandai dengan munculnya cendekiawan-cendekiawan muslim yang kompeten di bidang-bidang tersebut. Dan keilmuan-keilmuan yang berkembang pada masa itu masih tetap terasa hingga sekarang, dan selalu dikembangkan dari masa ke masa. Semua kegemilangan pada masa itu semakin menegaskan bahwa begitu penting dan besarnya pengaruh pendidikan terhadap kemajuan bangsa.

Berkenaan dengan penilaian kemajuan bangsa, pada awalnya kebanyakan dari masyarakat menilai bangsa yang maju dari segi pembangunan atau sumber daya alamnya. Namun pada abad ke-21 ini pandangan masyarakat mulai berpindah terhadap penilaian dari segi sumber daya manusianya. Karena tanpa didukung oleh SDM yang berkualitas, maka pembangunan dan SDA tidak akan terorganisir dengan baik. Dan salah satu bagian dalam mewujudkan SDM yang berkualitas yaitu harus ditopang dengan pendidikan yang berkualitas.

Sumber daya alam juga bagian dari penunjang kemajuan bangsa. Kita tidak bisa menutup mata atas ketersediaan hal tersebut, karena SDA juga bagian dari unsur dalam memajukan di sektor ekonomi dan sektor yang lain. Namun SDA bukan dari segalanya sebagai barometer kemajuan, karena SDA akan berkurang dan punah dengan beriringnya waktu berlalu. Beda halnya dengan sumber daya manusia, yang kualitas dan keilmuannya terus mengalir dan semakin berkembang dari masa ke masa, yakni dengan cara mentransformasi keilmuan ke generasi selanjutnya. Maka dari itu, untuk memanfaatkan dan memenej SDA dengan baik, dibutuhkan pendidikan yang bermutu.

Jika kita sebagai pelajar yang ingin memberikan kontribusi untuk kemajuan bangsa, maka kita harus bisa membangun dasar-dasar pendidikan yang baik, karena hal tersebut diharapkan dapat berkontribusi di bidang-bidang yang lain.

Tulisan ini kami buat untuk menyadarkan seseorang yang menganggap pendidikan hanya sebagai formalitas saja, yang menurutnya pendidikan bukanlah hal yang penting, dan tidak akan memberikan dampak besar bagi kehidupan. Dan tentunya tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan di sana-sini, serta penggunaan kata yang kurang tepat. Maka dari itu, dengan senang hati kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Meski demikian, besar harapan dari kami semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan bisa berkontribusi dalam memajukan bangsa.


Oleh: Hafidz Riyadi

Maret 25, 2018

,



















Apa itu cita-cita ?

Di pagi yang cerah dengan seyuman khasmu beserta lantunan ayat-ayat al Quran yang terucap dari bibirmu beserta suara indahmu yang membuat hatiku bergetar bagaikan kilatan guntur yang menusuk dalam dadaku, yang mana membuat  diriku sendiri terkesima mendengarkan suaramu dan menjadikanku semangat  pada pagi hari ini.  Ada apa akhi ?.. kok termenung lagi mikirin akhwat yaa..? ...iiih ngawur ajaniih...  ana gak papa kok kak. Cuman terasa enak aja mendegar suara lantunan al Qur an kakak. Oh iya kak , kakak hafalin al qur’an berapa tahun beserta qira’ah sab’ah asyarah wa arba’ata asyarahnya ?

Kok tawuu ?.. biasalah ana kan orangnya suka menghayal .

Akhi.... ana hafalin Alqur’an 3 tahun sejak kecil umur 13 tahun, menghafal mutun-mutun kiroahya 7 bulan dan mendalaminya sekitar 2 tahunan dengan menjaga keistiqamahan kakak dalam  qiraah tersebut. Wooow ahsan naass kakak cerdas kali..!! Iyalah soalya kakak keturunan darah ijo ke abu- abuan haa haa haa .

Akhi...sebenarnya kita ini hidup di Universitas kehidupan yang mana Allah telah tetapkan pada kita untuk berjuang dan semangat dalam mengapai cita-cita. Ohh iya...kakak pengen nanyak sesuatu tentang makna Cita-cita akhi, boleh akhi di finisikan dengan pemahaman akhi sendiri??. Insyaallah kak.

‘’Bismillahirrahmanirrahim’’

Cita-cita itu tak lebih hanyalah khayalan kak,  yang mana itu pastinya terlintas dalam individual setiap benak manusia, contoh kecilya saya pengen jadi pilot, pengen jadi tentera, pengen jadi hafidz, pengen jadi satrawan, dan pengen jadi ustadz dan lain-lain. Akan tetapi kebayakan dari kita sendiri tidak menyadari apa yang harus dilakukan dahulu sebelum beranjak dalam proses itu.
Itulah jawaban yang muncul dari benakku kak ?.

Menurut diriku sendirisih kita tak usah terlena-lena dalam memikirkan masa depan Itu. Cukup kita melaksanakan apa yang ada di depan kita dan apa yang telah Allah syariatkan pada kita, dengan mengoptimalkan shalat yang telah Allah wariskan pada Nabi kita untuk ummat ini, dengan kita melaksanakannya maka Allah akan memberikan apa yang kita inginkan .

Adapun untuk meraih cita-cita itu kita wajib tetap semangat dalam meraih, tetap sabar dalam ujian, tetap tabah dalam rintangan, tetap berdzikir dalam kesepian, tetaplah berdoa  walaupun belum di kabulkan oleh sang maha kuasa.

Adapun yang terpenting dalam kehidupan kita, janganlah terlalu memikirkan masa yang akan datang. Cukuplah kau memikirkan masa kini untuk persiapan masa depan.

Kak... apakah benar yang telah aku difinisikan tadi....??

Alhamdulillah hampir dekat dengan kebenaran.

Akhi, kau cukup bangkit untuk meraih apa yang kaun inginkan dengan tekat kuatmu karena kau hidup di Universitas kehidupan, jangan pernah meyerah sebelum melakukan, tinggalkan malas karena kau akan pulang ke negara asalmu, karena yang menunggu bukanlah calon istri akan tetapi ummat dan bangsamu .

( من جد وجد )                       
                  Siapa giat pasti dapat

Akhi, ana punya semboyan judul besarya

Siap-siap di medan sebelum di mulai

Ayolah kita berjuang
Untuk menggapai masa depan
Sebelum medan dimulai
Biar kau tak menyesal
Hidup itu hanya satu kali
Maka jadilah yang berarti
Biar kau bisa dikenali
Bagi orang-orang yang berarti

Hanya rabbi yang berarti
Dihidup dan matimu
Maka dekati ilahi
Biar kau di menggerti
Di hidup dan matimu
Hanya ilahi menolongmu

Tak perlu pusing masa lalu
Kekurangan tak perlu sesali
Yang penting kau terus lalui
Apapun yang menghalangi

Jadilah yang berarti
Untuk ummat dan bangsamu
Karna yang menanti bukan calon istri
Tetapi ummat dan bansamu.

Tak lama dari perbincanga kita berdua, ponselku berdering waminallayli fatahajjad bihi naafinatallak asaa ayyab asaka rabbuka maqomam mahmuda ...tahajjud ... tahajjud.. tahajjud.

Teryata yang tadi hayalah mimpi, akan tetapi semuaya ada hikmah bagiku dan mungkin bagi orang yang  membaca tulisan budiman ini. AMINN .
25 Maret – 2018 M
                  Oleh :  Sang pejuang subuh
                                                                                                                                                  FAJAR FADHIL

Maret 20, 2018

,



Pada awalnya tanah Paletina khususnya Yarussalem merupakan tempat suci untuk orang Yahudi, Nasrani dan Muslim, alasannya adalah karena sebagian besar Nabi-Nabi Allah adalah yang diutus untuk memperingatkan manusia di tanah suci ini. Menurut sejarah, manuskrip kuno, dan lembaran kitab suci “Nabi Ibrahim dan beberapa pengikutnya pertama kali pindah ke Palestina yang kemudian dikenal sebagai Kan’an yaitu pada abad ke 19 SM”. Al Qur’an menunjukkan bahwa Nabi Ibrohim diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang saat ini dikenal sebagai al Kholil  (hebron) bersama Nabi Luth AS. Nabi Ibrahim hijrah ke Palestina disebutkan dalam al Quran 21: 69 – 71:

قلنا يا نار كوني بردا وسلاما على إبراهيم "69" وأرادوا كيدا فجعلناهم الأخسرين "70" ونجيناه ولوطا إلى الأرض التي باركنا فيها للعالمين"71"

Daerah ini yang digambarkan sebagai “tanah yang kami berkati” diterangkan dalam al Qur’an yang hal tersebut mengacu kepada tanah Palestina. Sebelum Nabi Ibrahim masuk ke dalamnya bangsa kan’an atau yang disebut dengan Negeri Palestina adalah penyembah barhala, kemudian Nabi Ibrahim memberikan keyakinan kepada mereka untuk meninggalkan kekafirannya dan mengakui adanya satu tuhan. Menurut sumber-sumber sejarah, beliau mendirikan rumah untuk istrinya Hajar dan putranya Ismail di Mekah, sementara istrinya yang lain yaitu Sarah dan putranya Ishaq tetap di Kan’an (Palestina).

 Putra Nabi Ishaq yaitu Yaqub pindah ke Mesir selama putranya Nabi Yusuf diberi tugas kenegaraan. Setelah Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara yang menurut sejarah difitnah, beliau menunjukkan dirinya sebagai kepala bendahara Mesir, hingga pada saat itu Bani Israil hidup dengan damai dan aman di Mesir. Suatu hari tibalah keadaan berubah setelah berlalunya waktu yaitu dimasa pemerintahan Fir’un yang memperlakukan Bani Israil dengan kekejaman yang dahsyat, Allah menjadikan Nabi Musa selama masa itu dan memerintahkannya untuk membawa mereka keluar dari Mesir.

Nabi Musa meminta Fir’un untuk meninggalkan keyakinan kafirnya dan menyerahkan diri kepada Allah serta membebaskan Bani Israil, namun fi’run tak menghiraukan dan kekejamannya semakin bertambah dengan memperbudak Bani Israil, mempekerjakan mereka hingga hampir mati dan kemudian memerintahkan dibunuhnya anak anak laki-laki.

Fir’un memberi pernyataan kepada Nabi Musa untuk mencegah rakyatnya agar tidak menjadi pengikutnya, Fir’un juga mengancam akan memotong tangan dan kakinya secara bersilangan apabila rakyatnya tidak menerima pernyataan tersebut. Akhirnya Nabi Musa dan kaumnya berhasil meninnggalkan Mesir dengan pertolongan mukjizat Allah sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di semenanjung Sinai dan timur kan’an, disebut dalam al quran :5 : 21

يا قوم ادخلوا الأرض المقدسة التي كتب الله لكم ولا ترتدوا على أدباركم فتنقلبوا خاسرين 

Setelah Nabi Musa dan Bani Israil tetep berdiam di kan’an (Palestina) dan dilanjutkan oleh masa pemerintahan Nabi Daud. Menurut sejarah Nabi Daud menjadi raja Israil dan membangun sebuah kerajaan yang amat berpengaruh terhadap rakyat kan’an pada masa itu, selama pemerintahan putranya Sulaiman  batas Israil diperluas dari sungai nil di selatan hingga sungai eufrat di Negara Syiria.

Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israil dalam berbagai sektor terutama arsitektur di Yarussalem, Nabi Sulaiman membangun sebuah istana yang luar biasa kemudian setelah beliau wafat Allah mengutus banyak Nabi kepada Bani Israil meskipun sebagian umat mereka  tidak mendengarkan dan menghianati Allah SWT. Ini tercantum dalam al Quran 48 : 26

إذ جعل الذين كفروا في قلوبهم الحمية حمية الجاهلية فأنزل الله سكينته على رسوله وعلى المؤمنين وألزمهم كلمة التقوى وكانوا أحق بها وأهلها وكان الله على كل شيئ عليما

Karena kemerosotan akhlaq, kerajaan Israil yang berjaya mulai memudar dan ditempati oleh orang-orang penyembah berhala bahkan bangsa Israil yang ada pada saat itu juga dikenal sebagai Yahudi yang diperbudak kembali. Al hasil, Palestina dikuasai oleh kerajaan Romawi dan diutuslah Nabi Isa as untuk mengajak Bani Israil agar meninggalkan kesombongan, tahayul, dan penghianatannya serta hidup menurut agama Allah. Sangat sedikit orang yahudi yang meyakininya, sebagian besar Bani Israil mengingkarinya, bahkan Nabi Isa mengalami penderitaan karena oleh perilaku kaum Yahudi, seperti disebutkan dalam al Quran 5: 78  

لعن الذين كفروا من بني إسرائيل على لسان داود وعيسى ابن مريم ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون

Ayat tersebut mengandung makna bahwa diantara Nabi Bani Israil yaitu Nabi Daud dan Nabi Isa, namun Nabi Isalah tergolong yang paling menderita ditangan orang orang Yahudi, penghianatan orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa mencapai puncaknya ketika beliau disalib, sedangkan penderitaan yang dialami oleh nabi daud adalah karena kaumnya tidak tahu berterima kasih dan selalu menyayat hatinya dengan penuh kepedihan. Nabi Daud dan Nabi Isa mengutuk mereka, kutukan Nabi Daud mengakibatkan Bani Israil dihukum oleh bala tentara Nebukadnezar yang menghancur luluh Bani Israil dan membawa Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 SM, dan sebagai kutukan Nabi Isa mereka ditimpa bencana dahsyat oleh tikus yang menaklukkan Bani Israil (Yarussalem) sekitar tahun 70 Masehi, menghancurkan kota dan menodai rumah ibadah dengan darah sembelihan babi, binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi. Akhirnya, Allah mempertemukan mereka orang orang yahudi dengan bangsa Romawi yang menjadi sebab terusirnya mereka semua keluar dari palestina.

Oleh: Ali Imran



Maret 19, 2018

,
















Hidup memang penuh dengan rintangan dan godaan, seakan-akan insan harus mendaki gunung untuk menyeberangi hal-hal yang tak di inginkan, tapi apakah bisa? di dunia ini Allah menurunkan penyakit disertai dengan obatnya, jadi jangan menganggap bahwa sesuatu tidak akan pernah dicapai atau penyakit tidak akan pernah diobati dan diatasi sekaipun telah berusaha,  justru sebaliknya maka dari ini Allah berfirman:

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تفلحو ن
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Ulama menafsirkan jihad dalam ayat tersebut salah satunya adalah jihad didalam menahan nafsu,  selain jihad fisabilillah, nafsu juga termasuk sebagian dari jihad, berbicara tentang nafsu, nafsu berasal dari bahasa arab yaitu nafsun (kata mufrod)  jamaknya anfus atau nufusun dan lafad ini dapat diartikan roh, nyawa, tubuh dari seseorang, darah,  niat orang, kehendak atau keinginan yang kuat (kecenderungan atau dorongan hati yang kuat). Secara istilah nafsu adalah sesuatu yang lembut pada diri seseorang yang menimbulkan keinginan-keinginan seseorang atau dorongan-dorongan hati yang kuat untuk memuaskan kebutuhan hidupnya baik jasmani maupun rohani. Nafsu juga bisa diartikan sebagai suatu kesenangan jiwa di dalam apa yang diinginkannya dan dicintainya baik kaum adam maupun hawa,  sehingga apabila nafsu sudah melekat atau menghipnotis diri mereka niscaya mereka bagaikan Zionis  dalam mencapai keinginannya, maka dari ini Allah berfirman:

وما أبرئ نفسي إن النفس لأمارة بالسوء إلا مارحم ربي إن ربي غفور رحيم

Artinya: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu mengingat akan kebesaran Tuhannya merekalah yang bisa mengendalikan akan hawa nafsunya,  akan tetapi sangatlah sedikit orang-orang yang seperti demikian,  sehingga banyak dari kaum adam maupun hawa yang terperangkap oleh hawa nafsunya dalam melakukan berbagai dosa. Allah berfirman:

وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى فإن الجنة هي المأوى
Artinya: Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).

       Imam Ghazali berpendapat bahwa nafsu itu terdiri dari 4 bagian:

  1. Keserakahan nafsu terhadap harta benda.
  2. Nafsu amarah akan membakar dan membutakan.
  3. Kesenangan duniawi akan mendorong nafsu.
  4. Nafsu shahwat.
Maka dari bagian-bagian di atas, manusia akan berlomba-lomba di dalamnya tanpa memikirkan akibatnya, baik nafsu terhadap harta benda, amarah ataupun nafsu di dalam syahwat. Bagaimana caranya agar kita terhindar dari hal-hal tersebut?, maka jawabannya gampang yaitu tanya terhadap hati kita dengan tulus, introspeksi diri (محاسبة النفس  ( dan selalu mengingat akan kebesaran Allah dan apa-apa yang telah Allah berikan kepada kita. Kemudian Ibnu Qudamah berpradigma perihal nafsu bahwasanya: “nafsu itu diciptakan bukan tidak ada faidahnya, melainkan sebaliknya, dalam artian nafsu diciptakan pasti ada faidahnya. Seandainya tidak ada nafsu makan, niscaya manusia akan kelaparan, seandainya tidak ada nafsu seksual, niscaya tidak ada istilah keturunan. Yang salah itu adalah nafsu yang berlebih-lebihan, maka seyogyanya dan sejatinya bagi kita semua untuk memanfaatkan nafsu dengan sebaik mungkin.


                     Oleh: Hidayat El-shirazy


Maret 18, 2018

,


Superstition menurut Cambridge dictionary adalah sebuah keyakinan terhadap sesuatu yang tidak berdasarkan akal manusia atau ilmu pengetahuan, akan tetapi berkaitan dengan keyakinan nenek moyang terdahulu tentang sihir. Sedangkan kamus lain menjelaskan superstition yaitu ketakutan irasional terhadap sesuatu yang tidak diketahui dasarnya, bersifat misterius dan berhubungan dengan agama-agama tertentu.

Dari pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa superstition atau takhayyul adalah sebuah kepercayaan yang diyakini adanya dampak buruk atau baik dari kejadian tersebut. Bicara masalah yang berkaitan dengan keyakinan seseorang terhadap sesuatu memang sangat sulit untuk mengusirnya begitu saja, sama halnya kita tumbuh dengan ajaran islam kemudian seseorang tiba-tiba mengajak kita untuk memnganut agama lain otomatis kita berat hati karena akal kita juga tidak mudah mempercayai hal baru yang belum kita ketahui meskipun yang ngajak kita adalah teman yang kita kenal dengan baik dan membutuhkan proses yang sangat rumit. Maka dari itu percaya dengan hal-hal takhayyul yang sudah diwariskan nenek moyang terdahulu juga tidak mudah lepas begitu saja dari ingatan dan tradisi lingkungan dan sekitarnya. Lebih tepatnya kita sebagai pelajar harus berhati-hati betul dalam hal menggali informasi-informasi, baik dalam hal yang berkaitan dengan sosial, budaya, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. karena kita perlu bukti hal itu konkrit atau tidak, apalagi menyangkut akidah bahkan beberapa ulama tidak membolehkan hanya sekedar taklid saja, dalam hal akidah harus tahu sumber dalilnya yang itu pun harus butuh proses yang sangat rumit. Beberapa kalangan mereka tidak terlalu menghiraukan kebenaran sesuatu yang mereka yakini, karena mentalitas manusia menurut Dr. Ali Goma dalam kitabnya Mukawwanat Al-Aql Al-Muslim dibagi menjadi dua:

1.      Mentalitas Ilmiah

Kata ilmiah secara etimologi bahasa arab yaitu dinamakan masdar sina’i yang artinya adalah memahami sebuah gagasan secara detail, contohnya: kata zira’iyah artinya adalah kata yang mencakup semua yang berkaitan tentang bidang pertanian, begitu pula dengan kata sina’iyah dan lain lain. Kata al-ilm sendiri itu artinya adalah pengetahuan yang kuat dan kokoh sesuai dengan realitas yang bersumber dari pada dalil. Kalau kita mengkaji lagi kata al-ilm tidaklah bertentangan denga kata science akan tetapi kata al-ilm lebih luas cakupannya, sedangkan science sendiri bersifat empiris yang tidak lain adalah sebuah istilah yang juga termasuk dari ilmu itu sendiri.  Sumber dari pada ilmu itu sendiri yaitu Allah SWT. yang mana ia menganjurkan untuk tidak puas diri dalam mempelajari suatu ilmu dan mendalaminya, sebagaimana dalam al-qur’an kata al-ilm itu diulang sebanyak 400 kali yang secara tidak langsung ilmu itu sangat esensial bagi keberlangsungan hidup kita, para Nabipun diajarkan disiplin ilmu, contohnya; pada nabi Adam dalam surat (al-baqarah:31), pada nabi ibrahim dalam surat (maryam:43), bahkan kepada malaikat surat (al-baqarah:32).

2.      Mentalitas Khurafiyah

Kata khurafat sebagaimana disebutkan dalam hadits dari sayyidah Aisyah ra. bahwa Rasulullah SAW. menjelaskan khurafat itu “konon pada zaman jahiliah ada seorang  pemuda yang mempunyai jin dan diceritakannya kepada mereka cerita-cerita yang menakjubkan yang telah dia lihat bersama jin tersebut, maka dikatakanlah hadist ini hadist khurafat (HR. imam Ahmad).” Khurafat adalah nama seseorang yang hilang, kemudian datang dan berkata:jin berbisik kepadaku dan bercerita hal yang menakjubkan. Kemudian setiap seorang yang mengatakan hal-hal yang mustahil maka dinamakan “khurafat”.

Ada beberapa hal yang memicu kabar itu menjadi khurafat karena hanya bermodalkan beberapa poin sebagai berikut:
a.       Praduga dan ilusinasi
b.      Didominasi oleh khurafat peradaban nenek moyang yang bersifat turun temurun.
c.       Israilliyat (berita yang bersumber dari ahli kitab yaitu Yahudi dan Nasrani yang diperoleh dari kisah-kisah nenek moyang mereka yang kini merusak tatanan turast islam).
d.      Periwayatannya dhoif  dan maudu’i (lemah), akan tetapi tidak semua yang dhoif itu mengandung khurafat.

Keempat faktor ini yang sangat besar pengaruhnya terhadap pemikiran masyarakat pada umumnya, dan pasti sangat berkaitan erat dengan hal-hal seperti di atas karena sudah menyatu dan menjadi bagian dari hidup itu sendiri sebagaimana wanita dengan make upnya. Tidak sedikit manusia hampir diseluruh dunia mempercayai hal ini bahkan tidak hanya Indonesia yang masih kental dengan superstations  bahkan Negara Paman Sam, Jerman, India dan lain-lain tidak kalah kentalnya, sampai kemudian beberapa media Amerika sendiri sempat melakukan experimen berkaitan hal itu yang konon kalau kita memecahkan kaca, atau berjalan dibawah tangga dan menaburkan atau menumpahkan garam maka hidup kita selama tujuh hari kedepan akan sial dan gelisah, buktinya mereka selama itu tidak ada hal aneh terjadi sebagaimana yang diyakini. Beragam superstations yang masih detik ini berlaku di berbagai negara yang tentunya berbeda sesuai dengan lingkungannya, dan tidak sedikit pula hampir seluruh dunia mempercayainya, sama seperti jika kita membunuh kucing hitam atau tidak sengaja menabraknya, maka hidup kita akan sial dengan kata lain bad luck, tentunya hal ini akan mengundang kegelisahan bagi pelakunya, dan tentu itu kurang rasional.

 Meskipun ada Negara yang mencoba memiliki alasan ilmiah seperti Negara India, mereka mempunyai alasan rasional atas apa yang dipercayainya, seperti halnya larangan menyapu dipetang hari jika dilaksanakan maka akan mengalami kesulitan bagi pelakunya, alasan rasionalnya adalah kalau kita menyapu pada waktu itu takut ada barang berharga yang ikut terbuang. Begitupun perempuan dilarang bekerja selama masa periode; untuk membiarkan mereka istirahat dan lain-lain. Fine, tapi ketika ada superstitions yang sangat berdampak terhadap sosial dan lingkungan, contohnya: angka 13th Friday atau angka 13 sendiri bagi masyarakat Amerika sangat mempunyai dampak buruk sampai-sampai ada beberapa hotel disana yang sengaja tidak mencantumkan lantai 13 akibat parno terhadap angka tersebut yang  mereka sebut bad luck atau triskidekaphobia sebab ada faktor yang melatar belakanginya,  konon karena setiap terjadinya berbagai insiden selalu bertepatan pada  tanggal diatas. Tentunya masalah di atas tidak mudah bagi mereka untuk menghindarinya, akan tetapi menurut penulis hal seperti ini tidak usah terlalu diaplikasikan didalam kehidupan sehari-hari karena akan berdampak terhadap keberlangsungan hidup dan selama tidak terjadi hal yang mengerikan, ya nikmati saja hidup ini. Mungkin disisi lain mereka hanya berantisipasi takut terjadi hal yang serupa.

Good luck yaitu kepercayaan yang baik. Hal ini akan mendatangkan sebuah keberuntungan, contohnya: ketika kita menemukan uang koin maka diyakini akan mendatangkan pertanda yang baik yaitu kita akan menjadi kaya. Well, Negara Indonesia yang dikenal dengan Negara muslim terbesar didunia masih kental dengan superstationsnya dengan berbagai macam jenis tidak hanya dilingkungan desa bahkan lingkungan kotapun mengalami hal serupa karena bukan hanya faktor lingkungan akan tetapi keyakinan yang ada dipikiran mereka yang kemudian dibawa keberbagai macam tempat yang nantinya akan menyebar luas. Sejauh yang penulis ketahui memang superstations yang ada di Indonesia sendiri kurang masuk akal, geli, lucu. Begitu kira-kira ekspresi yang akan kita rasakan ketika mendengar hal tersebut.  Salah satu contohnya adalah jika kita masih menyandang  gelar jomblo bagi kaum hawa kemudian menyanyi di depan tungku atau kompor kelak dapat calon suami yang berkumis (tua). Oh my god ngeri bukan?,  ada yang lebih parah pemirsa, kalau kita duduk di ambang pintu pertanda lelaki yang hendak meminang kita akan balik arah tidak jadi meneruskan niatnya, upsss!! Makanya jika ada perempuan mau duduk diambang pintu atau sekedar berdiri mereka masih berpikir seribu kali, apalagi mereka yang sudah masuk kategori sanah rabe’ah fi Kulliyah, bad luck guys! don’t ever do it, ingat ini menyangkut masa depan loh.

Salah satu faktor yang memicu superstitions menjadi melekat di hati para pemercayanya adalah dicetuskan oleh agama-agama tertentu, seperti ketakutan kaum kristen  terhadap angka 13 disebabkan oleh disalibnya Jesus pada tanggal itu. Maka dari itu kalangan Kristen sendiri sangat tidak mau bersentuhan dengan angka tersebut, faktor lainnya ialah  bersumber dari agama Pagan. Mereka juga percaya bahwa mengetuk pohon merupakan perbuatan yang baik karena kepercayaan mereka pohon mempunyai energi positif dan dapat memberikan keselamatan serta perlindungan, seperti halnya mereka mengetuknya dan bermunajat untuk keselamatannya, ini berlaku sepanjang dari Negara Rusia sampai Irlandia. Akan tetapi disisi lain superstitions ini sebenarnya tidak berkaitan dengan agama mereka. Namun, insiden atau asosiasi semata seperti ketakutan masyarakat Italia dengan angka XVII jika dibalik itu menjadi VIXI yang artinya “kematian”. Begitu pula angka 14 bagi masyarakat Jepang dan Korea. Sedangkan menurut Islam sendiri hal-hal diatas tidak ada kaitannya dengan keberuntungan seseorang, karena hal itu adalah hakAllah SWT. untuk hambanya. Mungkin contoh-contoh diatas pantas bagi kaum yang tidak beragama dan tidak percaya adanya tuhan(Ateis), yang mana mereka hidup atas keyakinannya masing-masing tanpa harus ada undang-undang dasar agama yang mengaturnya. Akan tetapi bagaimana dengan umat muslim sendiri yang masih kental dengan yang namanya superstitions. Sedangkan kita makhluk Allah SWT. dan umat Nabi Muhammad SAW. yang diutus lengkap dengan al- Qur’an dan Sunnah yang menjadi cahaya dan sandaran hidup kita. Lantas kenapa yang terjadi justru mempercayai hal-hal yang tidak rasional ini?. Sebenarnya kepercayaan yang sudah berakar ini bisa kita jauhi dengan  menyadari bahwa hal tersebut tidak ada manfaatnya. Bisa dikatakan Superstatitions adalah salah satu cara setan merasuki cara berpikir manusia dalam bidang aqidah dan keyakinan dalam beragama. Ibn Jauzi dalam kitabnya talbisul iblis membagi dua poin tentang bagaimana setan merasuki umat manusia dalam keyakinannya, sebagaimana hal serupa telah disebutkan di atas, Pertama: taklid terhadap nenek moyang dan umat terdahulu. Kedua: menggali pengetahuan yang tidak jelas sumbernya yang akhirnya manusia mencampur adukkan antara hak dan batil yang berakhir sesat.

Tentu masalah ini tidak semata-mata muncul dengan sendirinya, pasti ada bibit yang ditanam sebelumnya. Negara kita Indonesia sudah menjadi mantan jajahan oleh beberapa negara lain. Secara tidak langsung budaya, tradisi serta keyakinan mereka juga dibawa kedalam negara kita, yang kemudian menanamkannya dalam pemikiran umat hingga berakar dan menjadi warisan generasi saat ini. Sudah pasti kepercayaan-kepercayaan ini tidak berdasarkan ajaran islam. Setan mempunyai cara tersendiri untuk bagaimana merusak umat manusia di muka bumi ini dengan meyakinkan mereka bahwa dalil-dalil itu sama dan lemah kebenarannya, maka dari itu jalan satu-satunya adalah dengan cara mentaklid itu sendiri. Dengan cara ini mereka sukses besar, korbannya pun tak terhitung seperti halnya Yahudi dan Nasrani mengikuti nenek moyangnya yang akhirnya bergelut dalam kesesatan, begitupun dengan  orang jahiliyah yang tetap bersikukuh memilih agama nenek moyangnya dan mengabaikan risalah nabi Muhammad SAW. sebagaimana Firman Allah SWT. dalam surat al-Zukhruf ayat 22-24: Bahkan mereka berkat; “sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu agama, dan kami mendapat petunjuk untuk mengikuti jejak mereka, dan demikian juga ketika kami mengutus seorang pemberi ingatan peringatan sebelum engkau (Muhammad) dalam suatu negri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) selalu berkata, “sesungguhnya kami mendapati nenek moyang kami menganut suatu (agama) dan sesungguhnya kami sekedar pengikut jejak-jejak mereka”.

Topik ini mungkin bagi beberapa kalangan tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari, akan tetapi setelah kita benar-benar memperhatikan bagaimana cara mereka meng-aplikasikan kepercayaan itu seolah-olah larangan itu sudah tercantum di dalam hadits bab sekian dan nomer sekian, padahal tidak demikian adanya. Sejauh pemikiran penulis mungkin superstitions ini lebih mengajarkan bagaimana kita berinteraksi dan bersosial dengan baik dan bagaimana agar kita menjadi orang yang lebih bertanggung  jawab dan berhati-hati dalam ber-muamalah apalagi bagi kaum wanita yang memang butuh perhatian lebih dalam hal bersosialisasi, akan tetapi ketika kita melakukan hal di atas seakan kita berdosa dan melakukan hal yang dianggap aib dikarenakan dampak buruknya. Dari kejadian tersebut juga seolah-olah mereka lebih mengetahui apa yang akan terjadi pada diri kita dari pada Allah yang maha esa dan itu termasuk juga bersu’udzan (buruk sangka) kepada-Nya. Jikalau memang hal yang diyakini mereka benar terjadi berarti itu dampak buruk atas su’udzan mereka terhadap Allah SWT. Dalam hadist disebutkan, diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. (الخ....(أنا عند ظن عبدي بي HR. Imam Bukhari dan Muslim.  Sudah jelas hadist tersebut menerangkan bahwa jika kita berpersangka baik kepada Allah SWT. maka tuhan akan membalas hal yang serupa dan begitupun sebaliknya. Intinya adalah tidak perlu khawatir akan terjadinya hal buruk terhadap diri kita di masa yang akan datang selagi kita berpasrah diri kepada sang Maha Penyayang dan yakin bahwa Allah SWT. akan selalu menjaga hambaNya dimanapun berada.

Don’t forget to leave the comment below!!

Oleh: NURUL IDA HIDAYATI


Follow Us @soratemplates